Bukan Cinta Biasa (Cerpen)
Cerpen Karya
: OPH
“Febe. Kenapa mukamu murung, nak?” Paul yang baru saja
masuk ke dalam kamar anaknya menjumpai anaknya dalam kondisi tidak biasa. Murung
dan tidak bergairah. Padahal biasanya anaknya selalu riang.
“Tidak apa-apa, papa.” Febe mengelak tidak ingin
menyusahkan papanya.
“Ada masalah dengan Gary?” Paul menebak masalah
anaknya terkait dengan kekasihnya. Insting orang tua. Karena anaknya tidak
memiliki masalah di rumah.
“Hmmmh…”Febe bergumam. Tertebak dengan benar
masalahnya, Febe jadi susah mengelak, apalagi ia terbiasa berbagi cerita dengan
papanya. Setelah beberapa lama terdiam dengan mengumpulkan segenap keberanian,
akhirnya ia pun mulai berkisah.
****.
Febe adalah putri tunggal keluarga Paul yang berparas
rupawan. Saat ini , ia sedang menjalin hubungan dengan Gary, salah seorang karyawan
perusahaan papanya. Gary sendiri awalnya hidup sebatang kara sebelum Ia diambil
sebagai karyawan oleh Paul dan diperlakukan sebagai keluarga sendiri. Secara
fisik, Gary tidak kalah dengan Febe. Ia seorang pemuda yang sangat tampan dan
sebelum memutuskan untuk serius pacaran dengan Febe, banyak gadis yang
menginginkannya menjadi kekasih. Tidak heran, karena selain parasnya, Gary
memang seorang yang ramah, baik dan jantan! Karena sering bertemu dan bergaul,
mereka dengan cepat menjadi akrab dan saling jatuh cinta. Namun Febe memiliki
keuntungan, karena Gary adalah karyawan papanya sehingga mereka dapat sering
bertemu dan kemudian menjadi sepasang kekasih. Setelah berhubungan beberapa tahun, mereka merasa sangat cocok satu dengan lain.
Dengan persetujuan keluarga Paul, akhirnya Gary memberanikan diri meminang
Febe. Tanggal pernikahan pun sudah
ditetapkan. Namun hubungan mereka akhir-akhir ini mengalami kemandegan. Febe
merasa Gary tidak seperti dahulu. Sepertinya ada suatu tirai yang menutupi Gary
sehingga mereka berdua tidak bisa lagi saling berbagi cerita. Febe merasa ada
kisah-kisah tertentu yang disembunyikan Gary. Bahkan semakin mendekati hari
pernikahan, hubungan mereka merenggang. Febe merasa kesulitan bertemu dengan
Gary, padahal mereka tinggal dalam satu kompleks perumahan. Saat Febe mendesak
Gary untuk menceritakan sejujurnya masalah yang dihadapi, Gary sepertinya
menghindar dan selalu mengalihkan percakapan ke topik lain. Febe sempat marah
dan kesal dengan Gary, namun hal ini tidak memecahkan masalah. Akhirnya Febe
mengalah dan mendiamkan saja kelakuan Gary.
Beberapa waktu lalu, salah seorang teman dekat Febe menyampaikan
kabar yang mengejutkan. Katanya di luaran beredar isu bahwa Gary adalah seorang
penyuka hubungan sejenis (gay). Bahkan Gary sudah punya seorang kekasih pria!
Bahkan nama kekasihnya sudah menjadi rahasia umum di luaran yakni Ryan, yang
juga bekerja di perusahaan papanya! Mereka sering bertemu. Gary juga dikabarkan sering bermalam di rumah
Ryan. Awalnya temannya tidak percaya. Namun suatu kali , saat sedang berada di
mal, ia menyaksikan sendiri Gary berjalan bersama Ryan dengan sikap sepasang
kekasih! Febe sangat terkejut. Seakan kepalanya dihantam benda berat. Ia jadi
sempoyongan. Namun hatinya berkata untuk
tidak boleh lekas percaya dengan isu ini. Ia harus menanyakannya sendiri
ke Gary. Sehingga ia pun mencari Gary.
“Jiahh. Itu kan biasa di pulau ini, Febe.” Jawab Gary
enteng saat Febe menanyakan informasi yang didengarnya dari temannya.
“Maksudmu? Jadi benar, Ryan itu kekasihmu?” Febe yang
dididik papanya sejak kecil berdasarkan pengajaran Alkitab mulai merasakan
tangan dan tubuhnya berubah dingin.
“Semua cowo di pulau ini kan sama. Semuanya juga
seperti itu. Satu-satunya cowo yang tidak begitu, hanya papamu!” Gary santai
saja menjawabnya.
“Apa??? Bukankah itu dosa, melakukan hubungan seks
sejenis?” Febe tambah bingung.
“Siapa bilang? Bahkan guru agama kita saja punya 2
orang cowo. Kamu tanya saja sama dia!” Gary mencari bahan pembelaan dirinya.
Febe semakin terperanjat, tubuhnya terasa kaku. Ia
berusaha membantah pernyataan kekasihnya dengan ajaran-ajaran firman Tuhan yang
sangat diyakininya dan juga diketahui Gary. Mereka berdua memang mendapat
pengetahuan Alkitab dari Paul, ayah Febe. Namun semua pengetahuan yang pernah dipelajari
dan diterima Gary seakan-akan menguap tak berbekas. Setiap Febe mengingatkan
ajaran yang pernah diterimnya, Gary malah membantahnya. Febe merasa tidak dapat
memahami Gary sehingga kepalanya terasa berputar dan berat. Seakan ada ribuan
godam menghantam kepalanya. Semakin ia berdebat dengan Gary, semakin banyak
fakta aneh yang diungkapkan Gary tentang kehidupan di pulau itu. Memang Febe
dan keluarganya baru berada di sana tidak lebih dari 5 tahun, jadi Febe belum
terlalu banyak mengenal kehidupan di sana. Ia hanya berpikir segalanya sesuai
dengan ajaran papanya, tidak pernah menduga ada keanehan seperti ini. Papanya
selalu bercerita, Tuhan menciptakan Adam sebagai manusia pertama dan kemudian
Hawa untuk menemaninya. Mereka hidup sebagai suami-istri sampai selamanya.
Perempuan diciptakan untuk menemani dan menjadi pasangan yang sepadan bagi
pria!
Akhirnya Febe kembali ke rumahnya dengan kepala terasa berdenyut-denyut. Ia
bertanya-tanya dalam hatinya, apakah benar penjelasan Gary? Ia pun memeriksa
Alkitab yang diberikan papanya sejak kecil. Ia mencari ajaran-ajaran terkait.
Jelas di sana tertulis, seorang pemburit (gay) tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Sorga! Tetapi kenapa Gary dan orang-orang di sekeliling Gary
melakukannya? Tua-muda, pintar-bodoh, kaya-miskin! Semua lelaki di pulau itu
sama saja. Mereka menurut Gary sudah pernah melakukan hubungan seks sejenis. Berkali-kali
sudah ia memeriksa dengan teliti isi Alkitab. Apa yang dikatakan Gary tidak
benar. Semakin ia mencari kebenaran firman Tuhan, semakin ia yakin bahwa apa
yang diyakini selama ini tidak salah. Tapi kalau Gary melakukan hal yang
dilarang Tuhan, bagaimana ia harus bersikap? Tinggal sebulan lagi, ia akan
menikah dengan Gary. Hal inilah yang terus menjadi pikirannya selama
berhari-hari dan merengut keceriaannya. Saat
itulah papanya memergoki wajah bingungnya.
“Pa… Apa benar semua laki-laki di pulau ini melakukan
hubungan seks sejenis?” tanyanya blak-blakan karena ia sudah tidak tahu lagi
harus bertanya seperti apa. Hanya papanya yang dapat memberikan penjelasan yang
dibutuhkannya.
“Eh… kenapa kamu bertanya hal itu, Febe?” papanya terkejut
mendapat pertanyaan yang tidak lazim.
“Pa… kata Gary semua laki-laki di pulau ini melakukan seperti
itu termasuk dia. Kecuali papa saja.” Febe
mencoba menjelaskan.
“Apa? Gary juga?” Paul terkejut. Ia pun terpekur. Wajahnya
berubah. Instingnya sebagai laki-laki dan seorang ayah segera merasakan adanya
masalah besar yang menerpa anaknya. Secara cepat, semua ingatannya pun melayang
kepada kejadian-kejadian di masa lalu.
****
Sejak ia
berbagi warisan dengan Abe, pamannya, ia menempati rumah mewah di pulau itu. Ia
memilih rumah dan tanah pertanian yang subur dan sangat luas itu, saat Abe
memberinya kesempatan untuk memilih terlebih dahulu. Ia pun akhirnya mendapat
bagiannya di pulau itu. Awal mulanya, ia sangat senang tinggal di sana.
Tanahnya sangat subur. Tanaman apa pun ditanam pasti tumbuh. Di tanah yang luas
itu, ia pun berkebun dengan menanam beraneka pohon buah dan tanaman hias.
Semuanya tumbuh dengan cepat. Keluarganya pun tidak kekurangan makan, semuanya
serba terpenuhi. Kekayaannya pun bertambah banyak di sana. Istrinya lah yang
paling menikmati kondisi di daerah itu. Ibarat surga di bumi baginya. Apalagi
saat ditemukan adanya harta berupa permata dan emas di dalam tanah yang
ditinggalinya. Istrinya merasa seperti ratu!
Suatu kali,
pengemudi yang membantu di keluarganya,Ivan, datang menghadap bersama istri dan
putranya yang masih remaja. Paul sedikit terkejut melihat mereka.
“Maafkan saya
Pak.” Ivan membuka percakapan.
“Ada apa,
Ivan.” Paul merasa ada yang tidak beres.
“Saya mau
mengundurkan diri dan tidak dapat bekerja lagi dengan Bapak.” Ivan melanjutkan.
“Kenapa
begitu, Van?” Paul terkejut.
“Johny, Pak.
Ia tidak suka tinggal di pulau ini. Setiap malam ia berteriak-teriak
ketakutan.” Ivan membuka penjelasannya.
“Ada apa
Johny? Coba kasih tahu Bapak.” Paul mencoba mencari penjelasan.
Johny hanya
terdiam saja.
“Eh… begini
Pak. Johny mengalami trauma, sejak ia menginap selama beberapa hari saat
liburan sebulan lalu.” Ivan menambah penjelasannya.
“Rupanya,
selama beberapa malam tidur bersama teman-temannya, ia mengalami pelecehan seks
oleh teman-temannya.” Ivan melihat anaknya tertunduk, namun ia terus memberi
penjelasan.
“Ia tidak
menyangka saat teman-temannya melakukannya. Mereka adalah teman-teman
sekelasnya di sekolah. Bahkan Johny sudah menganggap mereka sebagai teman-teman
baiknya. Selama ini mereka menjadi teman mainnya Setiap hari mereka bergaul, main dan belajar
bersama. Namun di malam itu mereka memperkosa Johny. Johnya tidak menyangka
teman-temannya sejahat itu. Mereka memaksa Johny berkali-kali secara bergantian.
Biarpun Johny telah melawan, tapi ia tidak berdaya saat teman-temannya itu
dengan kompak memeganginya. Hal ini dilakukan tiap malam selama liburan itu.
Johny tidak berani melaporkan kejadian ini, karena malu. Setelah kembali, ia
menjadi anak pendiam. Namun setiap malam, ia menjerit-jerit saat tidur. Kami
pun menanyakan masalahnya. Ia tetap diam,” cerita Ivan dengan nada gemetar
menahan emosinya. “Akhirnya istri saya yang berhasil memancingnya berbicara.
Dan mengalirlah cerita keji itu. Walau ia sudah bisa cerita, namun ia tetap
tidak bisa tidur. Selalu menjerit-jerit. Johny rupanya takut tidur dan tinggal
di pulau ini. Kejadian itu, membuatnya trauma luar biasa. Sebenarnya kami ingin
memperkarakan kasus ini kepada polisi. Namun saat kami laporkan, polisi yang bertugas
malah tertawa terbahak-bahak dan berkata bahwa hal itu biasa di pulau ini. Saya
pun jadi muak. Saya kesal dengan polisi dan pulau ini. Jadi saya memutuskan
membawa seluruh keluarga saya keluar dari pulau ini. Bahkan , kalau bapak tidak
keberatan, saya mengusulkan agar bapak sekeluarga juga meninggalkan pulau ini
bersama kami.” Ivan akhirnya bisa menuntaskan penjelasannya.
Paul yang
mendengarnya sangat terkejut. Ia tidak menyangka kejadian seperti itu bisa
terjadi. Ia tahu dengan jelas bahwa hubungan seks sejenis dilarang di Alkitab. Di
daerah asalnya, pelakunya pasti dihukum masuk penjara. Mereka belum lama
tinggal di pulau, namun pengemudinya sendiri mengalami hal seperti itu.
Akhirnya Ivan sekeluarga pamit dan meninggalkan pulau itu. Terpaksa Paul
mencari pengemudi baru dari penduduk di pulau itu. Ia sudah mengusulkan ke
istrinya agar meninggalkan pulau itu juga. Namun karena merasa sayang dengan
harta benda yang begitu banyak di pulau itu, akhirnya sang istri keberatan. Malah
ia mendesak suaminya untuk tinggal terus di sana. Paul tidak enak , bila ia harus
pergi sendiri. Baginya keluarga harus bersatu. Jadi ia pun terpaksa mengalah
dan mendiamkan saja keinginannya untuk pindah.
-o0o-
Itulah kisah
pertama perkenalannya dengan keanehan di pulau itu. Tidak lama berselang,
seorang anak buahnya yang ikut bersamanya sejak awal, juga mendatanginya.
Antony namanya. Ia berwajah tampan dan memiliki kepribadian yang menarik. Paul
sangat menyayangi Antony yang bekerja sangat rajin dan ia sudah menganggap
Antony sebagai anaknya sendiri. Namun di sore itu, Antony mendatangani dengan
wajah murung. Ia berkata bahwa dengan berat hati , ia terpaksa berhenti bekerja
dengannya. Paul sangat terkejut.
Setelah
didesak-desak alasannya, Antony menceritakan masalah yang dihadapinya. Rupanya
kejadian yang sama dengan Johny menimpanya pula. Saat Antony diajak menginap di
rumah temannya, penduduk asli di pulau itu, ia menerimanya agar supaya ia bisa
dekat dengan temannya. Malam itu, Antony merasa kepalanya berat dan mengantuk.
Temannya pun mengajaknya tidur. Tidak lama kemudian ia pun sudah tak sadarkan
diri. Tahu-tahu ia baru sadar keesokan harinya. Saat bangun, ia merasa tubuhnya
sedikit panas. Ia tidak tahu apa penyebabnya. Hanya ia sedikit terkejut sewaktu
buang air besar. Ia merasa sangat kesakitan di lubang anusnya. Rupanya itu yang
membuat tubuhnya terasa panas. Terpaksalah ia ke dokter dan oleh dokter ia pun
diberi obat, sehingga luka-lukanya sembuh. Namun kejadian yang sama berulang
kembali. Setiap kali ia diajak mengingap di rumah temannya itu, ia selalu
merasa mengantuk dan tahu-tahu ia baru bangun keesokan harinya dengan badan
panas dan lubang anusnya sakit. Ia tidak pernah menduga bahwa sesuatu telah
terjadi dengan tubuhnya. Ia pun penasaran. Akhirnya ia mencoba menyelidiki. Ia
pun curiga, ada sesuatu yang terjadi saat ia menginap. Sehingga ia bertekad
tidak akan makan atau minum apa pun di rumah temannya itu. Saat temannya
menyuguhi minuman, ia pura-pura minum, namun tanpa diketahui temannya ia memuntahkannya.
Lalu ia pun pura-pura tertidur di kamarnya. Tak lama kemudian ia merasa ada
hembusan nafas seseorang disusul dengan panggilan namanya. Rupanya temannya
sedang menguji apakah ia masih sadar. Ia pura-pura tidak sadar. Setelah
temannya yakin, Antony sudah dibuat tidak sadar, temannya ini segera
melancarkan aksinya. Ia mulai meraba-raba tubuh Antony dari leher sampai turun
ke bawah. Antony merasa kegelian, namun ia menahannya. Betapa terkejutnya ia
saat ia merasa tangan temannya meraba bagian tubuhnya yang paling dirahasiakan.
Ia segera menyampok tangan temannya itu dan segera bangun dari tempat tidurnya.
“Jadi , itu
yang selama ini elo lakukan terhadap gue ?” Antony berkata dengan suara parau.
Ia tidak menyangka teman baiknya melakukan hal sekeji itu.
“Eh…. Maaf…..
Ton…. Bukan begitu maksud gue.” Temannya gelagapan menjawab.
“Jadi elo
yang selama ini telah menyodomi gue?” Antony menembak.
“Eh…. Maaf
Ton….. Gue sayang sama elo….”temannya terbata-bata menjawab.
“Jadi elo
gay? Kenapa? Apa elo ga tahu itu dosa?” Antony terus menembak.
“Eh…. Tidak
tahu Ton. Di sini semuanya begitu. Ton, gue cinta banget sama elo. Gue tahu ,
elo hanya suka sama cewe. Gue takut kehilangan elo.” Temannya mulai menghiba.
“Asal elo
tahu ya… Gue jijay berurusan dengan orang seperti elo..”Raut muka Antony
menunjukkan rasa muak. “Kalau elo bukan teman baik gue, gue hajar loe..” Segera
Antony mengambil tas yang dibawanya karena awalnya ia merencanakan bermalam di
rumah temannya itu. Ia segera bergegas meninggalkan temannya itu dengan hati
penuh amarah.
“Ton….
Anton…. Jangan tinggalkan gue…. Gue ga bisa hidup tanpa elo…” dari jauh
teriakan temannya masih terdengar..
Keesokan
harinya Anton mendengar kabar temannya itu gantung bunuh diri! Mati!. Ini shock
yang kedua setelah semalam ia tidak bisa tidur karena kemarahan yang terpendam
dalam hatinya. Ia suka dengan temannya ini, namun bukan seperti laki-laki
menyukai perempuan. Ia sudah menganggapnya teman baik , seorang sahabat! Temannya
itu sangat klop kalau diajak ngobrol. Ia tidak menyangka , temannya ini akan
mengambil langkah senekat itu. Memang ia sangat membenci kelakuan temannya
terhadap dirinya. Tapi ia tidak bisa melupakan persahabatan yang telah dibina selama
ini. Kematiannya yang begitu tragis menghantamnya untuk kedua kali. Ia tidak
tahan. Ia tidak mau tinggal lagi di sini. Ia mau pergi jauh-jauh meninggalkan
pulau ini. Antony pun menghadap Paul dan menyampaikan maksudnya pergi dari
pulau ini.
Paul yang
kembali mendengar cerita seperti ini, sudah tidak terlalu terkejut. Namun ia
merasa kehilangan orang-orang yang dikasihinya. Apalagi selama ini ia
menganggap Antony sudah seperti anaknya sendiri. Namun ia menyadari luka Antony
sudah terlalu dalam. Trauma yang dideritanya perlu waktu untuk disembuhkan.
Dengan berat hati ia pun mengijinkan Antony pergi meninggalkannya dan pulau ini.
Untuk kedua kalinya ia merasa sangat sedih. Ia bersama Antony, Ivan dan
beberapa karyawan lainnya selama ini membentuk persekutuan keluarga. Sekarang
jumlah yang mengikuti persekutuan sudah berkurang 2 orang.
-o0o-
Paul sendiri
pernah mengalami hal yang sama, walau tidak separah para karyawannya. Sebagai
salah satu orang terpandang di pulau itu berkat kekayaan dan kebaikan hatinya, Paul
dikenal oleh para pejabat dan orang-orang penting di sana. Jadi ia bisa dengan
leluasa untuk berusaha. Suatu kali ia yang ingin menjaga kebugaran tubuhnya
dengan berolah raga di pusat kebugaran, bergabung dengan salah satu klub di
sana. Seusai latihan, ia seringkali menikmati penyegaran di ruang uap (steam)
atau pun di ruang sauna. Karena kesukaannya ngobrol, maka ia menjadi dekat
dengan para penikmat ruang uap dan sauna di sana. Suatu kali, usai melatih
tubuhnya dan sebelum membilas tubuhnya, ia masuk ke ruang uap. Ia tidak
menyadari ada orang lain di sana karena tebalnya uap yang ada. Setelah duduk santai sambil meregangkan tubuhnya,
instingnya berbisik ada orang lain di ruang itu. Ia pun mencoba menajamkan mata
melihat sekeliling. Walaupun buram, tapi seperti ia melihat ada sosok-sosok
tubuh lain. Karena memang ia senang ngobrol, ia pun mendekati mereka. Namun
alangkah terkejutnya ia melihat sosok-sosok tubuh itu. Rupanya mereka tidak
sadar bahwa ada orang lain di ruang uap. Sosok-sosok itu milik dua pria sebaya.
Keduanya secara tiba-tiba menghentikan gerakan mereka yang membuat Paul
terkejut. Betapa tidak, keduanya tidak mengenakan apa pun lagi termasuk tanpa
menggunakan handuk yang umumnya dipakai di ruang uap! Bukan itu saja, mereka
berdua sedang melakukan persetubuhan seperti suami-istri! Paul berdiri terdiam.
TIdak pernah ia menyaksikan hal ini, walau pun ia sudah pernah membacanya di
Alkitab dan buku-buku lainnya. Kedua pria tersebut segera memakai handuknya dan
langsung kabur dari ruang uap. Rupanya kejadian ini berulang kali dialaminya!
Yang lebih parah lagi, ada yang berani memegang tubuhnya walau segera
ditepisnya. Orang itu pun segera meminta maaf. Beruntung dengan perawakan yang
besar, membuat orang-orang di tempat kebugaran segan untuk berurusan dengannya.
Karena
penasaran, akhirnya ia coba menyelidiki ada apa gerangan dengan para lelaki di
pulau itu. Ia memaksa orang yang mencoba menyentuh tubuhnya itu berbicara. Dari
orang itu mengalirlah cerita bahwa bisa dikatakan semua lelaki di pulau itu
sudah menjadi kaum penyuka sejenis. Padahal beberapa puluh tahun sebelumnya,
mereka semua hidup normal. Namun setelah pulau mereka kedatangan dua orang tamu
pria bernama Sodom dan Gomora, satu per satu lelaki di sana berubah orientasi
seksualnya. Ibarat virus, satu per satu mereka terkena. Karena para pria nya
sudah berubah, maka para wanita nya pun terkena imbasnya. Mereka pun satu per
satu mengalami kebiasaan yang sama seperti para prianya. Akhirnya para wanita
hanya menjadi mesin produksi anak saja. Tidak ada lagi cinta berpasangan,
laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dari kecil sudah diperkenalkan dengan
cinta sejenis. Awalnya ada laki-laki yang merasa jijik dengan kondisi seperti
ini. Mereka membentuk perlawanan. Namun karena gerakan ini tidak terlihat, satu
per satu mereka akhirnya ditaklukkan. Ada yang dengan cara kasar seperti
diancam dan diperkosa atau juga dengan cara halus seperti dibujuk dan
diiming-diimingi sesuatu. Setelah seluruh lelaki di pulau tersebut menyerah,
Sodom dan Gomora mengajari mereka bertindak lebih jauh. Setiap laki-laki dari
luar yang berkunjung ke pulau itu menjadi sasaran. Tidak peduli tua atau muda,
begitu mereka tiba di pulau itu, sejumlah mata mengawasi mereka. Akibatnya,
banyak tamu laki-laki yang jadi korban. Bila mereka tidak menuruti kehendak
penghuni pulau, mereka tidak bisa keluar dari pulau itu dengan selamat. Banyak
sudah yang jadi korban. Tak terhitung orang yang mengutuk penghuni pulau ini.
Seruan-seruan doa minta pertolongan disertai tangisan-tangisan mereka terus
bergema.
Paul ,
keluarganya beserta dengan para pegawai yang ikut dengannya tidak menyadari
kondisi ini. Mendengar penjelasan dari orang tersebut, Paul bergidik ngeri.
Tidak heran, satu per satu anak buahnya meninggalkan dia dan keluar dari pulau.
Tidak ada yang betah tinggal di sana. Ia sendiri pun sebenarnya sudah ingin
sesegera mungkin meninggalkan pulau itu. Namun istrinya terus membujuk dan mengancam
akan bercerai dengannya kalau Paul keluar dari pulau itu. Istrinya sudah
tergila-gila dengan harta yang diperolehnya di pulau itu. Perkataan suaminya
sudah tidak diindahkan lagi!
****
“Pa….papa…. “ Febe berusaha menyadarkan papanya yang
seperti orang sedang termenung-menung sendiri.
Paul pun segera sadar.
“Maaf… maafkan papa. Pertanyaanmu membuat papa terkejut
dan merenung.” Paul berusaha mengambil jeda untuk dapat memulihkan dirinya.
“Ada apa pa?” Febe penasaran.
“Cepat atau lambat kita memang harus meninggalkan
pulau ini.” Paul tidak menjawab pertanyaan putrinya.
“Eh…. Kenapa begitu pa?” Febe tambah penasaran.
“Penghuni pulau ini tidak beres.. Mereka semua sudah
jadi korban iblis Sodom dan Gomora” Paul akhirnya mulai bercerita tentang
keadaan pulau itu dari kisah yang dikumpulkannya.
“Papa tidak menyangka semua anak buah papa menjadi
korban. Ya Tuhan, ampuni papa mu ini. Saya tidak tahu kondisi pulau ini begitu
parahnya. Dari anak buah papa, tinggal Gary yang masih tinggal dan menjadi
calon menantu papa. Ternyata dia pun sudah terkena pengaruh pulau ini. Papa
akan coba sadarkan dia.” Akhirnya Paul menutup pembicaraan dan bergegas mencari
Gary.
****
“Gary, bapak ingin bicara denganmu.” Paul mengutarakan
maksudnya begitu bertemu Gary.
“Eh… iya Pak.. ada apa Pak?” Gary sedikit heran.
“Apa benar kamu sekarang suka berhubungan seks dengan
laki-laki?” Paul langsung ke pokok pembicaraan.
Gary terkejut. Namun segera menduga bahwa pasti Febe ,
kekasih dan anak Paul lah yang menceritakan hal ini kepada papanya.
“Hmmhhh….” Gary susah menjawab.
“Benar tidak?” Paul mulai mengeluarkan suara
wibawanya.
“Eh… begitulah…” Gary akhirnya menjawab pasrah
setengah ragu-ragu.
“Kamu tahu itu dosa?” Paul menyergap tidak sabar
terhadap anak buah sekaligus calon menantu dan orang yang selama ini
diandalkannya. Ia sudah membimbing Gary dengan pemahaman Alkitab sejak remaja.
“Eh… iya…. Tapi semua laki-laki di sini melakukannya…”
Gary coba memberi alasan.
“Saya tidak….” Potong Paul.
“Bahkan walaupun saya juga melakukannya, bukan berarti
itu tidak dosa…” lanjut Paul.
“Maaf Pak…. Saya …..” Gary seperti kehilangan
keberanian berbicara.
“Coba ceritakan bagaimana awalnya sampai kamu ikut
pergaulan seperti itu..” Paul berkata ingin tahu.
Walau merasa malu, perlahan Gary mengumpulkan ingatan
dan mulai menceritakannya….
-o0o-
“Gary, gue
dengar loe mau merit ya setahun lagi?” Ryan , teman dekatnya, bertanya saat
sedang beres-beres pekerjaan di kantor kepunyaan Paul. Keduanya memang karyawan
Paul. Berbeda dengan Gary yang telah ikut Paul sejak remaja, Ryan baru
bergabung setahun lalu. Namun karena sifatnya yang supel, ia dengan cepat
menjadi teman baik Gary.
“Iya. Tahu
darimana?” Gary tidak enak hati, karena sebenarnya ia sendiri ingin
menyampaikan kabar gembira ini kepada teman baiknya itu.
“Sory… gua ga
sengaja mendengar pembicaraan loe sama Febe.” Ryan dengan sedikit malu
menjawab.
“Eh… ga
apa-apa. Memang gue mau kasih tahu loe juga. Tapi karena loe sudah tahu, ya
baguslah. Jadi gue ga usah repot-repot bilang..” Paul meninju ringan pundak
Ryan.
“Jiah…. Yang
udah mau merit…..! Loe uda mau merit, memang uda tahu bagaimana cara
menyenangkan istri?” Ryan memancing.
“Ah… gampang
aja kali…. Masa gitu aja ga bisa….” Gary menjentikkan jari kelikingnya
menandakan masalah itu bukan apa-apa.
“Biarin aja….
Entar loe ga tahu caranya… baru rasa…..” kata Ryan memancing keingintahuan.
“Memangnya
elo tahu? Loe aja belum kawin juga….”
“Eit…. Siapa
dulu dong… Ryan!!! Playboy top sepulau….
Loe mau tahu apa ? Semua gaya gue tahu…”
“Ha?? Kapan
loe belajarnya?? Paling juga loe baca buku.”
“He…he…” Ryan
tertawa misterius…
“Jadi loe mau
ngajarin gue ceritanya?
“Boleh. 1
gaya Rp 1.000.000.”
“Loe tuh
komersial amat.” Gary ngomel.
“Lah, gue aja…
belajarnya bayar…”
“Ala… bayar
apaan….. Paling juga minta gratisan.” Gary balas manasin temannya.
“Enak aja….
Di pulau ini, gue sudah level master lagi…. Tidak ada yang bisa mengalahkan
gue…”
“Ha??? Ga
salah tuh?” olok Gary.
“Dasar
sirik….. Jadi loe mau gue ajarin ga?”
“Boleh ….
Gratis kan?” Gary mulai memakan umpan yang dipasang Ryan.
“Dasar loe,
orang rumahan…. Ga pernah keluar, apa-apa juga kaga tau…. Sama loe, gue kasih
gratis de… Ntar malam datang aja ke rumah gue…” undang Ryan.
“Ngapain lagi
ke rumah loe, emangnya ga bisa di sini aja?”
“Dasar loe….
Mau ketahuan bos, kita ngerumpi beginian?”
“Iya juga
sih….. ya udah ntar gue ke rumah loe… Awas ya kalo loe ngebual aja…”
“Garansi uang
kembali…. Kalo loe ga jadi pintar…” Ryan menambah promosi.
Malam itu,
Gary ke rumah Ryan. Setelah makan malam bareng di rumah Ryan, mereka berdua
langsung ke kamar Ryan.
“Uda cepetan…
ajarin dong” Gary yang takut kemalaman, minta segera diajarin..
“Jiah….yang
uda ngebet…” Ryan mengolok-olok.
“Oke… ini
pelajaran pertama… Cara menatap mesra pasangan…”
“Ha? Begituan
mah , ga usah diajarin….”
“Siapa
bilang? Coba dulu aja?” Ryan membujuk
“Oke….oke…”
Gary tidak merasa rugi kalau belajar.
“Coba loe
tatap gue…” Ryan memberi perintah.
“Ha? Ngapain
dipratekin. Loe cerita aja.” Gary protes.
“Loe tau
kan…. Teori dan praktek kan beda…” Ryan memberi argumentasi.
“Iya sih…”
Gary setengah membenarkan.
“Nah…. Jadi
loe mau bisa ga?” Ryan semakin lebar memasang jaring.
“Ya uda…
terserah loe… Awas ya kalo loe macem-macem..” Gary mengepalkan tinju di depan
Ryan.
“Nah sekarang
loe tatap mata gue…. Anggap aja gue Febe.” Ryan mulai mengajarinya.
“Ha….hua…hua…
Gue ga bisa…. Loe bukan Febe…” Gary terpingkal-pingkal.
“Uda…. Nga
mau ya udah..” Ryan ngambek.
“Iya …..
iya….” Gary menahan tawanya.
Pelan-pelan
Gary masuk perangkap Ryan. Dengan cerdik Ryan secara perlahan Ryan memasang
perangkap. Pelajaran pertama disusul pelajaran kedua. Pelajaran kedua berganti
pelajaran ketiga dan seterusnya. Hari berganti hari. Minggu berlalu menjadi
bulan. Secara tak sadar Gary masuk perangkap. Setelah berlalunya waktu dan
dirasa cukup, Ryan pun membubuhi obat perangsang ke dalam minuman Gary. Gary
yang awalnya menolak bersentuhan dengan Ryan, setengah dipaksa akhirnya mau
mulai bersentuhan. Ryan yang masih merasakan penolakan Gary, mengulur waktu.
Pelajaran berikutnya, Gary yang semakin ketagihan belajar dengannya, semakin
mengabaikan batas-batas normal yang seharusnya dijaga…… Pertahanan Gary satu
per satu dipatahkan Ryan. Sungguh ulet usaha Ryan. Sampai akhirnya Gary pun
terlena dan terhanyut saat Ryan menambah dosis obat perangsang dalam minuman
Gary….
Awalnya
setelah melakukannya, Gary ingin menangis tak henti-hentinya. Ia merasa gagal
sebagai anak Tuhan, ia melakukan perbuatan yang seharusnya dijauhinya.
Dengan
pintar, Ryan menjebak Gary untuk terus melakukannya sampai ketagihan. Setelah
berbulan-bulan Gary pun tidak lagi menyadari jeratan dosa yang melingkari
kehidupannya. Ia seakan sudah tidak memiliki kekuatan untuk menolaknya. Hatinya
menangis tapi tubuhnya menginginkan.
Setelah itu
Gary dikenal sebagai pasangan Ryan. Ryan merasa bangga telah berhasil
menahlukkan Gary. Gary sekarang sudah berubah. Sekarang ia menjadi hamba dosa.
Pergaulannya dengan Ryan merusak hidupnya. Beruntung cintanya kepada Febe telah
mendarah daging dan tidak dapat hilang, sehingga walaupun ia dipenuhi nafsu
tapi ia masih sadar akan cintanya kepada Febe! Namun karena keinginan dagingnya
menuntut dipenuhi, waktunya untuk bersama Febe menjadi berkurang. Juga
perhatiannya. Yang jelas, Gary tidak mungkin menceritakan hal ini kepada Febe.
*****
Lagi-lagi Paul merasakan dadanya sakit. Hatinya ingin
menangis mendengar cerita Gary. Ia tahu Gary sudah dijebak oleh anak buahnya
sendiri.
“Gary, maaf kamu mengalami hal seperti ini. Kamu sadar
bahwa kamu telah diberdayakan oleh perangkap maut temanmu?” akhirnya Paul berkata
perlahan.
Gary hanya menganggukkan kepala.
“Gary kamu tahu sekarang kedaginganmu sedang
merajalela?”
Sekali lagi Gary mengangguk lemah.
“Gary, maukah kau menjawab dengan hatimu, apakah kamu
mau mengakhiri semuanya ini?”
Gary merenung dan tidak bisa menjawab.
“Gary, tatap mata Bapak, nak. Pancarkanlah sinar dari
hatimu untuk menjawab pertanyaan Bapak. Apakah kamu mau melepaskan diri dari
dosa ini?” Paul kembali bertanya.
Gary bergumul semakin hebat. Hatinya terus memberontak
ingin kembali agar bisa bersinar seperti semula. Namun kedagingan juga ingin
terus menguasai Gary. Bentrokan dahsyat terjadi antara keinginan daging dengan
hati nuraninya. Paul dapat melihat kegundahan hatinya.
“Gary, mari kita berdoa. Mohon kekuatan dari Tuhan
kita, Yesus Kristus.”Paul segera mengajak Gary berdoa.
Gary berlutut sambil memanjatkan doanya bersama Paul.
Tidak mudah bagi Gary untuk berkonsentrasi dalam
berdoa. Namun perlahan , ia mulai bisa berdoa. Sudah lama, ia meninggalkan
kebiasaannya berdoa. Sudah lama ia tidak pernah membaca Alkitab dan melakukan
saat teduh lagi. Sudah lama ia tidak merasakan kehadiran Tuhan seperti yang
dirasakannya saat ini.
Mereka berdua terus berdoa, memohon belas kasihan dan
perlindungan Tuhan. Gary mulai merasakan keinginan hatinya bangkit mengalahkan
keingan daging. Ia merasakan jiwanya bebas dan jiwanya ingin bernyanyi memuji
dan memuliakan Tuhan. Luar biasa! Hatinya sungguh rindu keadaan seperti ini.
Ikatan yang membelenggu hatinya terpatahkan. Mereka berdoa bersungguh-sungguh,
merasakan kehadiran Tuhan dan perasaan damai sejahtera. Cukup lama mereka
berdoa dan bernyanyi. Sesekali terdengar suara Paul membaca ayat-ayat Alkitab.
Paul berdoa untuk Gary agar Tuhan mengambil alih
kendali hidupnya dan membiarkan Allah sendiri memimpin hidupnya mulai saat ini
dan seterusnya. Gary mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan. Paul berdoa agar
seluruh ikatan yang membelenggu Gary selama ini dipatahkan dan Gary kembali
kepada Tuhan yang telah menyelamatkannya.
Usai mereka berdoa dan bersekutu, akhirnya Gary dengan
penuh kebulatan tekad menyerahkan kembali hidupnya dalam pemeliharaan Tuhan.
Walau dia tahu hal ini tidak mudah,
namun dengan pertolongan Tuhan, tidak ada yang mustahil! Paul bersyukur bahwa Gary
telah dibinanya sejak remaja sehingga Gary memiliki dasar yang kuat sehingga ia
masih mampu menyadarkannya.
*****
Sementara itu di atas bukit di pulau itu ada sebuah
pesawat helicopter mendarat. Penumpangnya dua orang pemuda gagah perkasa.
Mereka berdua memiliki postur yang luar biasa. Mereka segera menuju rumah Paul.
Kedatangan mereka yang mendadak dan terkesan tersembunyi , sempat dipergoki
oleh salah seorang penduduk pulau itu. Kemudian penduduk itu melaporkannya ke
penguasa setempat. Sudah menjadi rahasia umum, apabila ada pendatang asing, mereka
akan menjadi bahan permainan seluruh penduduk di pulau. Tidak berapa lama berselang,
seluruh penduduk pulau itu sudah berkumpul di lapangan. Mereka semua kemudian
bergerak maju menuju rumah Paul. Tujuannya hanya satu yaitu menangkap pendatang
asing dari luar pulau dan menjadikan mereka bahan permainan! Mereka dipimpin
oleh dua orang yang juga berperawakan gagah namun mukanya memancarkan kekejian.
Merekalah yang dikenal dengan nama Sodom dan Gomora. Merekalah biang virus
penyebar penyimpangan seks di pulau itu. Mereka lah yang seharusnya bertanggung
jawab atas seluruh tragedi yang menimpa penduduk pulau ini!
*****
“Pagi Pak Paul, perkenalkan. Nama saya Angelos dan ini
kawan saya Farrel.” Angelos langsung membuka percakapan saat mereka berdua
bertemu dengan tuan rumah Paul.
“Salam kenal juga Angelos dan Farrel. Ada yang bisa
saya bantu?” Paul menyapa tamunya dengan ramah sambil mempersilahkan tamunya
duduk. Ia pun mengambilkan minuman dan makanan yang ada untuk disuguhkan kepada
para tamu tersebut. Ia melakukannya sendiri karena memang keluarganya tidak
menggunakan tenaga pembantu rumah tangga.
“Tidak usah repot-repot Pak Paul. Kami ini baru saja
dari rumah Pak Abe, paman bapak. Memang tujuan
kami sebenarnya hanya ke mari, namun sebelumnya kami ingin singgah dulu
di rumah paman Bapak, mungkin ada yang ingin beliau sampaikan kepada Bapak
selaku keponakannya.” Farrel sekarang gantian yang berbicara.
“Oh ya? Bagaimana kabar paman Abe?”Paul senang
mendengar nama pamannya, Abe, disebut-sebut.
“Beliau baik-baik saja dan berharap Bapak juga dalam
keadaan sehat-sehat saja.”jawab Farrel.
“Kami berdua adalah peneliti pada berbagai bidang
ilmu. Saya khususnya ahli dalam kelautan dan kawan saya ini khususnya di bidang
fisika. Singkat kata mengingat waktunya sudah tidak lama lagi, kami ingin
menyampaikan kepada Bapak untuk bersiap-siap sesegera mungkin untuk
meninggalkan pulau ini. Karena berdasarkan penelitian kami, pulau ini termasuk
dalam ancaman bahaya terkena bencana dahsyat. Waktunya terlalu singkat buat kami
untuk menjelaskan secara panjang lebar. Tidak lama lagi akan terjadi fenomena
menarik di laut sekitar pulau ini.” Angelos langsung berbicara panjang lebar
mencoba meyakinkan tuan rumah.
Paul kaget dan kurang percaya. Raut wajahnya terbaca
oleh kedua tamunya yang sepertinya sudah berpengalaman dalam menghadapi
berbagai tipe manusia.
“Pak Paul, mungkin bapak meragukan kami karena bapak
tidak mengenal kami. Namun kami sendiri sudah banyak kali mendengar keharuman
nama bapak dari teman-teman dan para karyawan bapak yang sudah keluar dari
pulau ini” Angelos menyebutkan satu per
satu nama orang yang dikenal Paul dan mencoba mengumpulkan kepercayaan Paul.
“Kami memang sudah mendengar kabar buruk dari mereka.
Sehingga Tuhan bermaksud membiarkan pulau ini hancur dilanda bencana yang
dahsyat yang tidak pernah dialami sebelumnya. Kami sudah mendengar bahwa
penduduk pulau ini sudah tidak mungkin ditolong lagi. Kejahatan mereka sudah
tersiar kemana-mana. Korban-korban yang berjatuhan sudah sangat banyak. Namun kami
mendengar bahwa hanya keluarga Bapak saja yang masih menyembah Tuhan yang
benar” Farrel membantu temannya Angelos meyakinkan Paul.
Paul sendiri mulai timbul rasa percaya kepada kedua
tamunya ini. Sungguh mengherankan! Padahal ia baru saja mengenalnya. Wajah
kedua tamunya seperti bukan wajah manusia biasa. Wajahnya memancarkan damai
sejahtera dan bercahaya. Ia tidak pernah melihat wajah seperti itu sebelumnya.
Jiwanya merasa tentram dan nyaman berada bersama keduanya. Namun berita yang
disampaikan keduanya sangat dahsyat baginya. Sehingga ia tidak dapat mengambil
keputusan untuk bergegas.
“Pak Paul, ajaklah segera anak Bapak Febe dan istri
Bapak serta Gary. Waktunya sudah sangat singkat. Sebentar lagi Bapak akan
kedatangan orang-orang durjana dari seluruh pelosok pulau ini sehingga Bapak
tidak dapat lagi leluasa pergi.” Angelos terus menjelaskan kondisi yang akan
terjadi.
Saat mereka berbicara, Febe dan istri Paul masuk ke
dalam ruangan bergabung dan Paul pun memperkenalkan keluarganya kepada kedua
tamunya serta memberitahukan kabar mengejutkan yang didengar dari kedua
tamunya. Tidak lama kemudian Gary yang baru datang juga bergabung dengan
mereka. Sekali lagi Paul memperkenalkan Gary kepada kedua tamunya.
Rupanya Gary datang ingin mengabarkan sesuatu.
“Pak Paul dan semuanya, harap segera bersiap-siap
meninggalkan rumah ini. Seluruh penduduk pulau sedang menuju rumah ini dan akan
menangkap Angelos dan Farrel. Mereka ingin memperkosa kamu berdua.” Gary
memalingkan wajah ke arah kedua tamu tersebut. “Bila Pak Paul tidak membolehkannya, maka rumah dan seluruh
yang ada di sekitar rumah ini akan dibumihanguskan!” kata Gary menambah
kengerian.
“Kami sudah tahu dan sudah memperingatkan Pak Paul
untuk mempersiapkan diri” Angelos menanggapi berita yang dibawa Gary.
Paul dengan segera meminta anak dan istrinya untuk
mempersiapkan perbekalan dan makanan mereka.
Tak lama kemudian, terdengar teriakan dari luar rumah.
“Pak Paul, Cepat keluar! Serahkan kedua tamu Bapak. Kami
ingin memakai mereka!” Sodom berkata
dengan lantang yang kemudian diulangi lagi oleh Gomora,”Benar, cepat serahkan
mereka! Kami ingin memakai mereka berdua. Kalau Bapak tidak segera keluar, tahu
rasa nanti akibatnya!”
Paul dan Gary pun keluar menemui orang-orang banyak
itu.
Paul berkata,”Maaf tuan-tuan. Mereka adalah saudara
saya. Kalian tidak boleh menjamah mereka. Janganlah membuat onar.”
“Bohong! Kami tahu Bapak tidak mempunyai saudara
seperti mereka. Cepat serahkan!” Gomora membentak keras.
Paul mengenali keduanya sebagai orang yang berhubungan
intim di ruang uap.
“Bagus ya, kamu berdua yang tidak tahu diri. Mau apa
kalian? Semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus , sudah saya anggap sebagai
saudara!” Paul balas menggertak dengan galak walau dia ngeri melihat kerumunan
orang.
“Kami menuntut Bapak untuk menyerahkan kedua tamu
Bapak. Mereka ingin mengacau pulau ini.”Sodom berkata dengan keras.
“Maaf tidak bisa. Mereka adalah tamu saya!” Paul
bersikeras.
“Kalau begitu serbu….!!” Sodom dan Gomora memberi
aba-aba untuk menyerbu masuk ke rumah Paul.
“Stop!!!” suara Gary melengking. “Jangan main hakim
sendiri. Kalian tidak bisa semena-mena menyerbu masuk. Apa hak kalian menangkap
kedua tamu yang dihormati Bapak Paul? Ryan, kamu kenapa ada di kumpulan mereka?
Cepat kamu jelaskan kepada mereka untuk bubar.” Rupanya Gary melihat Ryan ada
di antara pengunjuk rasa.
“Gary cepat kamu menyingkir. Kalau tidak kamu akan
binasa!” Ryan memperingatkan.
Namun Gary dan Paul tetap bersikeras tidak mengijinkan
orang banyak masuk dan mereka menjaga pintu dengan kedua tubuh mereka.
Sodom dan Gomora pun sudah berancang-ancang untuk
memerintahkan kembali penyerbuan rumah Paul.
Tiba-tiba pintu terbuka. Gary dan Paul ditarik oleh
Angelos dan Farrel sehingga keduanya masuk ke dalam rumah, sementara mereka
berdua menghadapi orang banyak.
Melihat Angelos dan Farrel, Sodom dan Gomora memberi
aba-aba serentak untuk menangkap keduanya. Namun Angelos dan Farrel melakukan
gerakan aneh. Mereka mengepalkan kedua tangannya dalam posisi orang berdoa
setelah itu mereka menengadah ke langit dan membuka kedua tangan mereka.
Tiba-tiba terjadi gempa bumi dahysat yang menggocang
seluruh pulau itu. Kekuatan gempanya sangat dahsyat. Di sana-sini rumah-rumah dan
berbagai bangunan beruntuhan. Tanah yang ada terasa bergetar keras, ada yang
mulai terpecah-pecah dan bahkan terbelah. Tidak ada manusia yang bisa berdiri
normal. Semuanya berjalan sempoyongan. Penduduk pulau itu terkejut dan sudah
tidak lagi memikirkan kedua tamu Paul. Mereka berlarian dan berusaha
menyelamatkan diri. Mereka kembali ke rumah masing-masing dan mendapatkan rumah
mereka porak poranda!
Sementara itu laut di sekeliling pulau itu mengalami
kejadian aneh. Tiba-tiba air laut seperti terusir pergi dari pinggir pantai.
Air laut yang biasa menerjang masuk membasahi pasir di pantai seperti terhisap
oleh kekuatan yang dahsyat. Dasar laut yang biasanya hanya bisa dilihat dari
atas, dengan jelas dapat dilangkahi. Ikan-ikan besar yang biasanya berenang
bebas, seketika menggelepar-gelepar kehilangan media hidupnya. Penduduk yang
tinggal di pinggir pantai melihat kejadian aneh ini, mereka tidak mengetahui
penyebabnya. Mereka hanya melihat inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu. Pucuk
dicinta ulam tiba. Tanpa memancing mereka mendapat banyak ikan-ikan. Mereka
tinggal memungutnya saja! Mereka pun berhamburan menuju laut bebas. Berita
tentang kondisi laut yang aneh ini pun segera menyebar. Dengan cepat seluruh penduduk
pulau yang baru saja dilanda gempa dan banyak yang rumahnya hancur, segera
menuju pantai untuk “memungut” ikan-ikan di laut sebagai bekal dalam menghadapi
kehidupan esok hari. Mereka berebutan dan seperti histeris memunguti ikan-ikan
yang sangat banyak itu. Ikan yang biasanya harus didapat dengan susah payah.
Paul beserta istri dan Febe serta Gary juga sudah
mendengar fenomena aneh di laut itu. Namun mereka sudah diperingati oleh
Angelos dan Farrel. Mereka tidak boleh berayal mengemasi barang yang akan
dibawa. Yang paling menderita adalah istri Paul. Ia bingung mau membawa
perhiasan yang mana? Begitu banyak perhiasannya. Namun Paul meminta untuk
meninggalkan perhiasan-perhiasan itu dan membawa bekal makanan secukupnya.
Angelos dan Farrel dengan tidak sabar mendesak agar Paul sekeluarga untuk
segera meninggalkan rumah. Mereka menarik lengan Paul, istrinya, Febe dan Gary
agar berjalan dengan cepat menuju helikopter yang dipakai mengantar mereka saat
datang. Perjalanan masih cukup jauh ketika tiba-tiba di laut terdengar suara
bergemuruh dahsyat.
Di pantai terjadi kepanikan hebat. Para penduduk yang
penuh ikan di tangannya terkejut luar biasa. Di kejauhan terlihat gelombang
laut yang sangat tinggi mendatangani tempat di mana mereka berada dengan sangat
cepat. Mereka pun sadar akan bahaya yang mengancam. Mereka melempar seluruh
ikan yang ada di tangan mereka dan berlari sekuat tenaga. Namun terlambat.
Kecepatan gelombang air laut mencapai pinggir pantai jauh melampaui kecepatan
para penduduk berlari. Banyak sudah penduduk yang tergulung ombak dan hilang. Sementara
kecepatan gelombang air semakin dahsyat, menelan apa pun yang dilaluinya.
Gelombang yang sangat tinggi dan mengerikan. TIdak ada yang tidak dilandanya.
Semua penduduk yang ada di pantai sudah tersapu bersih, hilang tak berbekas!
Sekarang dengan kecepatan yang tidak kalah mengerikan, gelombang air laut
menyerbu perumahan penduduk dan memusnahkan bangunan-bangunan yang berdiri di
atasnya dan meluluhlantakkan seluruh area di pulau ini. Tidak ada mahluk dan
benda yang mungkin selamat setelah diterpa gelombang laut itu.
Paul sekeluarga sudah mencapai helikopter yang dibawa
kedua tamunya. Angelos pun sudah menyalakan mesinnya. Tiba-tiba, istri Paul
menyadari ada perhiasan yang sangat besar yang sangat disayanginya yang
tertinggal. Ia ingin segera kembali ke rumah mengambilnya. Paul pun mencegah
dan menyeretnya. Namun istrinya berkeras hati ingin mengambilnya walau apa pun
yang terjadi. Selama ini, ia sudah terbiasa hidup mewah dan sekarang tanpa satu
harta yang sempat dibawa, akan jadi apa hidupnya nanti. Ia pun melompat keluar
helikopter dan berlari kencang menuju rumahnya. Gary yang melihatnya segera
menyusulnya. Namun istri Paul yang berlari seperti kesetanan jauh mendahului di
depan. Sepertinya ada kekuatan raksasa yang membantunya berlari. Namun alangkah
kagetnya ia sewaktu melihat gelombang air laut pasang yang sangat tinggi dan
sedang mengalir dengan derasnya menuju tempatnya. Ia terpana melihatnya. Ia
merasa keinginannya untuk menyelamatkan hartanya sangat besar, namun ia tidak
dapat menyangkal adanya ancaman maut. Ia pun menjadi bimbang untuk berbalik.
Sewaktu ia masih termenung, air laut pun melandanya dan dengan cepat
menelannya! Gary yang memang tertinggal jauh melihat apa yang terjadi. Karena
sadar tidak dapat melawan derasnya gelombang air laut, ia pun segera berbalik
arah kembali menuju helikopter.
Meskipun Gary telah berusaha berlari , namun kecepatan
gelombang air laut sangat mengerikan. Air sekarang sudah hampir mencapainya.
Angelos yang menyadari bahaya yang mengancam helikopter mau tidak mau segera
siaga penuh. Saat air laut hampir mencapainya, ia pun terpaksa menerbangkannya
di atas ketinggian yang aman dari terpaan gelombang laut. Gary yang sudah
dilanda gelombang laut setinggi dadanya merasa pasrah. Tiba-tiba kepalanya terlanda tali. Rupanya Farrel melemparkan
tali untuk menyelamatkannya. Gary memegang tali itu dan Farrel berusaha
mengangkat tubuhnya . Usahanya hampir berhasil saat tubuh Gary dilanda potongan
balok kayu tebal yang menghantamnya bagaikan godam. Gary merasa mual dan
tubuhnya kesakitan. Angelos cepat-cepat menaikkan helikopter dan Farrel dengan
kekuatan tangan yang menakjutnya sedikit demi sedikit menarik tubuh Gary ke
dalam helikopter. Gary menggunakan tenaganya habis-habisan untuk memegang tali
sampai akhirnya ia pun berhasil masuk pesawat.
Febe yang baru saja melihat kengerian dan kedahyatan
gelombang air laut serta kehilangan mamanya, menangis histeris. Ia dengan cepat
menyerbu Gary. Gary sendiri baru saja dibaringkan oleh Farrel dan Paul. Tampak
dari bibir Gary mengalir darah segar. Hal ini menunjukkan pendarahan hebat di
dalam tubuh Gary. Gary yang baru saja mengerahkan seluruh tenaganya seperti
seonggok benda tanpa daya. Mukanya pucat seakan tanpa darah. Matanya
berkunang-kunang. Namun ia masih bisa mendengar suara tangisan Febe di
sampingnya.
“Gary, jangan tinggalkan aku.” Febe berulang-ulang mengatakan
hal yang sama.
“Febe, jikalau saya pergi mendahuluimu, janganlah kamu
sedih. Carilah pemuda lain untuk menggantikan tempat saya.” Gary berkata
perlahan.
“Tidak Gary, kamu jangan mati.” Febe menangis
tersedu-sedu.
“Maafkan saya, Febe. Saya gagal mempertahankan
kekudusan hidup saya. Saya terjerumus dalam kehidupan yang tidak pantas” Gary
berkata semakin lemah.
Tiba-tiba mata Gary terbelalak. Ia sepertinya mencari
sesuatu atau seseorang. “Pak Paul….” Panggilnya lirih.
“Iya, Gary.
Tenangkan hatimu , nak.” Paul memegang tangannya
“Bapak, apakah saya bisa diselamatkan?” Gary bertanya.
Paul tahu arah pertanyaannya. Bukan diselamatkan dalam
pengertian sembuh dari sakit penyakitnya atau sakit fisiknya melainkan
keselamatan jiwanya.
“Nak, bukankah kamu memang sudah percaya dalam hatimu
dan mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan?” Paul bertanya.
“Saya percaya sepenuh hati saya dan mengaku bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan, Raja dan Juruselamat saya satu-satunya.” Gary berkata
sambil mengangguk lemah.
“Kalau kamu percaya kepada Tuhan Yesus, maka akuilah
kesalahan dan dosamu. Mintalah ampun kepadaNya, maka Dia adalah setia dan adil.
Dia akan mengampuni segala dosa kita.” Paul kembali melanjutkan.
“Iya, bapak. Saya sudah berdoa meminta pengampunan
kepada Tuhan Yesus atas segala dosa dan pelanggaran saya.” Kembali Gary berkata
lemah. “Saya juga mengaku bersalah kepada Febe telah menghianati cinta kami
berdua.”
“Asal kamu percaya sungguh-sungguh dan lahir baru,
maka kamu akan diselamatkan.”Paul terus menjelaskan keselamatan yang dari
Allah.
Paul kemudian mengajak Gary dan Febe berdoa, “Bapa di
dalam Sorga, saat ini kami mengucapkan syukur kepadaMu yang telah memilih kami
untuk diselamatkan. Terima kasih Engkau telah mengutus putraMu yang tunggal
Tuhan Yesus Kristus untuk menebus dosa kami. Terima kasih Engkau juga telah
mengutus Angelos dan Farrel untuk melepaskan kami dari marabahaya di tempat
ini. Tuhan saat ini kami juga menyerahkan Gary dan istri hamba, ke dalam
tanganMu. Bapa, kami tidak tahu apakah istri hamba masih hidup. Namun kami
percaya, Engkau Allah yang memberikan hal yang terbaik buat hamba dan setiap
orang percaya. Saat ini kami mau serahkan Gary ke dalam tanganMu. Ia telah
menjadi anakMu dan telah mengaku seluruh dosa-dosanya. Kiranya Engkau mau
mengampuni untuk seluruh kesalahannya. Bapa ampuni juga dosa hamba sekeluarga.
Karena secara tidak sadar kami pun tidak lepas dari kesalahan-kesalahan yang kami
buat. Bapa, kami mau serahkan juga Gary ke dalam tangan belas kasihMu. Sekarang
ia sedang menghadapi kesakitan yang luar biasa, kiranya Tuhan mau menyembuhkan
penderitaannya. Namun apabila Tuhan berkehendak lain, kiranya Tuhan berikan ia
kemudahan agar ia dapat mengakhiri hidupnya dengan baik dan tetap memelihara
imannya. Tuhan, kami juga mau menyerahkan perjalanan kami dengan helikopter ini
ke dalam tanganMu. Kiranya Angelos dan Farrel dapat membawa kami ke tempat yang
aman dari amukan gelombang air laut ini. Terima kasih Tuhan kau telah mau
mendengar doa kami. Dalam nama Tuhan Yesus, Juruselamat kami yang hidup, kami
telah berdoa dan mengucap syukur. Amin.” Paul mengakhiri doanya dan membuka
matanya.
Kemudian ia melihat muka Gary. Matanya tertutup namun
wajahnya tersenyum. Tampak ia telah mendapatkan kedamaian. Pada waktu Paul
meraba nadinya, sudah tidak dirasakan adanya denyutnya lagi. Ia pun memaklumi
bahwa Gary sudah dipanggil kembali kepada Penciptanya.
Febe yang melihat tingkah laku papanya, dapat menduga
apa yang terjadi. Ia menangis sedih sekaligus bahagia. Walaupun ia kehilangan
calon suaminya, namun ia bersyukur bahwa suatu kali ia akan bertemu kembali dengannya
, dalam Kerajaan Surga!
Heli dibawa berputar mengelilingi pulau. Dari atas
tampak bahwa seluruh pulau sudah diamuk gelombang air laut. Tidak tampak
sedikit pun tempat yang aman di pulau itu. Dalam kondisi seperti itu dapat
dipastikan, tidak akan ada mahluk di darat yang mampu hidup. Paul menyadari
bahwa ia telah kehilangan istrinya dan hartanya. Hatinya sedih ditinggal oleh
dua orang yang dikasihinya : istri dan calon menantunya. Baginya harta dunia
masih bisa dicari. Namun di atas semuanya itu, ia tetap percaya Tuhan akan
terus memimpin jalan hidupnya. Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini. Cepat
atau lambat semuanya akan berlalu. Hanya satu yang dapat bertahan yaitu
keselamatan yang dari Tuhan. Angelos dan Farrel pun membawa helikopter menjauhi
pulau ini menuju tempat yang aman.
Jakarta, 15 Januari 2013 -
OPH
.
----THE END-----
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home