Kesaksian Bahwan Sudardo Pakpahan
Kesaksian Bahwan Sudardo Pakpahan, S.Th.: "Dari
Laki-laki Ke Pria Sejati"
Sinar Viktori Gemilang
Berkali-kali jatuh dalam seks bebas dengan sesama
jenis. Sudah lahir baru, masih kambuh juga. Tapi ia tak malu menelanjangi
dirinya sendiri.
Waktu itu saya kelas 5 SD. Saya anak bungsu dari 8
bersaudara dan punya abang sulung yang pernah gila, mungkin pernah diguna-gunai
orang. Pernah juga sampai dikerangkeng kaki dan tangannya. Setelah abang saya
lulus SMA, entah setan apa yang merasukinya, abang meniduri saya. Dia juga
onani di depan mata saya. Saat itu saya belum mengerti apa-apa…
Trauma Masa
Kecil di Medan
Masuk SMP, saya ikut bibi di Medan, bersekolah di
kota. Suatu malam, saya mimpi basah, kok laki-laki yang muncul dalam mimpi?
Saya tak paham tapi disitu saya ingat pernah dilecehkan kakak kandung saya
sendiri.
Dari sana semua kekacauan itu terjadi. Traumanya
membekas.
Pernah malam-malam, ada orang dewasa mengajak onani
bareng di lapangan sepak bola dan saya ikuti. Saya masih tak paham dengan yang
saya lakukan tapi merasa bersalah. Teman-teman SMP tahu saya homo. Mereka
mencoba ‘membantu’ dengan menjodoh-jodohkan dengan teman lawan jenis. Karena di
sekolah saya cukup berprestasi, ada lah cewek yang suka sama saya. Cinta
monyet. Tapi ya begitulah, saya tak berhenti di situ. Abang sepupu saya sering
ngajak nonton blue film. Dari situ saya juga ketagihan pornografi.
Orang Tua
Berpisah
Karena orangtua berpisah, saya ikut mamak ke Medan
selulus SMP. Waktu SMA sempat pacaran dengan cewek tapi putus karena dia
selingkuh. Akhirnya saya main ke diskotik dan ketemu cowok. Dari diskotik, kami
making love. Padahal waktu itu saya melayani
sebagai guru Sekolah Minggu. Kerinduan untuk mencari Tuhan ada tapi belum kuat.
Di Jakarta
Sebenarnya saya dapat PMDK pas lulus SMA tapi kemauan
kedua orangtua berbeda. Saya ikut maunya bapak kuliah jadi guru, tapi cuma
bertahan 1 semester. Berkenalan dengan bule saya jatuh lagi. Saya ‘nggak tahan.
Akhirnya saya bilang mamak, “Mak, saya mau ke Jakarta, ikut abang. Kerja.”
Ternyata di Jakarta keinginan melepaskan syahwat itu makin menjadi-jadi. Kali
ini bukan dengan cowok saja, dengan waria pun pernah! Kalau pun saya jatuh
cinta dengan cewek, saya nggak pernah coba-coba melakukan hubungan intim dengan
cewek. Mungkin karena faktor saya cuma punya 1 saudara perempuan, jadi saya
hargai betul. Tapi kalau sama cowok saya libas saja! Gonta-ganti pasangan terus
terjadi.
Krisis ‘98 saya di-PHK dan kembali ke Medan lalu
mendapatkan kerja. Ada bule lain yang suka ngajak saya tidur di hotel. Dan
terjadilah, lagi! Setelah itu dia masih kejar-kejar juga, gantian saya yang
ketakutan. Malam-malam pulang kerja, saya telepon pendeta saya, namanya Pak
Eddy Trihatmoko. Saya bilang mau curhat. Besoknya, saya bertemu Pak Eddy dan
beliau mengonselingi saya.
Saya didoakan dan menangis. Saya merasa plong. Kalau
tidak salah itu bulan Maret 1999. Di situlah saya jatuh cinta pertama kali
dengan Tuhan Yesus. Betapa luar biasanya kasih Tuhan itu! Aku pikir selama ini
aku orang Kristen, sudah mengenal Yesus, sudah mengajar anak Sekolah Minggu,
sudah baca Alkitab tapi ternyata bukan itu yang Tuhan mau. Perubahannya tampak
di tempat kerja. Teman-teman bilang, “Wan, kamu sekarang lain ya?!. Kamu kok
beda sekarang. Wajah kamu bercahaya.” Saya jadi semangat kerja setelah itu. Pak
Eddy itulah orang yang Tuhan pakai untuk menyelamatkan saya. Tanpa beliau saya
pikir sudah jadi apa saya di luar sana. Saya terbuka tentang masa lalu ke Pak
Eddy. Setelah lahir baru godaan itu tetap ada.
Di
Yogyakarta
Dari Medan saya menuju Yogya. Niatnya benar-benar
ingin tobat maka kaki saya melangkah mantap ke sebuah sekolah teologi di kota
ini. Waktu mengisi formulir registrasi mahasiswa baru, saya menulis isian
pengalaman masa lalu yang buruk dengan jujur. Karena bocoran itu, ada kakak
tingkat mengejek. Dan berita kalau saya ini eks homo menyebar ke kampus. Niat
untuk tobat tadi kembali dinodai dengan ejekan-ejekan yang melecehkan, akhirnya
saya kembali ke dunia gelap. Selain dalam kampus, saya juga suka dengan banyak
lelaki. Ketika kita pernah dilecehkan lalu jatuh dalam pornografi, kita menjadi
candu seks! Saya suka sama cowok karena pelampiasan seks saja bukan karena
jatuh cinta. Ketemu pria-pria itu di mana? Macam-macam. Kadang-kadang di mall,
diskotik, alun-alun, lewat internet, chatting terus ketemuan, hancur pokoknya!
Saat kuliah di situ, saya diajak teman kampus untuk
mengedarkan VCD porno kaum gay. Gara-gara itu saya sempat diskors kampus.
Kembalilah saya ke Medan, ketemu lagi dengan Pak Eddy. Setahun beliau
mengonseling dan mendisiplin saya.
Balik dari Medan, saya kembali pelayanan. Mungkin dari
sikap sungguh-sungguh itu saya diberi kesempatan oleh kampus untuk
menyelesaikan sarjana teologi.
Tertemplak Kisah Ryan
Waktu gencar-gencarnya kisah Ryan, saya tertemplak.
Saya ikut retret dan memberi kesaksian lalu banyak yang mendukung saya untuk
ikut Kamp pria sejati melalui Christian Men’s Network (CMN). Sudah lahir baru
dan ikut kamp tetap saja ada dosa-dosa begitu walau memang intensitasnya tidak
sebanyak dulu. Bedanya adalah saya tidak bisa lagi menikmati hubungan seks
seperti itu.
Saat ikut kamp pria sejati saya bertemu pak Angelo
yang kini meng-covering saya. Sekarang saya benar-benar tobat dan berada dalam
komunitas yang sehat dengan pengawasan Pak Angelo. Beliau yang menolong saya
untuk cinta Tuhan dan meninggalkan kebejatan. Saya ikut komsel umum, jadi tidak
hanya pria saja tapi ada wanitanya juga. Saya senang ikut kamp karena disitu
diajari bahwa apa yang Tuhan minta, itu yang kita lakukan. Alkitab punya
otoritas buat kita dan kami sebagai pria punya komitmen.
Sejak saat itu, saya tidak lagi mimpi-mimpi buruk
tentang trauma pelecehan seksual yang saya alami dan peristiwa seksual yang
terjadi atas kehendak sendiri. Tuhan menguduskan saya. Saya rindu orang-orang
seperti saya diubahkan Tuhan. Kalau ada pembaca yang ingin diubahkan tapi takut
atau malu, bisa menghubungi saya di 081396844580.
Dari CMN, School of Healing, dan tumpang tangan serta
konseling hamba-hamba Tuhan, Bahwan mengajak kita terbuka tentang masa lalu
buruk. “Kalau slogan dunia bilang, ‘Ini hidup gue. Gue mo ancur, suka-suka
gue!...’ Tapi dalam Tuhan tidak begitu. Kesungguhan hati kita untuk bertobat,
bisa menjadi berkat untuk orang lain. Jangan takut untuk diejek, jangan takut
untuk terbuka, jangan takut mengatakan kebenaran. Pornografi, seks menyimpang,
onani, masturbasi, perkataan-perkataan cabul, satu paketlah itu. Itu tipuan
iblis!”, pungkasnya.
YESUS KRISTUS mengasihi Anda..
(Sumber:
Majalah Bahana, Oktober 2009)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home