Sunday, November 11, 2012

Kesaksian Jupiter Fortissimo


Jupiter salah satu selebritis muda yang percaya kepada Kristus akhirnya hidupnya dipulihkan karena kasih Tuhan Yesus. Ia adalah salah satu dari banyak selebritis Kristen yang pernah atau masih berkubang dalam kehidupan sex sejenis. Salah seorang teman mengaku pernah berhubungan dengannya dan berkata memang Jupiter status sex nya Top (maksudnya seperti pada hubungan pria-wanita, maka dalam hubungan sex sejenis, ia menjadi pria nya dan pasangannya menjadi wanitanya). Tidak mudah mengakui kehidupan kelam seseorang terlebih lagi seorang selebritis. Semoga kesaksiannya menjadi berkat bagi para selebritis Kristen lainnya yang masih menjalani kehidupan sex bebas terlebih lagi sex sejenis. Marilah kita berdoa untuk Jupiter dan para artis Kristen lainnya.

Jupiter Fortissimo

Joshua Jupiter Fortissimo Jansen Talloga, yang akrab dipanggil Jupiter, lahir 3 Februari 1982, secara luarbiasa menceritakan sisi gelap kepribadian yang ia jalani. Dalam acara silet dan ceriwis, Jupiter menceritakan pengalaman hidupnya sebagai seorang gay dan drug addict yang mengalami kasih Tuhan sehingga hidupnya di ubahkan.

Dengan expresi yg passionate, Jupiter memberikan kesaksian bagaimana kebesaran Tuhan melepaskan dirinya dari lingkaran jerat dosa yang mengikat hidupnya. Jupiter berkata bahwa Tuhan itu menciptakan manusia, laki-laki – perempuan dan lain dari itu tidak ada. Jadi ngaak ada istilah “emang km udah lahirnya gay or lesbi or banci” – pasti ada akar penyebab kenapa hal itu bisa terjadi. Bagi Jupiter hal itu karna dia tidak memiliki kasih bapa dan iblis mencuri kesempatan di sini menaruh benih gay di masa kecilnya, yang akhirnya menguasai hidupnya. Dunia hiburan semakin menjerumuskan dia lebih dalam kepergaulan sex yang menyimpang dan di tambah ikatan narkoba sampai-sampai dia mengalami overdosis 3 kali namun Tuhan masih menyelamatkan dia. Sampai akhirnya dia mengalami suatu titik balik yang adikodrati, secara tahap demi tahap dia di pulihkan dari gay dan drug addict.

Salah satu pernyataan yang nendang banget bahwa Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan membenci perbuatan homoseksual dan mereka yang melakukannya tidak akan mendapat tempat di kerajaan-NYA. Namun juga Tuhan mengasihi kaum Gay dan tidak ada waktu yang terlambat untuk bertobat. Tuhan Yesus sanggup untuk memulihkan menjadi kudus dan berkenan. Jupiter yang mempunyai nama baptis Joshua sekarang menjadi tentara Tuhan yang siap untuk membawa kembali mereka yang tersesat dalam gay lifestyle – drug addict berbalik dan meninggalkan dosa mereka.


Kesaksian yang Berkemenangan
Purnama Malau, Abu dhabi UAE

Keluarga Broken-Home
Perceraian orang tuanya membuat  Jupiter Fortissimo Jansen Talloga, bintang sinetron dan model ini masuk dalam dunia semu dan laknat.   Di pinggir kolam renang  apartemen ITC Permata Hijau Tower A di lantai 8, Jupiter Fortissimo Jansen Talloga, 26 (2008), muncul. Wajahnya nampak cerah.   Di bahu bergayut tas backpack,  Tangannya memegang Alkitab yang bersampul kulit sapi, warna coklat.  Ia baru saja pulang kuliah.
  "Semenjak aku menceritakan  kehidupanku yang kelam 17 Desember 2007. Hidupku  jauh lebih tenang," ujar pria kelahiran Jakarta,  3 Februari 1982   Ditingkahi suara derai hujan,  Jupiter menumpahkan  rangkaian perjalanan hidupnya pada Witri Suarti dari Tabloid Wanita Indonesia.  Mami Papi Cerai    Cerai, adalah kata yang paling aku benci.  Karena  perceraian inilah yang menjerumuskanku ke dunia yang kelam. Mamiku melahirkan 4 anak, aku anak ketiga.   Mami  beberapa kali kawin cerai. Sehingga, aku dengan saudara-sauadaraku, satu  kandung, namun lain bapak.   Aku tak ingat, berapa tahun  usiaku ketika   Papi dan Mami bercerai.  Yang jelas waktu itu aku belum sekolah, mungkin masih balita (bawah lima tahun).  Namun, saat itu aku merasakan kesedihan.  Waktu Papi dan Mami masih bersama,  kami tinggal di  Jakarta. Hingga suatu hari aku dan  tiga kakak, dan 1 adik ikut dengan Mami untuk menetap di Medan.  Kami tinggal bersama-sama orang tua  Mami dan Tante.  Di situ juga ada pembantu rumah tangga, dan dua orang pengasuh  laki-laki, yang biasa aku panggil Oom.   Di masa itu, masih kuingat Mami bekerja keras untuk menghidupi  aku dan  saudara-saudaraku.  Dia wanita yang kuat, bayangkan bolak balik  Jakarta Medan, untuk menyambung hidup kami, bekerja di sebuah MLM (Multi Level Marketing)   Walau sibuk,  tiap minggu mami  tak pernah lupa mengajak kami ke Gereja. 

Pelecehan Seksual
Kata banyak orang, sejak kecil, aku paling cute dibanding saudara-saudaraku. Sehingga banyak orang  gemas  dan ingin mencubit  pipiku. Namun suatu hari sebuah kejadian menimpaku. Kejadian ini mempengaruhi  perkembangan diriku di masa depan  Saat Mami,  pembantu rumah tangga,  nenek dan Tante pergi.  Ketika itu hanya  ada aku dan saudaraku yang lainnya yang masih kecil. Kami semua dititipkan oleh para pengasuh.    Aku masih ingat, saat itu aku tengah tidur siang,  pengasuhku  datang dan tidur di sisiku.  Kemudian Ia mulai mengelusku dan lama-kelamaan terjadi pelecehan seksual padaku.   Waktu itu, aku masih terlalu kecil untuk mengerti apa arti dari perlakuannya  itu. Aku juga tak cerita pada  Mami atau pada orang lain. Aku pikir, perlakuan pengasuh itu sebagai ekspresi kasih sayang pria dewasa.  Ia mendekatiku dengan  penuh kasih sayang.  Aku tak tahu apakah hal ini harus ditanyakan pada Mami. Lagipula, bagi anak sekecilku saat itu, perlakuan itu tidak kasar.   Karena aku tak pernah bertanya dan diam saja, kedua pengasuh laki-laki itu menjadi sering melakukan pelecehan seksual. Setiap hal itu dilakukan padaku, aku merasa bahwa hal itu wajar.    Kalau ingat peristiwa ini saat ini, huekk! Aku ingin muntah dan marah. Iblis telah mengoyak-ngoyakku sejak aku balita.

Jatuh Cinta  
Saat duduk di kelas 1 SMP,  Mami mengajak aku dan saudaraku  pindah ke Jakarta. Saat itu, aku tak tahu apakah aku harus bersyukur atau tidak  jauh dari  dua pengasuhku.  Aku cuma menjalani  kehidupan ini.   Di Jakarta, dengan penampilanku yang lumayan,  banyak teman wanita mendekati. Salah satunya menarik hati dan  membuatku jatuh cinta. Kami pun pacaran.     

Menjadi Mandiri dan Terlibat Pergaulan Bebas
Sebagai remaja, aku mulai berpikir dewasa. Aku kasihan melihat Mami banting tulang. Aku bertekad mencari uang sendiri.  Dengan tampangku yang lumayan ini, aku mencoba mengikuti Pemilihan Coverboy di sebuah majalah remaja. Aku berhasil masuk finalis dan dari situ karirku mulai menapak. Dengan honor pemotretan dan acara-acara yang aku hadiri, aku bisa memiliki uang saku sendiri.  Aku bahagia, karena bisa meringankan beban Mami.   Beberapa tahun setelah itu, aku mudah sekali mendapatkan uang. Tawaran main sinetron, film, iklan, mulai membanjir. Aku lupa diri. Aku habiskan uang itu, untuk senang-senang. Aku memang norak. Saat itu aku merasa butuh pengakuan kalau aku ini  'oke' dari teman-temanku. Tak heran aku berlaku royal sekali mentraktir teman-temanku untuk makan, minum, dan lainnnya.    Masuk SMA, aku makin 'mabuk popularitas', hingga kemudian terjerat narkoba . Aku mulai memakai ekstasi, berkenalan dengan dunia gemerlap, clubbing setiap minggu, hang out dari satu kafe ke kafe lainnya. Pergaulanku semakin bebas.    Saat itu aku memilih pindah dari rumah dan tinggal di apartemen, agar bisa hidup bebas.  Uang dari hasil bekerja, aku habiskan untuk berfoya-foya di club-club di Jakarta, termasuk membeli ekstasi agar aku bisa lincah menari.    Saat clubing inilah aku bertemu dengan banyak kawan baru. Di sini juga aku mencoba pengalaman baru merasakan bebasnya melakukan seks. Bertemu teman baru  di club, tertarik, suka sama suka, berkenalan, dan kemudian berlabuh di hotel  untuk pesta seks. Jujur saat itu aku melakukan dengan siapa pun. Baik   laki-laki atau perempuan.    Jujur,  saat itu aku lebih suka berhubungan dengan laki-laki. Walau aku juga bisa berhubungan dengan perempuan. Setan benar-benar membuat aku tak malu melakukan perbuatan dosa.  Aku cuek saja.  Bebas sebebas-bebasnya melakukan hal yang aku inginkan.  Saat itu aku juga mulai sombong dengan pekerjaanku sebagai  bintang sinetron. Kelakukanku yang suka clubbing dan menkonsumsi ekstasi,  membuat aku sering telat ke lokasi syuting. Pesta seks semalam dan ekstasi membuat benar-benar bodoh.       7 Hari Berturut-turut di Diskotik  Tahun 2001, aku mulai sedikit berpikir.  Sampai kapan aku begini? Entah mengapa kemudian aku melangkahkan kakiku ke gereja. Namun, seta menguasaiku kembali. Hanya sebentar ke gereja, aku terjerumus lagi. Bahkan lebih dalam. Ini karena aku berpikir bahwa aku  tak  akan sembuh dari orientasi seks homoseksual dan ekstasi. Ya sudah, aku nikmati dan jalani saja dosa-dosa ini.  Aku tak peduli dengan Tuhan, agama dan moral.     Tahun 2002 Mami mulai mencium kegilaanku itu. Karena aku tak lagi merayakan Natal bersama keluarga.  Saat Jumat, Sabtu, Minggu, aku clubbing di lantai dansa, dan selalu berujung di hotel untuk berpesta seks dan juga menikmati ekstasi.     Aku cuma bisa menyalahkan perceraian Mami Papiku, dan meluapkan kemarahan pada dua pengasuhku dulu yang biasa aku panggil Om. Dialah awal malapetaka ini. Merekalah yang telah melukis dosa di tubuhku.   Tahun 2003, aku tak ikut merayakan Natal. Aku tak peduli. Aku asyik  masyuk dengan dosa.  Menikmati dunia gelapku, aku terus berkenalan dengan orang-orang baru  yang bisa kuajak pesta seks. Bayangkan, aku bisa  7 hari berturut-turut di diskotik tanpa henti!   

Hadiah Alkitab Mami dan Keselamatan
Tahun 2004, Mami datang ke apartemenku. Dia mencoba menasehatiku. Aku nggak peduli, malah aku mengusirnya.  Tubuhku waktu itu benar-benar telah dikuasai setan.    Namun, Mami tak pernah putus asa.  Mami datang lagi  saat   di penghujung Desember,  ia memberiku hadiah sebuah bible dari Eropa,  harganya Rp 500.000. Tiba-tiba saja keharuan menyelimutiku. Ada perasaan sejuk saat itu. Aku meneteskan air mata, kupeluk mami.  Kami berdua bertangisan.     Mami tak banyak berkata-kata. Namun dari bibel pemberian, ada banyak makna yang tersimpan. Aku tahu, Mami saat itu sedang susah. Namun, ia usahakan membeli bible mahal itu. Padahal aku tahu,  Mami bukan tipe  wanita yang romantis yang suka memberikan hadiah.  Aku tersadar, Mami selama ini berdoa untukku. Berdoa agar aku  tak tenggelam lebih jauh lagi.   Aku Takut Tuhan   Waktu itu aku belum berani membuka bible. Aku pikir, aku berlumur dosa tak pantas membuka buku suci itul. Hingga di tahun 2005, aku perhatikan bible itu, pelan-pelan aku buka, tiba di  Korintus 6 ayat 9 Korintus 6 ayat 9. Janganlah  sesat!  Orang Cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah, dan penipu tak  akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.    Aku tercekat. Air mataku bersimah dengan derasnya. Apa yang disebukan di dalam kitab itu sebagian ada pada diriku. Aku tobat, mohon ampun pada Tuhan. Detik itu juga, aku berjanji tak akan lagi menikmati ekstasi, pergaulan bebas, homoseksual.  Aku ingin mendapat bagian dalam kerajaan Allah.    Ternyata cobaan  untuk ke arah Tuhan, sangat berat. Pergaulanku  dengan orang-orang yang terjerat ekstasi  tak bisa kuhindari.   Aku sekuat tenaga menjauhi   pergaulan bebasku.   Dengan kekuatan doa, bersyukurlah aku terbebas dari itu semua. Hanya saja, dampak ekstasi itu masih bersisa di tubuhku.  Kini aku menjadi sering lamban berpikir  dan pelupa. Bahkan syarafku sempat terjepit di punggung. Aku sampai terbongkok-bongkok bila berjalan. Kata dokter, kalau aku biarkan, aku bisa lumpuh. Beruntung aku bisa diselamatkan. Terima kasih Tuhan, Kau beri aku jalan. 

Kuliah  Rohani 
Lambat laun pengaruh jahat dari ekstasi mulai lepas dariku. Aku kembali bisa berjalan tegap lagi. Aku juga makin  giat ke gereja dan membaca Alkitab.   Kakak-kakak rohaniku menyarankan agar aku kuliah  Di  Rhema Bibel Training, Cabang  Amerika, di kawasan Daan Mogot, untuk belajar  bible selama 2 tahun.   Kuliah ini sangat kuperlukan agar rohaniku terus menerus disirami oleh Tuhan. Dengan begitu rohaniku akan terus terpantau. Sehingga aku tak akan balik lagi ke dunia yang gelap. Dulu di tahun 2001, aku sempat tobat, tapi karena tak terus menerus aku sirami. Aku  kembali terjerat ekstasi dan pergaulan bebas.      Sekarang, aku benar-benar siap untuk menikah.  Dulu aku sempat punya kekasih. Namun, aku tak berani menikah. Karena aku tak mau menyakiti hati istriku. Karena dalam kondisi aku seperti dulu.  Berarti aku akan mengkhianati istriku, dengan tetap berhubungan dengan teman sejenis.    Ada beberapa wanita yang sekarang ini tengah kulirik. Kami sama-sama punya minat yang sama pada Agama.  Aku berdoa, semoga aku mendapatkan  istri yang sama-sama memperkuat  rohani kami.    

Kesaksian Pertama
Di bulan Desember 2007 lalu, aku tiba-tiba dihubungi teman, untuk menggantikan Roy Marten yang  waktu itu ditahan di Surabaya, untuk memberi kesaksian di hadapan mantan narapidana dan narkoba di  Healing centre, Gedung Wisma Mulya,  City Plaza, tanggal 17 Desember 2007.  Aku langsung menyanggupi. Waktu itu dalam pikiranku, aku akan memberikan kesaksianku  telah lepas dari narkoba.   Tiba di acara itu, aku juga bertemu dengan Yoan tanamal dan Rony Sianturi.  Saat itu, aku ingat:  Yaqobus 5 ayat 16:  Karena itu, hendaklah kamu saling mengakui dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar  bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya.    Saat memberi kesaksian pertamaku,   hatiku dag dig dug, namun saat itu aku bertekad tak  hanya menceritakan  masa laluku dengan narkoba, namun aku akan menguak rahasiaku,  saat kecil  mengalami pelecehan sekssual oleh 2 orang laki-laki.    Saat namaku dipanggil. Tubuhku bergetar hebat. Mengakui masa lalu yang sangat pahit , sangatlah berat.  Namun aku ingin doa  dari saudara-saudaraku, agar aku sembuh.  Aku melangkah maju menuju podium. Suara bisik-bisik, orang-orang mengobrol,  berdengung di telingaku.
  "Saudara-saudara, tolong diam sejenak. Aku akan mengungkap rahasia hidupku.  Selain lepas dari ekstasi, ada kisah lain yang belum pernah aku ungkap," ujarku.   Sekitar   300 orang  yang mendengarku, langsung terdiam. Mereka mendengarkan aku bicara selama setengah jam. Begitu usai mereka memelukku. Mereka tak pernah menyangka aku mengalami   pelecehan seks di usia sangat muda.   Setelah pengakuan itu, aku merasa suka cita, dadaku terasa plong, bebas. Namun setelah itu aku deg-degan,  karena ini pengalaman pertamaku, aku takut respon  yang tak mengenakan.  Namun setelah kejadian itu, aku jadi lebih ringan. Aku yakin orang-orang itu mendoakan aku, supaya aku sembuh.   Mamiku terharu dan bangga melihat keberanianku ini. "Jupiter, kamu luar biasa," ujarnya.   Kupikir, bila aku menebarkan kisahku ini pada lebih banyak orang lagi,  artinya akan banyak berkah ditebarkan.  Karena aku ingin,  kisahku ini jadi  pelajaran bagi banyak orang.  Kalau aku ini begini akibat orang tua bercerai. Aku ingin gaungkan pada para orang tua untuk mengasihani anak-anak mereka, jangan sampai mereka senasib denganku.    Selama 3 jam aku berdoa pada Tuhan, untuk diijinkan berbicara pada  infotainmen, yang akan disaksikan penggemarku di seluruh Indonesia. Karena dengan media ini, suaraku akan lebih banyak didengar orang.  Setelah aku muncul di sebuah infotainmen dengan sebuah pengakuan. Aku pun merasa lega atas
kejujuran ini meski sempat deg degan menanti dampak dari munculnya kisahku di infotainmen, pasti akan lebih hebat.

Caci Maki dan Dukungan  
Benar! Tak berapa lama, wajahku muncul di televisi,  telepon genggamku terus berbunyi. Begitu juga SMS.  Isinya  ada yang menulis, munafik, kurang kerjaan dan cari sensasi. Tentu saja mereka tak menyantumkan  nama di sms dengan nomor yang tak kukenal itu.    Tapi, puji Tuhan, lebih banyak yang mendukungku daripada mencaci maki. Demi  Tuhan, untuk apa aku cari sensasi.  Tapi aku tak peduli dengan tanggapan orang, karena niatku baik.   Komunitasku  yang anggotanya ada yang mantan pelacur, gigolo, terus menerus mendorongku.  Bahkan, ada  3 orang lelaki dengan cucuran air mata mereka bercerita kalau pernah mengalami hal serupa ketika kecil.    Sekarang kesibukanku  lebih banyak kutujukan untuk Tuhan. Pagi hingga siang hari aku kuliah biblel,  siang hingga sore hari bertemu dengan teman-teman  komunitas,  malam hari aku berdoa. Aku juga mengajar di Semarang. Tapi, aku tetap menjalani pekerjaanku sebagai artis, beberapa waktu yang lalu, aku syuting untuk FTV.  

Catatan :
Teman-teman, orang yang sudah pernah terjun ke dalam dunia gay, seringkali terjatuh kembali ke dunia ini. Hal ini karena banyak teman-teman lama yang belum rela melepasnya dan terus menggodanya atau masih belum sepenuhnya padam keinginan untuk berhubungan dengan sejenis. Jadi tidaklah heran bila suatu kali kita membaca caci maki yang ditujukan kepada orang yang pernah terlepas dari  dunia gay kemudian terjerumus kembali. Untuk itu orang-orang seperti Jupiter sangat perlu didukung dalam doa.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home