Bundi, Lepas Dari Jerat Homoseksual
http://www.kisahnyatakristen.com/2009/09/06/bundi-lepas-dari-jerat-homoseksual/
Hanya dengan perkataan, kehidupan seseorang bisa berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk untuk itu hendaknya setiap perkataan kita adalah perkaatan yang membangun. Lukas Bundianto, hidupnya harus melewati lembah kelam kehidupan homoseksual hanya karena pada masa kecilnya keluarga dan teman-temannya sering mengatai dia banci.
“Papa
saya, om saya, dulu pernah bilang ke saya seperti ini, ‘dasar banci!’
Teman-teman saya juga sering berkata seperti itu. Akhirnya hal tersebut
tertancap dalam hati saya.”
Memang
hal itu tidak terjadi dengan tiba-tiba, perkataan itu diucapkan padanya sewaktu
Bundi masih sangat muda, namun hal itu mengarahkannya pada kejadian ini. Di
tahun 1996 Bundi melangkahkan kakinya meninggalkan Magelang menuju Denpasar,
Bali. Di pesawat menuju Denpasar inilah Bundi bertemu dengan seorang pria baik
hati yang menawarkan padanya tempat tinggal. Tanpa disadarinya, Bundi sedang
masuk kedalam sebuah perangkap.
“Selama
minggu pertama hingga minggu kedua tidak terjadi apa-apa, namun pada minggu
ketiga ada mulai tindakan dari dia. Ternyata dia seorang gay. Dan malam itu,
apa yang harusnya tidak terjadi, terjadilah pada saya.”
Berlahan
Bundi semakin menikmati dan semakin terseret dalam dunia homoseksual.
“Ketika
saya bekerja, saya mulai berpetualang ke daerah lokalisasi dengan PSK.”
Kecanduan
seks bebas dan kehidupan malam menyeret Bundi kepada hutang puluhan juta rupiah
dan nyaris membawanya masuk penjara. Ditengah kebingungan mencari jalan keluar,
suatu hari Bundi mengalami pengalaman spiritual yang menakjubkan.
“Waktu
itu sedang berdoa, orang-orang yang ada disekeling saya wanita, tiba-tiba ada
suatu suara keras yang berkata di telinga saya, dia berkata ‘Saatnya Aku
memanggilmu sekarang.’ Tiga kali saya mendengar suara itu, ketika saya melihat
ke kiri dan ke kanan tidak ada pria, tetapi itu suara pria yang begitu gagah,
yang begitu luar biasa.”
Pengalaman
inilah yang menjadi titik balik kehidupan Bundi, dunia gay dan seks bebas berlahan
ditinggalkan. Namun apa yang terjadi dengan hutang-hutangnya?
“Malam
harinya, itu hari Jumat, saya pergi doa malam. Dan di doa malam itu saya
benar-benar menangis. ‘Tuhan, kalau Engkau sudah pilih aku. Engkau tidak akan
mempermalukan aku.’ Tetapi saat doa malam belum selesai, ada seorang ibu. Dia
melihat wajah saya dan dia mendatangi saya.”
Inilah
yang wanita itu katakan kepada Bundi.
“Kamu
namanya Bundi?”
“Iya
tante..”
“Tuhan
berkata sama saya, kamu punya masalah tapi bukan masalah keluarga, bukan masalah
pacar, bukan masalah pekerjaan tapi uang. Berapa jumlahnya?”
Tanpa
pernah diduganya, wanita tersebut memberikan uang sesuai jumlah yang
disebutkannya.
“Dan
saat itu juga yang saya sebutkan itu, dia berikan semua. Dia cuma bilang ‘Kasih
kwitansi itu pada saya.’ Hari itu juga semua hutang saya lunas.”
Sejak
hari itu, babak baru dalam hidup Bundi dimulai. Namun Bundi tidak pernah tahu
bahwa iblis masih belum selesai dengan dirinya, sebuah jerat baru telah
disiapkan baginya. Pornografi dan homoseksual kembali menjerat hidupnya karena
dipicu oleh sakit hati pada seseorang.
“Ketika
saya membenci orang itu, saya tidak ke gereja lagi. Saya pergi ke warnet,
buka-buka internet porno.”
Namun
ketika dia sedang berada dalam masa labil ini, Bundi memiliki seseorang dimana
dia mendapatkan dukungan untuk kembali pada Tuhan.
“Walaupun
dia kadang-kadang jengkel, dan menghadapi goncangan-goncangan, dia selalu
menelphon saya. Saya beri Bundi kata-kata menguatkan, saya dukung dia, bahkan
berdoa melalui telephone,” demikian cerita Ibu Hasan, pembimbing rohani Bundi.
Selain
pembimbing rohani, ada teman-teman yang selalu mendukung Bundi bahkan
disaat-saat dia terpuruk. Tidak hanya bebas dari sakit hati, Bundi juga bebas
dari homoseksual.
“Sampai
sekarang, terkadang godaan untuk kembali jatuh itu ada. Tapi ketika rasa
tuduhan itu ada, saya katakan pada diri sendiri, ‘Rasanya paling seperti itu.’
Jadi it’s ok, darah Yesus melindungi saya.”
Lalu,
menurut Bundi, siapakah Yesus itu baginya setelah melalui berliku-liku
kehidupan ini?
“Yesus
bagi seorang Lukas Bundi adalah pemulung. Saya itu sudah ada di tong sampah.
Tuhan pungut saya, Tuhan rawat saya, Tuhan buat saya jadi baru seperti ini.” (Kisah ini ditayangkan 31 Juli
2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel).
Sumber Kesaksian :
Lukas
Bundianto (jawaban.com)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home