Kesaksian seorang Gay
http://forumkristen.com/index.php?topic=11598.0
Ini adalah pengalaman hidup saya di kota besar Jakarta
ini. Benar kata pepatah orang tua, Injaklah ibukota dan angan ibukota menginjak
kami. Banyaknya tempat hiburan dan juga bebasnya pergaulan membuat setiap orang
bisa terlena sama glamour dan hingar bingarnya kehidupan ini.
Enam tahun sudah saya merantau dari daerah dan bekerja
di salah satu perusahaan swasta didaerah pinggiran ibukota ini. Perusahaan ini
termasuk kecil dengan jumlah karyawan tidak lebih 100 orang termasuk stafnya,
Saya bekerja sebagai staf kantor dengan tugas mengontrol kinerja karyawan
pabrik.
Gaji yang kami terima sungguh sangat kecil walaupun
perusahaan ini adalah penanaman modal asing 100%. Namun fasilitas kantor yang
banyak membuat kami betah untuk bekerja. Siapa saja bisa menggunakan line
telepon tanpa terkontrol, juga pemakaian komputer untuk keperluan pribadi serta
printer yang bisa dipakai sepuasnya.
Jam kerja di kantor pun tak terbatas, namun aturan 40
jam seminggu kerja tetap dilaksanakan. Biasanya hingga larut malam kami masih
sibuk di kantor tetapi bukan untuk urusan kantor, namun sibuk dengan kegiatan
masing masing, seperti menelpon siapa saja, main game, ber-internet ria hingga
membuka situs-situs porno.
Untuk hal yang terakhir itu, saya termasuk salah
seorang yang suka melakukannya. Saya betah berlama-lama di depan internet
membaca cerita maupun membuka gambar yang berbau pornografi. Saya terlena
dengan chatting di dunia maya hingga terpengaruh dengan cerita kehidupan sesama
jenis di internet. Pikiran itu terus membayangi pikiran saya, hingga tidak
pernah terlintas untuk mencari pacar wanita, meskipun keluarga dan teman selalu
menanyakan siapa pacar saya.
Dunia maya terus menguasai hidup saya, hampir setiap
hari saya selalu menyempatkan diri untuk membuka situs-situs tersebut serta
chatting dengan laki-laki yang juga menyukai sesama jenis. Berawal dari ngobrol
di internet kemudian dilanjutkan di dunia nyata atau kopi darat. Kehidupan
seperti itu aku jalani terus tanpa seorang pun mengetahuinya.
Saya masuk ke dalam kehidupan dengan sesama jenis
lebih dalam lagi. Dari tempat itu saya sampai ke tempat kost agak siang, terus
tidur, dan bahkan jadi jarang kegereja karena ketiduran sehabis dugem.Saya
sudah sangat terpengaruh sekali dengan kehidupan seperti itu.
Tetapi hati kecil saya selalu sedih melihat saya, saya
selalu berdoa agar Tuhan Yesus menguatkan saya untuk tidak terlibat dalam
pergaulan bebas itu, saya selalu berdoa. Tetapi saya tidak pernah kuat, meminta
ampun kepada-Nya. tapi besoknya melakukan seperti itu lagi. Sungguh saya merasa
seperti orang najis yang tidak tahan menahan nafsu duniawi.
Saya pergi dari satu gereja ke gereja yang lain hanya
sekedar berdoa agar saya kuat menahan godaan ini. Hampir lima tahun saya jatuh
dalam godaan itu dan karir dipekerjaan saya juga stagnan, tak pernah naik naik.
dibandingkan dengan teman saya yang sama sama masuk kerja kini telah menjadi
manager dan menjadi atasan saya. Saya sendiri dari pertama masuk kerja sampai
saat itu tetap dengan posisi semula.
Setiap malam saya selalu berdoa agar saya dilepaskan
dari keterikatan nafsu tersebut. Namun begitu selesai berdoa beberapa hari
kemudian saya melakukannya lagi.
Menjelang perpisahan tahun 2008 ke tahun 2009 sehabis
acara di gereja saya jalan jalan ke kawasan monas sekedar melihat pertunjukan
kembang api atau keramaian. Tepat pukul 00.00 seharusnya saya dengan saudara
saya yang sudah berkeluarga yang tinggal di Bekasi seharusnya berdoa ,
melakukan ibadah syukur kepada Tuhan, dan saling memaafkan dengan sesama
anggota keluarga maupun dengan orang tua yang tinggal dikampung. Tetapi itu
tidak saya laksanakan saya pergi ke tempat dugem tempat biasa yang sering saya
kunjungi. Disana saya melakukannya lagi dengan sesama jenis.
Sepulang dari tempat itu sudah siang hari dan tanggal
satu januari tanpa pergi beribadah ke gereja. Awal tahun 2009 saya sudah
berkomitmen untuk tidak melakukan dosa itu serta mulai hidup baru, namun sama
seperti tahun tahun sebelumnya saya berkomitmen namun di tengah jalan komitmen
itu kalah dengan nafsu saya.
Akhir Januari 2009 seperti biasa ketika libur saya
pergi ke warnet plus-plus. Sore itu saya balik dari warnet itu dan di tengah
jalan protokol ibukota ini saya tabrakan. Motor yang saya kendarai tidak apa
apa, namun kaki kiri saya patah. Untungnya saya masih memakai helm sehingga
kepala saya aman dari benturan keras dengan aspal.
Saya langsung dilarikan ke rumah sakit, lalu malam itu
juga dibawa ke pengobatan alternatif patah tulang. Saya dirawat disana hampir
dua bulan.
Saya merenungi setiap malam selama dirawat. Inikah
peringatan Tuhan kepada saya supaya saya tidak melangkah lagi ketempat tempat
seperti itu. Puji Tuhan, Dia selalu mendengar doa saya, dengan kejadian
tabrakan itu saya diingatkan bahwa kaki ini harus melangkah ke jalan yang
benar. Tuhan telah menuntun aku agar aku kembali ke jalan yang benar. Teman
-teman saya datang mendoakan saya agar kesembuhan terjadi pada saya.
Kini lima bulan sejak kejadian itu saya tidak bisa
berbuat apa-apa selain tidur dirumah dan melakukan pengobatan. Tetapi sekali
lagi puji Tuhan Yesus kini saya sudah bisa mulai berjalan lagi, Sedikit demi
sedikit, walaupun masih dalam proses pengobatan tapi mujijat itu nyata,
kesembuhan terjadi dalam kaki saya.
Terimakasih Tuhan atas berkat dan jalan yang Kau beri.
Agar saya tidak melakukan hal hal seperti dahulu lagi. Kini saya harus mulai
lagi dari bawah tentang karir dan jodoh saya. Namun saya yakin dan percaya
Tuhan selalu mendengar doa doa saya.Hari esok pasti lebih cerah dan lebih
banyak lagi berkat Tuhan yang akan diberi.
Terimakasih Tuhan atas kesempatan hidup yang Engkau
berikan kepada saya.
Untuk kita semua agar saling memperhatikan perilaku
kehidupan anggota keluarga kita atau saudara saudara yang kita cintai. Karena
saya melihat begitu banyak orang yang terjerumus ke dunia yang tidak benar itu.
Terimakasih, Tuhan memberkati.
sumber: Pelita Hidup
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home