Kesaksian Jupiter Fortissimo
Jupiter salah satu selebritis muda yang percaya kepada
Kristus akhirnya hidupnya dipulihkan karena kasih Tuhan Yesus. Ia adalah salah
satu dari banyak selebritis Kristen yang pernah atau masih berkubang dalam
kehidupan sex sejenis. Salah seorang teman mengaku pernah berhubungan dengannya
dan berkata memang Jupiter status sex nya Top (maksudnya seperti pada hubungan
pria-wanita, maka dalam hubungan sex sejenis, ia menjadi pria nya dan
pasangannya menjadi wanitanya). Tidak mudah mengakui kehidupan kelam seseorang
terlebih lagi seorang selebritis. Semoga kesaksiannya menjadi berkat bagi para
selebritis Kristen lainnya yang masih menjalani kehidupan sex bebas terlebih
lagi sex sejenis. Marilah kita berdoa untuk Jupiter dan para artis Kristen lainnya.
Jupiter Fortissimo
Joshua Jupiter Fortissimo Jansen Talloga, yang akrab
dipanggil Jupiter, lahir 3 Februari 1982, secara luarbiasa menceritakan sisi
gelap kepribadian yang ia jalani. Dalam acara silet dan ceriwis, Jupiter
menceritakan pengalaman hidupnya sebagai seorang gay dan drug addict yang mengalami kasih Tuhan sehingga hidupnya di
ubahkan.
Dengan expresi yg passionate,
Jupiter memberikan kesaksian bagaimana kebesaran Tuhan melepaskan dirinya dari
lingkaran jerat dosa yang mengikat hidupnya. Jupiter berkata bahwa Tuhan itu
menciptakan manusia, laki-laki – perempuan dan lain dari itu tidak ada. Jadi
ngaak ada istilah “emang km udah lahirnya gay or lesbi or banci” – pasti ada
akar penyebab kenapa hal itu bisa terjadi. Bagi Jupiter hal itu karna dia tidak
memiliki kasih bapa dan iblis mencuri kesempatan di sini menaruh benih gay di
masa kecilnya, yang akhirnya menguasai hidupnya. Dunia hiburan semakin
menjerumuskan dia lebih dalam kepergaulan sex yang menyimpang dan di tambah
ikatan narkoba sampai-sampai dia mengalami overdosis 3 kali namun Tuhan masih
menyelamatkan dia. Sampai akhirnya dia mengalami suatu titik balik yang adikodrati,
secara tahap demi tahap dia di pulihkan dari gay dan drug addict.
Salah satu pernyataan yang nendang banget bahwa Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan
membenci perbuatan homoseksual dan mereka yang melakukannya tidak akan mendapat
tempat di kerajaan-NYA. Namun juga Tuhan mengasihi kaum Gay dan tidak ada waktu
yang terlambat untuk bertobat. Tuhan Yesus sanggup untuk memulihkan menjadi
kudus dan berkenan. Jupiter yang mempunyai nama baptis Joshua sekarang menjadi
tentara Tuhan yang siap untuk membawa kembali mereka yang tersesat dalam gay lifestyle – drug addict berbalik dan
meninggalkan dosa mereka.
Kesaksian
yang Berkemenangan
Purnama Malau, Abu dhabi UAE
Keluarga Broken-Home
Perceraian orang tuanya membuat Jupiter Fortissimo Jansen Talloga, bintang sinetron
dan model ini masuk dalam dunia semu dan laknat. Di pinggir kolam renang apartemen ITC Permata Hijau Tower A di lantai
8, Jupiter Fortissimo Jansen Talloga, 26 (2008), muncul. Wajahnya nampak
cerah. Di bahu bergayut tas backpack, Tangannya memegang Alkitab yang bersampul
kulit sapi, warna coklat. Ia baru saja
pulang kuliah.
"Semenjak
aku menceritakan kehidupanku yang kelam
17 Desember 2007. Hidupku jauh lebih tenang,"
ujar pria kelahiran Jakarta, 3 Februari
1982 Ditingkahi suara derai hujan, Jupiter menumpahkan rangkaian perjalanan hidupnya pada Witri
Suarti dari Tabloid Wanita Indonesia. Mami Papi Cerai Cerai, adalah kata yang paling aku
benci. Karena perceraian inilah yang menjerumuskanku ke
dunia yang kelam. Mamiku melahirkan 4 anak, aku anak ketiga. Mami
beberapa kali kawin cerai. Sehingga, aku dengan saudara-sauadaraku,
satu kandung, namun lain bapak. Aku tak ingat, berapa tahun usiaku ketika Papi dan Mami bercerai. Yang jelas waktu itu aku belum sekolah,
mungkin masih balita (bawah lima tahun).
Namun, saat itu aku merasakan kesedihan.
Waktu Papi dan Mami masih bersama, kami tinggal di Jakarta. Hingga suatu hari aku dan tiga kakak, dan 1 adik ikut dengan Mami untuk
menetap di Medan. Kami tinggal
bersama-sama orang tua Mami dan
Tante. Di situ juga ada pembantu rumah
tangga, dan dua orang pengasuh laki-laki,
yang biasa aku panggil Oom. Di masa
itu, masih kuingat Mami bekerja keras untuk menghidupi aku dan saudara-saudaraku. Dia wanita yang kuat, bayangkan bolak
balik Jakarta Medan, untuk menyambung
hidup kami, bekerja di sebuah MLM (Multi Level Marketing) Walau sibuk,
tiap minggu mami tak pernah lupa
mengajak kami ke Gereja.
Pelecehan
Seksual
Kata banyak orang, sejak kecil, aku paling cute dibanding saudara-saudaraku.
Sehingga banyak orang gemas dan ingin mencubit pipiku. Namun suatu hari sebuah kejadian
menimpaku. Kejadian ini mempengaruhi perkembangan
diriku di masa depan Saat Mami, pembantu rumah tangga, nenek dan Tante pergi. Ketika itu hanya ada aku dan saudaraku yang lainnya yang masih
kecil. Kami semua dititipkan oleh para pengasuh. Aku
masih ingat, saat itu aku tengah tidur siang,
pengasuhku datang dan tidur di
sisiku. Kemudian Ia mulai mengelusku dan
lama-kelamaan terjadi pelecehan seksual padaku. Waktu itu, aku masih terlalu kecil untuk
mengerti apa arti dari perlakuannya itu.
Aku juga tak cerita pada Mami atau pada
orang lain. Aku pikir, perlakuan pengasuh itu sebagai ekspresi kasih sayang
pria dewasa. Ia mendekatiku dengan penuh kasih sayang. Aku tak tahu apakah hal ini harus ditanyakan
pada Mami. Lagipula, bagi anak sekecilku saat itu, perlakuan itu tidak kasar. Karena aku tak pernah bertanya dan diam saja,
kedua pengasuh laki-laki itu menjadi sering melakukan pelecehan seksual. Setiap
hal itu dilakukan padaku, aku merasa bahwa hal itu wajar. Kalau
ingat peristiwa ini saat ini, huekk! Aku ingin muntah dan marah. Iblis telah
mengoyak-ngoyakku sejak aku balita.
Jatuh
Cinta
Saat duduk di kelas 1 SMP, Mami mengajak aku dan saudaraku pindah ke Jakarta. Saat itu, aku tak tahu
apakah aku harus bersyukur atau tidak jauh
dari dua pengasuhku. Aku cuma menjalani kehidupan ini. Di Jakarta, dengan penampilanku yang
lumayan, banyak teman wanita mendekati. Salah
satunya menarik hati dan membuatku jatuh
cinta. Kami pun pacaran.
Menjadi
Mandiri dan Terlibat Pergaulan Bebas
Sebagai remaja, aku mulai berpikir dewasa. Aku kasihan
melihat Mami banting tulang. Aku bertekad mencari uang sendiri. Dengan tampangku yang lumayan ini, aku
mencoba mengikuti Pemilihan Coverboy di sebuah majalah remaja. Aku berhasil masuk
finalis dan dari situ karirku mulai menapak. Dengan honor pemotretan dan acara-acara
yang aku hadiri, aku bisa memiliki uang saku sendiri. Aku bahagia, karena bisa meringankan beban
Mami. Beberapa tahun setelah itu, aku
mudah sekali mendapatkan uang. Tawaran main sinetron, film, iklan, mulai membanjir.
Aku lupa diri. Aku habiskan uang itu, untuk senang-senang. Aku memang norak.
Saat itu aku merasa butuh pengakuan kalau aku ini 'oke' dari teman-temanku. Tak heran aku
berlaku royal sekali mentraktir teman-temanku untuk makan, minum, dan lainnnya. Masuk
SMA, aku makin 'mabuk popularitas', hingga kemudian terjerat narkoba . Aku
mulai memakai ekstasi, berkenalan dengan dunia gemerlap, clubbing setiap minggu,
hang out dari satu kafe ke kafe
lainnya. Pergaulanku semakin bebas. Saat itu aku memilih pindah dari rumah dan
tinggal di apartemen, agar bisa hidup bebas.
Uang dari hasil bekerja, aku habiskan untuk berfoya-foya di club-club di
Jakarta, termasuk membeli ekstasi agar aku bisa lincah menari. Saat
clubing inilah aku bertemu dengan banyak kawan baru. Di sini juga aku mencoba
pengalaman baru merasakan bebasnya melakukan seks. Bertemu teman baru di club, tertarik, suka sama suka, berkenalan,
dan kemudian berlabuh di hotel untuk
pesta seks. Jujur saat itu aku melakukan dengan siapa pun. Baik laki-laki
atau perempuan. Jujur,
saat itu aku lebih suka berhubungan dengan laki-laki. Walau aku juga bisa
berhubungan dengan perempuan. Setan benar-benar membuat aku tak malu melakukan
perbuatan dosa. Aku cuek saja. Bebas sebebas-bebasnya melakukan hal yang aku
inginkan. Saat itu aku juga mulai
sombong dengan pekerjaanku sebagai bintang
sinetron. Kelakukanku yang suka clubbing dan menkonsumsi ekstasi, membuat aku sering telat ke lokasi syuting.
Pesta seks semalam dan ekstasi membuat benar-benar bodoh. 7 Hari Berturut-turut di Diskotik Tahun 2001, aku mulai sedikit berpikir. Sampai kapan aku begini? Entah mengapa
kemudian aku melangkahkan kakiku ke gereja. Namun, seta menguasaiku kembali.
Hanya sebentar ke gereja, aku terjerumus lagi. Bahkan lebih dalam. Ini karena
aku berpikir bahwa aku tak akan sembuh dari orientasi seks homoseksual
dan ekstasi. Ya sudah, aku nikmati dan jalani saja dosa-dosa ini. Aku tak peduli dengan Tuhan, agama dan
moral. Tahun 2002 Mami mulai mencium kegilaanku itu.
Karena aku tak lagi merayakan Natal bersama keluarga. Saat Jumat, Sabtu, Minggu, aku clubbing di
lantai dansa, dan selalu berujung di hotel untuk berpesta seks dan juga
menikmati ekstasi. Aku cuma bisa menyalahkan perceraian Mami
Papiku, dan meluapkan kemarahan pada dua pengasuhku dulu yang biasa aku panggil
Om. Dialah awal malapetaka ini. Merekalah yang telah melukis dosa di tubuhku. Tahun 2003, aku tak ikut merayakan Natal. Aku
tak peduli. Aku asyik masyuk dengan dosa. Menikmati dunia gelapku, aku terus berkenalan
dengan orang-orang baru yang bisa kuajak
pesta seks. Bayangkan, aku bisa 7 hari
berturut-turut di diskotik tanpa henti!
Hadiah
Alkitab Mami dan Keselamatan
Tahun 2004, Mami datang ke apartemenku. Dia mencoba
menasehatiku. Aku nggak peduli, malah aku mengusirnya. Tubuhku waktu itu benar-benar telah dikuasai setan. Namun, Mami tak pernah putus asa. Mami datang lagi saat
di penghujung Desember, ia
memberiku hadiah sebuah bible dari Eropa,
harganya Rp 500.000. Tiba-tiba saja keharuan menyelimutiku. Ada perasaan
sejuk saat itu. Aku meneteskan air mata, kupeluk mami. Kami berdua bertangisan. Mami
tak banyak berkata-kata. Namun dari bibel pemberian, ada banyak makna yang
tersimpan. Aku tahu, Mami saat itu sedang susah. Namun, ia usahakan membeli
bible mahal itu. Padahal aku tahu, Mami
bukan tipe wanita yang romantis yang
suka memberikan hadiah. Aku tersadar,
Mami selama ini berdoa untukku. Berdoa agar aku
tak tenggelam lebih jauh lagi. Aku Takut Tuhan Waktu itu aku belum berani membuka bible.
Aku pikir, aku berlumur dosa tak pantas membuka buku suci itul. Hingga di tahun
2005, aku perhatikan bible itu, pelan-pelan aku buka, tiba di Korintus 6 ayat 9 Korintus 6 ayat 9.
Janganlah sesat! Orang Cabul, penyembah berhala, orang
berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah, dan
penipu tak akan mendapat bagian dalam
kerajaan Allah. Aku tercekat. Air mataku bersimah dengan
derasnya. Apa yang disebukan di dalam kitab itu sebagian ada pada diriku. Aku
tobat, mohon ampun pada Tuhan. Detik itu juga, aku berjanji tak akan lagi
menikmati ekstasi, pergaulan bebas, homoseksual. Aku ingin mendapat bagian dalam kerajaan
Allah. Ternyata cobaan untuk ke arah Tuhan, sangat berat.
Pergaulanku dengan orang-orang yang
terjerat ekstasi tak bisa
kuhindari. Aku sekuat tenaga menjauhi pergaulan bebasku. Dengan kekuatan doa, bersyukurlah aku
terbebas dari itu semua. Hanya saja, dampak ekstasi itu masih bersisa di
tubuhku. Kini aku menjadi sering lamban berpikir dan pelupa. Bahkan syarafku sempat terjepit
di punggung. Aku sampai terbongkok-bongkok bila berjalan. Kata dokter, kalau
aku biarkan, aku bisa lumpuh. Beruntung aku bisa diselamatkan. Terima kasih
Tuhan, Kau beri aku jalan.
Kuliah Rohani
Lambat laun pengaruh jahat dari ekstasi mulai lepas
dariku. Aku kembali bisa berjalan tegap lagi. Aku juga makin giat ke gereja dan membaca Alkitab. Kakak-kakak rohaniku menyarankan agar aku
kuliah Di Rhema Bibel Training, Cabang Amerika, di kawasan Daan Mogot, untuk
belajar bible selama 2 tahun. Kuliah ini sangat kuperlukan agar rohaniku
terus menerus disirami oleh Tuhan. Dengan begitu rohaniku akan terus terpantau.
Sehingga aku tak akan balik lagi ke dunia yang gelap. Dulu di tahun 2001, aku
sempat tobat, tapi karena tak terus menerus aku sirami. Aku kembali terjerat ekstasi dan pergaulan
bebas. Sekarang, aku benar-benar siap untuk
menikah. Dulu aku sempat punya kekasih. Namun,
aku tak berani menikah. Karena aku tak mau menyakiti hati istriku. Karena dalam
kondisi aku seperti dulu. Berarti aku
akan mengkhianati istriku, dengan tetap berhubungan dengan teman sejenis. Ada
beberapa wanita yang sekarang ini tengah kulirik. Kami sama-sama punya minat
yang sama pada Agama. Aku berdoa, semoga
aku mendapatkan istri yang sama-sama
memperkuat rohani kami.
Kesaksian
Pertama
Di bulan Desember 2007 lalu, aku tiba-tiba dihubungi
teman, untuk menggantikan Roy Marten yang
waktu itu ditahan di Surabaya, untuk memberi kesaksian di hadapan mantan
narapidana dan narkoba di Healing
centre, Gedung Wisma Mulya, City Plaza,
tanggal 17 Desember 2007. Aku langsung
menyanggupi. Waktu itu dalam pikiranku, aku akan memberikan kesaksianku telah lepas dari narkoba. Tiba di acara itu, aku juga bertemu dengan
Yoan tanamal dan Rony Sianturi. Saat
itu, aku ingat: Yaqobus 5 ayat 16: Karena itu, hendaklah kamu saling mengakui
dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar
kuasanya. Saat memberi kesaksian pertamaku, hatiku dag dig dug, namun saat itu aku
bertekad tak hanya menceritakan masa laluku dengan narkoba, namun aku akan
menguak rahasiaku, saat kecil mengalami pelecehan sekssual oleh 2 orang
laki-laki. Saat namaku dipanggil. Tubuhku bergetar
hebat. Mengakui masa lalu yang sangat pahit , sangatlah berat. Namun aku ingin doa dari saudara-saudaraku, agar aku sembuh. Aku melangkah maju menuju podium. Suara
bisik-bisik, orang-orang mengobrol, berdengung
di telingaku.
"Saudara-saudara, tolong diam sejenak. Aku akan mengungkap rahasia
hidupku. Selain lepas dari ekstasi, ada
kisah lain yang belum pernah aku ungkap," ujarku. Sekitar
300 orang yang mendengarku,
langsung terdiam. Mereka mendengarkan aku bicara selama setengah jam. Begitu
usai mereka memelukku. Mereka tak pernah menyangka aku mengalami pelecehan seks di usia sangat muda. Setelah pengakuan itu, aku merasa suka cita,
dadaku terasa plong, bebas. Namun setelah itu aku deg-degan, karena ini pengalaman pertamaku, aku takut respon yang tak mengenakan. Namun setelah kejadian itu, aku jadi lebih ringan.
Aku yakin orang-orang itu mendoakan aku, supaya aku sembuh. Mamiku terharu dan bangga melihat
keberanianku ini. "Jupiter, kamu luar biasa," ujarnya. Kupikir, bila aku menebarkan kisahku ini pada
lebih banyak orang lagi, artinya akan
banyak berkah ditebarkan. Karena aku
ingin, kisahku ini jadi pelajaran bagi banyak orang. Kalau aku ini begini akibat orang tua bercerai.
Aku ingin gaungkan pada para orang tua untuk mengasihani anak-anak mereka, jangan
sampai mereka senasib denganku. Selama 3 jam aku berdoa pada Tuhan, untuk
diijinkan berbicara pada infotainmen,
yang akan disaksikan penggemarku di seluruh Indonesia. Karena dengan media ini,
suaraku akan lebih banyak didengar orang.
Setelah aku muncul di sebuah infotainmen dengan sebuah pengakuan. Aku
pun merasa lega atas
kejujuran ini meski sempat deg degan menanti dampak
dari munculnya kisahku di infotainmen, pasti akan lebih hebat.
Caci Maki
dan Dukungan
Benar! Tak berapa lama, wajahku muncul di televisi, telepon genggamku terus berbunyi. Begitu juga
SMS. Isinya ada yang menulis, munafik, kurang kerjaan dan
cari sensasi. Tentu saja mereka tak menyantumkan nama di sms dengan nomor yang tak kukenal itu.
Tapi, puji Tuhan, lebih banyak yang
mendukungku daripada mencaci maki. Demi Tuhan,
untuk apa aku cari sensasi. Tapi aku tak
peduli dengan tanggapan orang, karena niatku baik. Komunitasku
yang anggotanya ada yang mantan pelacur, gigolo, terus menerus mendorongku. Bahkan, ada
3 orang lelaki dengan cucuran air mata mereka bercerita kalau pernah
mengalami hal serupa ketika kecil. Sekarang kesibukanku lebih banyak kutujukan untuk Tuhan. Pagi
hingga siang hari aku kuliah biblel,
siang hingga sore hari bertemu dengan teman-teman komunitas,
malam hari aku berdoa. Aku juga mengajar di Semarang. Tapi, aku tetap
menjalani pekerjaanku sebagai artis, beberapa waktu yang lalu, aku syuting
untuk FTV.
Catatan :
Teman-teman, orang yang sudah pernah terjun ke dalam dunia gay, seringkali terjatuh kembali ke dunia ini. Hal ini karena banyak teman-teman lama yang belum rela melepasnya dan terus menggodanya atau masih belum sepenuhnya padam keinginan untuk berhubungan dengan sejenis. Jadi tidaklah heran bila suatu kali kita membaca caci maki yang ditujukan kepada orang yang pernah terlepas dari dunia gay kemudian terjerumus kembali. Untuk itu orang-orang seperti Jupiter sangat perlu didukung dalam doa.
Catatan :
Teman-teman, orang yang sudah pernah terjun ke dalam dunia gay, seringkali terjatuh kembali ke dunia ini. Hal ini karena banyak teman-teman lama yang belum rela melepasnya dan terus menggodanya atau masih belum sepenuhnya padam keinginan untuk berhubungan dengan sejenis. Jadi tidaklah heran bila suatu kali kita membaca caci maki yang ditujukan kepada orang yang pernah terlepas dari dunia gay kemudian terjerumus kembali. Untuk itu orang-orang seperti Jupiter sangat perlu didukung dalam doa.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home