Tuesday, January 15, 2013

Bukan Cinta Biasa (Cerpen)


Cerpen Karya : OPH

“Febe. Kenapa mukamu murung, nak?” Paul yang baru saja masuk ke dalam kamar anaknya menjumpai anaknya dalam kondisi tidak biasa. Murung dan tidak bergairah. Padahal biasanya anaknya selalu riang.
“Tidak apa-apa, papa.” Febe mengelak tidak ingin menyusahkan papanya.
“Ada masalah dengan Gary?” Paul menebak masalah anaknya terkait dengan kekasihnya. Insting orang tua. Karena anaknya tidak memiliki masalah di rumah.
“Hmmmh…”Febe bergumam. Tertebak dengan benar masalahnya, Febe jadi susah mengelak, apalagi ia terbiasa berbagi cerita dengan papanya. Setelah beberapa lama terdiam dengan mengumpulkan segenap keberanian, akhirnya ia pun mulai berkisah.

****.

Febe adalah putri tunggal keluarga Paul yang berparas rupawan. Saat ini , ia sedang menjalin hubungan dengan Gary, salah seorang karyawan perusahaan papanya. Gary sendiri awalnya hidup sebatang kara sebelum Ia diambil sebagai karyawan oleh Paul dan diperlakukan sebagai keluarga sendiri. Secara fisik, Gary tidak kalah dengan Febe. Ia seorang pemuda yang sangat tampan dan sebelum memutuskan untuk serius pacaran dengan Febe, banyak gadis yang menginginkannya menjadi kekasih. Tidak heran, karena selain parasnya, Gary memang seorang yang ramah, baik dan jantan! Karena sering bertemu dan bergaul, mereka dengan cepat menjadi akrab dan saling jatuh cinta. Namun Febe memiliki keuntungan, karena Gary adalah karyawan papanya sehingga mereka dapat sering bertemu dan kemudian menjadi sepasang kekasih. Setelah berhubungan beberapa tahun,  mereka merasa sangat cocok satu dengan lain. Dengan persetujuan keluarga Paul, akhirnya Gary memberanikan diri meminang Febe.  Tanggal pernikahan pun sudah ditetapkan. Namun hubungan mereka akhir-akhir ini mengalami kemandegan. Febe merasa Gary tidak seperti dahulu. Sepertinya ada suatu tirai yang menutupi Gary sehingga mereka berdua tidak bisa lagi saling berbagi cerita. Febe merasa ada kisah-kisah tertentu yang disembunyikan Gary. Bahkan semakin mendekati hari pernikahan, hubungan mereka merenggang. Febe merasa kesulitan bertemu dengan Gary, padahal mereka tinggal dalam satu kompleks perumahan. Saat Febe mendesak Gary untuk menceritakan sejujurnya masalah yang dihadapi, Gary sepertinya menghindar dan selalu mengalihkan percakapan ke topik lain. Febe sempat marah dan kesal dengan Gary, namun hal ini tidak memecahkan masalah. Akhirnya Febe mengalah dan mendiamkan saja kelakuan Gary.

Beberapa waktu lalu, salah seorang teman dekat Febe menyampaikan kabar yang mengejutkan. Katanya di luaran beredar isu bahwa Gary adalah seorang penyuka hubungan sejenis (gay). Bahkan Gary sudah punya seorang kekasih pria! Bahkan nama kekasihnya sudah menjadi rahasia umum di luaran yakni Ryan, yang juga bekerja di perusahaan papanya! Mereka sering bertemu.  Gary juga dikabarkan sering bermalam di rumah Ryan. Awalnya temannya tidak percaya. Namun suatu kali , saat sedang berada di mal, ia menyaksikan sendiri Gary berjalan bersama Ryan dengan sikap sepasang kekasih! Febe sangat terkejut. Seakan kepalanya dihantam benda berat. Ia jadi sempoyongan. Namun hatinya berkata untuk  tidak boleh lekas percaya dengan isu ini. Ia harus menanyakannya sendiri ke Gary. Sehingga ia pun mencari Gary.

“Jiahh. Itu kan biasa di pulau ini, Febe.” Jawab Gary enteng saat Febe menanyakan informasi yang didengarnya dari temannya.
“Maksudmu? Jadi benar, Ryan itu kekasihmu?” Febe yang dididik papanya sejak kecil berdasarkan pengajaran Alkitab mulai merasakan tangan dan tubuhnya berubah dingin.
“Semua cowo di pulau ini kan sama. Semuanya juga seperti itu. Satu-satunya cowo yang tidak begitu, hanya papamu!” Gary santai saja menjawabnya.
“Apa??? Bukankah itu dosa, melakukan hubungan seks sejenis?” Febe tambah bingung.
“Siapa bilang? Bahkan guru agama kita saja punya 2 orang cowo. Kamu tanya saja sama dia!” Gary mencari bahan pembelaan dirinya.
Febe semakin terperanjat, tubuhnya terasa kaku. Ia berusaha membantah pernyataan kekasihnya dengan ajaran-ajaran firman Tuhan yang sangat diyakininya dan juga diketahui Gary. Mereka berdua memang mendapat pengetahuan Alkitab dari Paul, ayah Febe.  Namun semua pengetahuan yang pernah dipelajari dan diterima Gary seakan-akan menguap tak berbekas. Setiap Febe mengingatkan ajaran yang pernah diterimnya, Gary malah membantahnya. Febe merasa tidak dapat memahami Gary sehingga kepalanya terasa berputar dan berat. Seakan ada ribuan godam menghantam kepalanya. Semakin ia berdebat dengan Gary, semakin banyak fakta aneh yang diungkapkan Gary tentang kehidupan di pulau itu. Memang Febe dan keluarganya baru berada di sana tidak lebih dari 5 tahun, jadi Febe belum terlalu banyak mengenal kehidupan di sana. Ia hanya berpikir segalanya sesuai dengan ajaran papanya, tidak pernah menduga ada keanehan seperti ini. Papanya selalu bercerita, Tuhan menciptakan Adam sebagai manusia pertama dan kemudian Hawa untuk menemaninya. Mereka hidup sebagai suami-istri sampai selamanya. Perempuan diciptakan untuk menemani dan menjadi pasangan yang sepadan bagi pria!

Akhirnya Febe kembali ke rumahnya dengan  kepala terasa berdenyut-denyut. Ia bertanya-tanya dalam hatinya, apakah benar penjelasan Gary? Ia pun memeriksa Alkitab yang diberikan papanya sejak kecil. Ia mencari ajaran-ajaran terkait. Jelas di sana tertulis, seorang pemburit (gay) tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga! Tetapi kenapa Gary dan orang-orang di sekeliling Gary melakukannya? Tua-muda, pintar-bodoh, kaya-miskin! Semua lelaki di pulau itu sama saja. Mereka menurut Gary sudah pernah melakukan hubungan seks sejenis. Berkali-kali sudah ia memeriksa dengan teliti isi Alkitab. Apa yang dikatakan Gary tidak benar. Semakin ia mencari kebenaran firman Tuhan, semakin ia yakin bahwa apa yang diyakini selama ini tidak salah. Tapi kalau Gary melakukan hal yang dilarang Tuhan, bagaimana ia harus bersikap? Tinggal sebulan lagi, ia akan menikah dengan Gary. Hal inilah yang terus menjadi pikirannya selama berhari-hari dan merengut keceriaannya.  Saat itulah papanya memergoki wajah bingungnya.
“Pa… Apa benar semua laki-laki di pulau ini melakukan hubungan seks sejenis?” tanyanya blak-blakan karena ia sudah tidak tahu lagi harus bertanya seperti apa. Hanya papanya yang dapat memberikan penjelasan yang dibutuhkannya.
“Eh… kenapa kamu bertanya hal itu, Febe?” papanya terkejut mendapat pertanyaan yang tidak lazim.
“Pa… kata Gary semua laki-laki di pulau ini melakukan seperti itu termasuk dia. Kecuali papa saja.” Febe  mencoba menjelaskan.
“Apa? Gary juga?” Paul terkejut. Ia pun terpekur. Wajahnya berubah. Instingnya sebagai laki-laki dan seorang ayah segera merasakan adanya masalah besar yang menerpa anaknya. Secara cepat, semua ingatannya pun melayang kepada kejadian-kejadian di masa lalu.

****

Sejak ia berbagi warisan dengan Abe, pamannya, ia menempati rumah mewah di pulau itu. Ia memilih rumah dan tanah pertanian yang subur dan sangat luas itu, saat Abe memberinya kesempatan untuk memilih terlebih dahulu. Ia pun akhirnya mendapat bagiannya di pulau itu. Awal mulanya, ia sangat senang tinggal di sana. Tanahnya sangat subur. Tanaman apa pun ditanam pasti tumbuh. Di tanah yang luas itu, ia pun berkebun dengan menanam beraneka pohon buah dan tanaman hias. Semuanya tumbuh dengan cepat. Keluarganya pun tidak kekurangan makan, semuanya serba terpenuhi. Kekayaannya pun bertambah banyak di sana. Istrinya lah yang paling menikmati kondisi di daerah itu. Ibarat surga di bumi baginya. Apalagi saat ditemukan adanya harta berupa permata dan emas di dalam tanah yang ditinggalinya. Istrinya merasa seperti ratu!

Suatu kali, pengemudi yang membantu di keluarganya,Ivan, datang menghadap bersama istri dan putranya yang masih remaja. Paul sedikit terkejut melihat mereka.
“Maafkan saya Pak.” Ivan membuka percakapan.
“Ada apa, Ivan.” Paul  merasa ada yang tidak beres.
“Saya mau mengundurkan diri dan tidak dapat bekerja lagi dengan Bapak.” Ivan melanjutkan.
“Kenapa begitu, Van?” Paul terkejut.
“Johny, Pak. Ia tidak suka tinggal di pulau ini. Setiap malam ia berteriak-teriak ketakutan.” Ivan membuka penjelasannya.
“Ada apa Johny? Coba kasih tahu Bapak.” Paul mencoba mencari penjelasan.
Johny hanya terdiam saja.
“Eh… begini Pak. Johny mengalami trauma, sejak ia menginap selama beberapa hari saat liburan sebulan lalu.” Ivan menambah penjelasannya.
“Rupanya, selama beberapa malam tidur bersama teman-temannya, ia mengalami pelecehan seks oleh teman-temannya.” Ivan melihat anaknya tertunduk, namun ia terus memberi penjelasan.
“Ia tidak menyangka saat teman-temannya melakukannya. Mereka adalah teman-teman sekelasnya di sekolah. Bahkan Johny sudah menganggap mereka sebagai teman-teman baiknya. Selama ini mereka menjadi teman mainnya  Setiap hari mereka bergaul, main dan belajar bersama. Namun di malam itu mereka memperkosa Johny. Johnya tidak menyangka teman-temannya sejahat itu. Mereka memaksa Johny berkali-kali secara bergantian. Biarpun Johny telah melawan, tapi ia tidak berdaya saat teman-temannya itu dengan kompak memeganginya. Hal ini dilakukan tiap malam selama liburan itu. Johny tidak berani melaporkan kejadian ini, karena malu. Setelah kembali, ia menjadi anak pendiam. Namun setiap malam, ia menjerit-jerit saat tidur. Kami pun menanyakan masalahnya. Ia tetap diam,” cerita Ivan dengan nada gemetar menahan emosinya. “Akhirnya istri saya yang berhasil memancingnya berbicara. Dan mengalirlah cerita keji itu. Walau ia sudah bisa cerita, namun ia tetap tidak bisa tidur. Selalu menjerit-jerit. Johny rupanya takut tidur dan tinggal di pulau ini. Kejadian itu, membuatnya trauma luar biasa. Sebenarnya kami ingin memperkarakan kasus ini kepada polisi. Namun saat kami laporkan, polisi yang bertugas malah tertawa terbahak-bahak dan berkata bahwa hal itu biasa di pulau ini. Saya pun jadi muak. Saya kesal dengan polisi dan pulau ini. Jadi saya memutuskan membawa seluruh keluarga saya keluar dari pulau ini. Bahkan , kalau bapak tidak keberatan, saya mengusulkan agar bapak sekeluarga juga meninggalkan pulau ini bersama kami.” Ivan akhirnya bisa menuntaskan penjelasannya.
Paul yang mendengarnya sangat terkejut. Ia tidak menyangka kejadian seperti itu bisa terjadi. Ia tahu dengan jelas bahwa hubungan seks sejenis dilarang di Alkitab. Di daerah asalnya, pelakunya pasti dihukum masuk penjara. Mereka belum lama tinggal di pulau, namun pengemudinya sendiri mengalami hal seperti itu. Akhirnya Ivan sekeluarga pamit dan meninggalkan pulau itu. Terpaksa Paul mencari pengemudi baru dari penduduk di pulau itu. Ia sudah mengusulkan ke istrinya agar meninggalkan pulau itu juga. Namun karena merasa sayang dengan harta benda yang begitu banyak di pulau itu, akhirnya sang istri keberatan. Malah ia mendesak suaminya untuk tinggal terus di sana. Paul tidak enak , bila ia harus pergi sendiri. Baginya keluarga harus bersatu. Jadi ia pun terpaksa mengalah dan mendiamkan saja keinginannya untuk pindah.

-o0o-

Itulah kisah pertama perkenalannya dengan keanehan di pulau itu. Tidak lama berselang, seorang anak buahnya yang ikut bersamanya sejak awal, juga mendatanginya. Antony namanya. Ia berwajah tampan dan memiliki kepribadian yang menarik. Paul sangat menyayangi Antony yang bekerja sangat rajin dan ia sudah menganggap Antony sebagai anaknya sendiri. Namun di sore itu, Antony mendatangani dengan wajah murung. Ia berkata bahwa dengan berat hati , ia terpaksa berhenti bekerja dengannya. Paul sangat terkejut.
Setelah didesak-desak alasannya, Antony menceritakan masalah yang dihadapinya. Rupanya kejadian yang sama dengan Johny menimpanya pula. Saat Antony diajak menginap di rumah temannya, penduduk asli di pulau itu, ia menerimanya agar supaya ia bisa dekat dengan temannya. Malam itu, Antony merasa kepalanya berat dan mengantuk. Temannya pun mengajaknya tidur. Tidak lama kemudian ia pun sudah tak sadarkan diri. Tahu-tahu ia baru sadar keesokan harinya. Saat bangun, ia merasa tubuhnya sedikit panas. Ia tidak tahu apa penyebabnya. Hanya ia sedikit terkejut sewaktu buang air besar. Ia merasa sangat kesakitan di lubang anusnya. Rupanya itu yang membuat tubuhnya terasa panas. Terpaksalah ia ke dokter dan oleh dokter ia pun diberi obat, sehingga luka-lukanya sembuh. Namun kejadian yang sama berulang kembali. Setiap kali ia diajak mengingap di rumah temannya itu, ia selalu merasa mengantuk dan tahu-tahu ia baru bangun keesokan harinya dengan badan panas dan lubang anusnya sakit. Ia tidak pernah menduga bahwa sesuatu telah terjadi dengan tubuhnya. Ia pun penasaran. Akhirnya ia mencoba menyelidiki. Ia pun curiga, ada sesuatu yang terjadi saat ia menginap. Sehingga ia bertekad tidak akan makan atau minum apa pun di rumah temannya itu. Saat temannya menyuguhi minuman, ia pura-pura minum, namun tanpa diketahui temannya ia memuntahkannya. Lalu ia pun pura-pura tertidur di kamarnya. Tak lama kemudian ia merasa ada hembusan nafas seseorang disusul dengan panggilan namanya. Rupanya temannya sedang menguji apakah ia masih sadar. Ia pura-pura tidak sadar. Setelah temannya yakin, Antony sudah dibuat tidak sadar, temannya ini segera melancarkan aksinya. Ia mulai meraba-raba tubuh Antony dari leher sampai turun ke bawah. Antony merasa kegelian, namun ia menahannya. Betapa terkejutnya ia saat ia merasa tangan temannya meraba bagian tubuhnya yang paling dirahasiakan. Ia segera menyampok tangan temannya itu dan segera bangun dari tempat tidurnya.
“Jadi , itu yang selama ini elo lakukan terhadap gue ?” Antony berkata dengan suara parau. Ia tidak menyangka teman baiknya melakukan hal sekeji itu.
“Eh…. Maaf….. Ton…. Bukan begitu maksud gue.” Temannya gelagapan menjawab.
“Jadi elo yang selama ini telah menyodomi gue?” Antony menembak.
“Eh…. Maaf Ton….. Gue sayang sama elo….”temannya terbata-bata menjawab.
“Jadi elo gay? Kenapa? Apa elo ga tahu itu dosa?” Antony terus menembak.
“Eh…. Tidak tahu Ton. Di sini semuanya begitu. Ton, gue cinta banget sama elo. Gue tahu , elo hanya suka sama cewe. Gue takut kehilangan elo.” Temannya mulai menghiba.
“Asal elo tahu ya… Gue jijay berurusan dengan orang seperti elo..”Raut muka Antony menunjukkan rasa muak. “Kalau elo bukan teman baik gue, gue hajar loe..” Segera Antony mengambil tas yang dibawanya karena awalnya ia merencanakan bermalam di rumah temannya itu. Ia segera bergegas meninggalkan temannya itu dengan hati penuh amarah.
“Ton…. Anton…. Jangan tinggalkan gue…. Gue ga bisa hidup tanpa elo…” dari jauh teriakan temannya masih terdengar..
Keesokan harinya Anton mendengar kabar temannya itu gantung bunuh diri! Mati!. Ini shock yang kedua setelah semalam ia tidak bisa tidur karena kemarahan yang terpendam dalam hatinya. Ia suka dengan temannya ini, namun bukan seperti laki-laki menyukai perempuan. Ia sudah menganggapnya teman baik , seorang sahabat! Temannya itu sangat klop kalau diajak ngobrol. Ia tidak menyangka , temannya ini akan mengambil langkah senekat itu. Memang ia sangat membenci kelakuan temannya terhadap dirinya. Tapi ia tidak bisa melupakan persahabatan yang telah dibina selama ini. Kematiannya yang begitu tragis menghantamnya untuk kedua kali. Ia tidak tahan. Ia tidak mau tinggal lagi di sini. Ia mau pergi jauh-jauh meninggalkan pulau ini. Antony pun menghadap Paul dan menyampaikan maksudnya pergi dari pulau ini.
Paul yang kembali mendengar cerita seperti ini, sudah tidak terlalu terkejut. Namun ia merasa kehilangan orang-orang yang dikasihinya. Apalagi selama ini ia menganggap Antony sudah seperti anaknya sendiri. Namun ia menyadari luka Antony sudah terlalu dalam. Trauma yang dideritanya perlu waktu untuk disembuhkan. Dengan berat hati ia pun mengijinkan Antony pergi meninggalkannya dan pulau ini. Untuk kedua kalinya ia merasa sangat sedih. Ia bersama Antony, Ivan dan beberapa karyawan lainnya selama ini membentuk persekutuan keluarga. Sekarang jumlah yang mengikuti persekutuan sudah berkurang 2 orang.

-o0o-

Paul sendiri pernah mengalami hal yang sama, walau tidak separah para karyawannya. Sebagai salah satu orang terpandang di pulau itu berkat kekayaan dan kebaikan hatinya, Paul dikenal oleh para pejabat dan orang-orang penting di sana. Jadi ia bisa dengan leluasa untuk berusaha. Suatu kali ia yang ingin menjaga kebugaran tubuhnya dengan berolah raga di pusat kebugaran, bergabung dengan salah satu klub di sana. Seusai latihan, ia seringkali menikmati penyegaran di ruang uap (steam) atau pun di ruang sauna. Karena kesukaannya ngobrol, maka ia menjadi dekat dengan para penikmat ruang uap dan sauna di sana. Suatu kali, usai melatih tubuhnya dan sebelum membilas tubuhnya, ia masuk ke ruang uap. Ia tidak menyadari ada orang lain di sana karena tebalnya uap yang ada. Setelah  duduk santai sambil meregangkan tubuhnya, instingnya berbisik ada orang lain di ruang itu. Ia pun mencoba menajamkan mata melihat sekeliling. Walaupun buram, tapi seperti ia melihat ada sosok-sosok tubuh lain. Karena memang ia senang ngobrol, ia pun mendekati mereka. Namun alangkah terkejutnya ia melihat sosok-sosok tubuh itu. Rupanya mereka tidak sadar bahwa ada orang lain di ruang uap. Sosok-sosok itu milik dua pria sebaya. Keduanya secara tiba-tiba menghentikan gerakan mereka yang membuat Paul terkejut. Betapa tidak, keduanya tidak mengenakan apa pun lagi termasuk tanpa menggunakan handuk yang umumnya dipakai di ruang uap! Bukan itu saja, mereka berdua sedang melakukan persetubuhan seperti suami-istri! Paul berdiri terdiam. TIdak pernah ia menyaksikan hal ini, walau pun ia sudah pernah membacanya di Alkitab dan buku-buku lainnya. Kedua pria tersebut segera memakai handuknya dan langsung kabur dari ruang uap. Rupanya kejadian ini berulang kali dialaminya! Yang lebih parah lagi, ada yang berani memegang tubuhnya walau segera ditepisnya. Orang itu pun segera meminta maaf. Beruntung dengan perawakan yang besar, membuat orang-orang di tempat kebugaran segan untuk berurusan dengannya.

Karena penasaran, akhirnya ia coba menyelidiki ada apa gerangan dengan para lelaki di pulau itu. Ia memaksa orang yang mencoba menyentuh tubuhnya itu berbicara. Dari orang itu mengalirlah cerita bahwa bisa dikatakan semua lelaki di pulau itu sudah menjadi kaum penyuka sejenis. Padahal beberapa puluh tahun sebelumnya, mereka semua hidup normal. Namun setelah pulau mereka kedatangan dua orang tamu pria bernama Sodom dan Gomora, satu per satu lelaki di sana berubah orientasi seksualnya. Ibarat virus, satu per satu mereka terkena. Karena para pria nya sudah berubah, maka para wanita nya pun terkena imbasnya. Mereka pun satu per satu mengalami kebiasaan yang sama seperti para prianya. Akhirnya para wanita hanya menjadi mesin produksi anak saja. Tidak ada lagi cinta berpasangan, laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dari kecil sudah diperkenalkan dengan cinta sejenis. Awalnya ada laki-laki yang merasa jijik dengan kondisi seperti ini. Mereka membentuk perlawanan. Namun karena gerakan ini tidak terlihat, satu per satu mereka akhirnya ditaklukkan. Ada yang dengan cara kasar seperti diancam dan diperkosa atau juga dengan cara halus seperti dibujuk dan diiming-diimingi sesuatu. Setelah seluruh lelaki di pulau tersebut menyerah, Sodom dan Gomora mengajari mereka bertindak lebih jauh. Setiap laki-laki dari luar yang berkunjung ke pulau itu menjadi sasaran. Tidak peduli tua atau muda, begitu mereka tiba di pulau itu, sejumlah mata mengawasi mereka. Akibatnya, banyak tamu laki-laki yang jadi korban. Bila mereka tidak menuruti kehendak penghuni pulau, mereka tidak bisa keluar dari pulau itu dengan selamat. Banyak sudah yang jadi korban. Tak terhitung orang yang mengutuk penghuni pulau ini. Seruan-seruan doa minta pertolongan disertai tangisan-tangisan mereka terus bergema.

Paul , keluarganya beserta dengan para pegawai yang ikut dengannya tidak menyadari kondisi ini. Mendengar penjelasan dari orang tersebut, Paul bergidik ngeri. Tidak heran, satu per satu anak buahnya meninggalkan dia dan keluar dari pulau. Tidak ada yang betah tinggal di sana. Ia sendiri pun sebenarnya sudah ingin sesegera mungkin meninggalkan pulau itu. Namun istrinya terus membujuk dan mengancam akan bercerai dengannya kalau Paul keluar dari pulau itu. Istrinya sudah tergila-gila dengan harta yang diperolehnya di pulau itu. Perkataan suaminya sudah tidak diindahkan lagi!


****

“Pa….papa…. “ Febe berusaha menyadarkan papanya yang seperti orang sedang termenung-menung sendiri.
Paul pun segera sadar.
“Maaf… maafkan papa. Pertanyaanmu membuat papa terkejut dan merenung.” Paul berusaha mengambil jeda untuk dapat memulihkan dirinya.
“Ada apa pa?” Febe penasaran.
“Cepat atau lambat kita memang harus meninggalkan pulau ini.” Paul tidak menjawab pertanyaan putrinya.
“Eh…. Kenapa begitu pa?” Febe tambah penasaran.
“Penghuni pulau ini tidak beres.. Mereka semua sudah jadi korban iblis Sodom dan Gomora” Paul akhirnya mulai bercerita tentang keadaan pulau itu dari kisah yang dikumpulkannya.

“Papa tidak menyangka semua anak buah papa menjadi korban. Ya Tuhan, ampuni papa mu ini. Saya tidak tahu kondisi pulau ini begitu parahnya. Dari anak buah papa, tinggal Gary yang masih tinggal dan menjadi calon menantu papa. Ternyata dia pun sudah terkena pengaruh pulau ini. Papa akan coba sadarkan dia.” Akhirnya Paul menutup pembicaraan dan bergegas mencari Gary.


****

“Gary, bapak ingin bicara denganmu.” Paul mengutarakan maksudnya begitu bertemu Gary.
“Eh… iya Pak.. ada apa Pak?” Gary sedikit heran.
“Apa benar kamu sekarang suka berhubungan seks dengan laki-laki?” Paul langsung ke pokok pembicaraan.
Gary terkejut. Namun segera menduga bahwa pasti Febe , kekasih dan anak Paul lah yang menceritakan hal ini kepada papanya.
“Hmmhhh….” Gary susah menjawab.
“Benar tidak?” Paul mulai mengeluarkan suara wibawanya.
“Eh… begitulah…” Gary akhirnya menjawab pasrah setengah ragu-ragu.
“Kamu tahu itu dosa?” Paul menyergap tidak sabar terhadap anak buah sekaligus calon menantu dan orang yang selama ini diandalkannya. Ia sudah membimbing Gary dengan pemahaman Alkitab sejak remaja.
“Eh… iya…. Tapi semua laki-laki di sini melakukannya…” Gary coba memberi alasan.
“Saya tidak….” Potong Paul.
“Bahkan walaupun saya juga melakukannya, bukan berarti itu tidak dosa…” lanjut Paul.
“Maaf Pak…. Saya …..” Gary seperti kehilangan keberanian berbicara.
“Coba ceritakan bagaimana awalnya sampai kamu ikut pergaulan seperti itu..” Paul berkata ingin tahu.
Walau merasa malu, perlahan Gary mengumpulkan ingatan dan mulai menceritakannya….

-o0o-

“Gary, gue dengar loe mau merit ya setahun lagi?” Ryan , teman dekatnya, bertanya saat sedang beres-beres pekerjaan di kantor kepunyaan Paul. Keduanya memang karyawan Paul. Berbeda dengan Gary yang telah ikut Paul sejak remaja, Ryan baru bergabung setahun lalu. Namun karena sifatnya yang supel, ia dengan cepat menjadi teman baik Gary.
“Iya. Tahu darimana?” Gary tidak enak hati, karena sebenarnya ia sendiri ingin menyampaikan kabar gembira ini kepada teman baiknya itu.
“Sory… gua ga sengaja mendengar pembicaraan loe sama Febe.” Ryan dengan sedikit malu menjawab.
“Eh… ga apa-apa. Memang gue mau kasih tahu loe juga. Tapi karena loe sudah tahu, ya baguslah. Jadi gue ga usah repot-repot bilang..” Paul meninju ringan pundak Ryan.
“Jiah…. Yang udah mau merit…..! Loe uda mau merit, memang uda tahu bagaimana cara menyenangkan istri?” Ryan memancing.
“Ah… gampang aja kali…. Masa gitu aja ga bisa….” Gary menjentikkan jari kelikingnya menandakan masalah itu bukan apa-apa.
“Biarin aja…. Entar loe ga tahu caranya… baru rasa…..” kata Ryan memancing keingintahuan.
“Memangnya elo tahu? Loe aja belum kawin juga….”
“Eit…. Siapa dulu dong… Ryan!!!  Playboy top sepulau…. Loe mau tahu apa ? Semua gaya gue tahu…”
“Ha?? Kapan loe belajarnya?? Paling juga loe baca buku.”
“He…he…” Ryan tertawa misterius…
“Jadi loe mau ngajarin gue ceritanya?
“Boleh. 1 gaya Rp 1.000.000.”
“Loe tuh komersial amat.” Gary ngomel.
“Lah, gue aja… belajarnya bayar…”
“Ala… bayar apaan….. Paling juga minta gratisan.” Gary balas manasin temannya.
“Enak aja…. Di pulau ini, gue sudah level master lagi…. Tidak ada yang bisa mengalahkan gue…”
“Ha??? Ga salah tuh?” olok Gary.
“Dasar sirik….. Jadi loe mau gue ajarin ga?”
“Boleh …. Gratis kan?” Gary mulai memakan umpan yang dipasang Ryan.
“Dasar loe, orang rumahan…. Ga pernah keluar, apa-apa juga kaga tau…. Sama loe, gue kasih gratis de… Ntar malam datang aja ke rumah gue…” undang Ryan.
“Ngapain lagi ke rumah loe, emangnya ga bisa di sini aja?”
“Dasar loe…. Mau ketahuan bos, kita ngerumpi beginian?”
“Iya juga sih….. ya udah ntar gue ke rumah loe… Awas ya kalo loe ngebual aja…”
“Garansi uang kembali…. Kalo loe ga jadi pintar…” Ryan menambah promosi.

Malam itu, Gary ke rumah Ryan. Setelah makan malam bareng di rumah Ryan, mereka berdua langsung ke kamar Ryan.
“Uda cepetan… ajarin dong” Gary yang takut kemalaman, minta segera diajarin..
“Jiah….yang uda ngebet…” Ryan mengolok-olok.
“Oke… ini pelajaran pertama… Cara menatap mesra pasangan…”
“Ha? Begituan mah , ga usah diajarin….”
“Siapa bilang? Coba dulu aja?” Ryan membujuk
“Oke….oke…” Gary tidak merasa rugi kalau belajar.
“Coba loe tatap gue…” Ryan memberi perintah.
“Ha? Ngapain dipratekin. Loe cerita aja.” Gary protes.
“Loe tau kan…. Teori dan praktek kan beda…” Ryan memberi argumentasi.
“Iya sih…” Gary setengah membenarkan.
“Nah…. Jadi loe mau bisa ga?” Ryan semakin lebar memasang jaring.
“Ya uda… terserah loe… Awas ya kalo loe macem-macem..” Gary mengepalkan tinju di depan Ryan.
“Nah sekarang loe tatap mata gue…. Anggap aja gue Febe.” Ryan mulai mengajarinya.
“Ha….hua…hua… Gue ga bisa…. Loe bukan Febe…” Gary terpingkal-pingkal.
“Uda…. Nga mau ya udah..” Ryan ngambek.
“Iya ….. iya….” Gary menahan tawanya.
Pelan-pelan Gary masuk perangkap Ryan. Dengan cerdik Ryan secara perlahan Ryan memasang perangkap. Pelajaran pertama disusul pelajaran kedua. Pelajaran kedua berganti pelajaran ketiga dan seterusnya. Hari berganti hari. Minggu berlalu menjadi bulan. Secara tak sadar Gary masuk perangkap. Setelah berlalunya waktu dan dirasa cukup, Ryan pun membubuhi obat perangsang ke dalam minuman Gary. Gary yang awalnya menolak bersentuhan dengan Ryan, setengah dipaksa akhirnya mau mulai bersentuhan. Ryan yang masih merasakan penolakan Gary, mengulur waktu. Pelajaran berikutnya, Gary yang semakin ketagihan belajar dengannya, semakin mengabaikan batas-batas normal yang seharusnya dijaga…… Pertahanan Gary satu per satu dipatahkan Ryan. Sungguh ulet usaha Ryan. Sampai akhirnya Gary pun terlena dan terhanyut saat Ryan menambah dosis obat perangsang dalam minuman Gary….
Awalnya setelah melakukannya, Gary ingin menangis tak henti-hentinya. Ia merasa gagal sebagai anak Tuhan, ia melakukan perbuatan yang seharusnya dijauhinya.
Dengan pintar, Ryan menjebak Gary untuk terus melakukannya sampai ketagihan. Setelah berbulan-bulan Gary pun tidak lagi menyadari jeratan dosa yang melingkari kehidupannya. Ia seakan sudah tidak memiliki kekuatan untuk menolaknya. Hatinya menangis tapi tubuhnya menginginkan.
Setelah itu Gary dikenal sebagai pasangan Ryan. Ryan merasa bangga telah berhasil menahlukkan Gary. Gary sekarang sudah berubah. Sekarang ia menjadi hamba dosa. Pergaulannya dengan Ryan merusak hidupnya. Beruntung cintanya kepada Febe telah mendarah daging dan tidak dapat hilang, sehingga walaupun ia dipenuhi nafsu tapi ia masih sadar akan cintanya kepada Febe! Namun karena keinginan dagingnya menuntut dipenuhi, waktunya untuk bersama Febe menjadi berkurang. Juga perhatiannya. Yang jelas, Gary tidak mungkin menceritakan hal ini kepada Febe.

*****

Lagi-lagi Paul merasakan dadanya sakit. Hatinya ingin menangis mendengar cerita Gary. Ia tahu Gary sudah dijebak oleh anak buahnya sendiri.
“Gary, maaf kamu mengalami hal seperti ini. Kamu sadar bahwa kamu telah diberdayakan oleh perangkap maut temanmu?” akhirnya Paul berkata perlahan.
Gary hanya menganggukkan kepala.
“Gary kamu tahu sekarang kedaginganmu sedang merajalela?”
Sekali lagi Gary mengangguk lemah.
“Gary, maukah kau menjawab dengan hatimu, apakah kamu mau mengakhiri semuanya ini?”
Gary merenung dan tidak bisa menjawab.
“Gary, tatap mata Bapak, nak. Pancarkanlah sinar dari hatimu untuk menjawab pertanyaan Bapak. Apakah kamu mau melepaskan diri dari dosa ini?” Paul kembali bertanya.
Gary bergumul semakin hebat. Hatinya terus memberontak ingin kembali agar bisa bersinar seperti semula. Namun kedagingan juga ingin terus menguasai Gary. Bentrokan dahsyat terjadi antara keinginan daging dengan hati nuraninya. Paul dapat melihat kegundahan hatinya.
“Gary, mari kita berdoa. Mohon kekuatan dari Tuhan kita, Yesus Kristus.”Paul segera mengajak Gary berdoa.
Gary berlutut sambil memanjatkan doanya bersama Paul.
Tidak mudah bagi Gary untuk berkonsentrasi dalam berdoa. Namun perlahan , ia mulai bisa berdoa. Sudah lama, ia meninggalkan kebiasaannya berdoa. Sudah lama ia tidak pernah membaca Alkitab dan melakukan saat teduh lagi. Sudah lama ia tidak merasakan kehadiran Tuhan seperti yang dirasakannya saat ini.
Mereka berdua terus berdoa, memohon belas kasihan dan perlindungan Tuhan. Gary mulai merasakan keinginan hatinya bangkit mengalahkan keingan daging. Ia merasakan jiwanya bebas dan jiwanya ingin bernyanyi memuji dan memuliakan Tuhan. Luar biasa! Hatinya sungguh rindu keadaan seperti ini. Ikatan yang membelenggu hatinya terpatahkan. Mereka berdoa bersungguh-sungguh, merasakan kehadiran Tuhan dan perasaan damai sejahtera. Cukup lama mereka berdoa dan bernyanyi. Sesekali terdengar suara Paul membaca ayat-ayat Alkitab.
Paul berdoa untuk Gary agar Tuhan mengambil alih kendali hidupnya dan membiarkan Allah sendiri memimpin hidupnya mulai saat ini dan seterusnya. Gary mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan. Paul berdoa agar seluruh ikatan yang membelenggu Gary selama ini dipatahkan dan Gary kembali kepada Tuhan yang telah menyelamatkannya.
Usai mereka berdoa dan bersekutu, akhirnya Gary dengan penuh kebulatan tekad menyerahkan kembali hidupnya dalam pemeliharaan Tuhan. Walau dia tahu  hal ini tidak mudah, namun dengan pertolongan Tuhan, tidak ada yang mustahil! Paul bersyukur bahwa Gary telah dibinanya sejak remaja sehingga Gary memiliki dasar yang kuat sehingga ia masih mampu menyadarkannya.

*****

Sementara itu di atas bukit di pulau itu ada sebuah pesawat helicopter mendarat. Penumpangnya dua orang pemuda gagah perkasa. Mereka berdua memiliki postur yang luar biasa. Mereka segera menuju rumah Paul. Kedatangan mereka yang mendadak dan terkesan tersembunyi , sempat dipergoki oleh salah seorang penduduk pulau itu. Kemudian penduduk itu melaporkannya ke penguasa setempat. Sudah menjadi rahasia umum, apabila ada pendatang asing, mereka akan menjadi bahan permainan seluruh penduduk di pulau. Tidak berapa lama berselang, seluruh penduduk pulau itu sudah berkumpul di lapangan. Mereka semua kemudian bergerak maju menuju rumah Paul. Tujuannya hanya satu yaitu menangkap pendatang asing dari luar pulau dan menjadikan mereka bahan permainan! Mereka dipimpin oleh dua orang yang juga berperawakan gagah namun mukanya memancarkan kekejian. Merekalah yang dikenal dengan nama Sodom dan Gomora. Merekalah biang virus penyebar penyimpangan seks di pulau itu. Mereka lah yang seharusnya bertanggung jawab atas seluruh tragedi yang menimpa penduduk pulau ini!

*****

“Pagi Pak Paul, perkenalkan. Nama saya Angelos dan ini kawan saya Farrel.” Angelos langsung membuka percakapan saat mereka berdua bertemu dengan tuan rumah Paul.
“Salam kenal juga Angelos dan Farrel. Ada yang bisa saya bantu?” Paul menyapa tamunya dengan ramah sambil mempersilahkan tamunya duduk. Ia pun mengambilkan minuman dan makanan yang ada untuk disuguhkan kepada para tamu tersebut. Ia melakukannya sendiri karena memang keluarganya tidak menggunakan tenaga pembantu rumah tangga.
“Tidak usah repot-repot Pak Paul. Kami ini baru saja dari rumah Pak Abe, paman bapak. Memang tujuan  kami sebenarnya hanya ke mari, namun sebelumnya kami ingin singgah dulu di rumah paman Bapak, mungkin ada yang ingin beliau sampaikan kepada Bapak selaku keponakannya.” Farrel sekarang gantian yang berbicara.
“Oh ya? Bagaimana kabar paman Abe?”Paul senang mendengar nama pamannya, Abe, disebut-sebut.
“Beliau baik-baik saja dan berharap Bapak juga dalam keadaan sehat-sehat saja.”jawab Farrel.
“Kami berdua adalah peneliti pada berbagai bidang ilmu. Saya khususnya ahli dalam kelautan dan kawan saya ini khususnya di bidang fisika. Singkat kata mengingat waktunya sudah tidak lama lagi, kami ingin menyampaikan kepada Bapak untuk bersiap-siap sesegera mungkin untuk meninggalkan pulau ini. Karena berdasarkan penelitian kami, pulau ini termasuk dalam ancaman bahaya terkena bencana dahsyat. Waktunya terlalu singkat buat kami untuk menjelaskan secara panjang lebar. Tidak lama lagi akan terjadi fenomena menarik di laut sekitar pulau ini.” Angelos langsung berbicara panjang lebar mencoba meyakinkan tuan rumah.
Paul kaget dan kurang percaya. Raut wajahnya terbaca oleh kedua tamunya yang sepertinya sudah berpengalaman dalam menghadapi berbagai tipe manusia.
“Pak Paul, mungkin bapak meragukan kami karena bapak tidak mengenal kami. Namun kami sendiri sudah banyak kali mendengar keharuman nama bapak dari teman-teman dan para karyawan bapak yang sudah keluar dari pulau ini” Angelos  menyebutkan satu per satu nama orang yang dikenal Paul dan mencoba mengumpulkan kepercayaan Paul.
“Kami memang sudah mendengar kabar buruk dari mereka. Sehingga Tuhan bermaksud membiarkan pulau ini hancur dilanda bencana yang dahsyat yang tidak pernah dialami sebelumnya. Kami sudah mendengar bahwa penduduk pulau ini sudah tidak mungkin ditolong lagi. Kejahatan mereka sudah tersiar kemana-mana. Korban-korban yang berjatuhan sudah sangat banyak. Namun kami mendengar bahwa hanya keluarga Bapak saja yang masih menyembah Tuhan yang benar” Farrel membantu temannya Angelos meyakinkan Paul.
Paul sendiri mulai timbul rasa percaya kepada kedua tamunya ini. Sungguh mengherankan! Padahal ia baru saja mengenalnya. Wajah kedua tamunya seperti bukan wajah manusia biasa. Wajahnya memancarkan damai sejahtera dan bercahaya. Ia tidak pernah melihat wajah seperti itu sebelumnya. Jiwanya merasa tentram dan nyaman berada bersama keduanya. Namun berita yang disampaikan keduanya sangat dahsyat baginya. Sehingga ia tidak dapat mengambil keputusan untuk bergegas.
“Pak Paul, ajaklah segera anak Bapak Febe dan istri Bapak serta Gary. Waktunya sudah sangat singkat. Sebentar lagi Bapak akan kedatangan orang-orang durjana dari seluruh pelosok pulau ini sehingga Bapak tidak dapat lagi leluasa pergi.” Angelos terus menjelaskan kondisi yang akan terjadi.
Saat mereka berbicara, Febe dan istri Paul masuk ke dalam ruangan bergabung dan Paul pun memperkenalkan keluarganya kepada kedua tamunya serta memberitahukan kabar mengejutkan yang didengar dari kedua tamunya. Tidak lama kemudian Gary yang baru datang juga bergabung dengan mereka. Sekali lagi Paul memperkenalkan Gary kepada kedua tamunya.
Rupanya Gary datang ingin mengabarkan sesuatu.
“Pak Paul dan semuanya, harap segera bersiap-siap meninggalkan rumah ini. Seluruh penduduk pulau sedang menuju rumah ini dan akan menangkap Angelos dan Farrel. Mereka ingin memperkosa kamu berdua.” Gary memalingkan wajah ke arah kedua tamu tersebut. “Bila Pak Paul  tidak membolehkannya, maka rumah dan seluruh yang ada di sekitar rumah ini akan dibumihanguskan!” kata Gary menambah kengerian.
“Kami sudah tahu dan sudah memperingatkan Pak Paul untuk mempersiapkan diri” Angelos menanggapi berita yang dibawa Gary.
Paul dengan segera meminta anak dan istrinya untuk mempersiapkan perbekalan dan makanan mereka.

Tak lama kemudian, terdengar teriakan dari luar rumah.
“Pak Paul, Cepat keluar! Serahkan kedua tamu Bapak. Kami ingin  memakai mereka!” Sodom berkata dengan lantang yang kemudian diulangi lagi oleh Gomora,”Benar, cepat serahkan mereka! Kami ingin memakai mereka berdua. Kalau Bapak tidak segera keluar, tahu rasa nanti akibatnya!”
Paul dan Gary pun keluar menemui orang-orang banyak itu.
Paul berkata,”Maaf tuan-tuan. Mereka adalah saudara saya. Kalian tidak boleh menjamah mereka. Janganlah membuat onar.”
“Bohong! Kami tahu Bapak tidak mempunyai saudara seperti mereka. Cepat serahkan!” Gomora membentak keras.
Paul mengenali keduanya sebagai orang yang berhubungan intim di ruang uap.
“Bagus ya, kamu berdua yang tidak tahu diri. Mau apa kalian? Semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus , sudah saya anggap sebagai saudara!” Paul balas menggertak dengan galak walau dia ngeri melihat kerumunan orang.
“Kami menuntut Bapak untuk menyerahkan kedua tamu Bapak. Mereka ingin mengacau pulau ini.”Sodom berkata dengan keras.
“Maaf tidak bisa. Mereka adalah tamu saya!” Paul bersikeras.
“Kalau begitu serbu….!!” Sodom dan Gomora memberi aba-aba untuk menyerbu masuk ke rumah Paul.
“Stop!!!” suara Gary melengking. “Jangan main hakim sendiri. Kalian tidak bisa semena-mena menyerbu masuk. Apa hak kalian menangkap kedua tamu yang dihormati Bapak Paul? Ryan, kamu kenapa ada di kumpulan mereka? Cepat kamu jelaskan kepada mereka untuk bubar.” Rupanya Gary melihat Ryan ada di antara pengunjuk rasa.
“Gary cepat kamu menyingkir. Kalau tidak kamu akan binasa!” Ryan memperingatkan.
Namun Gary dan Paul tetap bersikeras tidak mengijinkan orang banyak masuk dan mereka menjaga pintu dengan kedua tubuh mereka.
Sodom dan Gomora pun sudah berancang-ancang untuk memerintahkan kembali penyerbuan rumah Paul.
Tiba-tiba pintu terbuka. Gary dan Paul ditarik oleh Angelos dan Farrel sehingga keduanya masuk ke dalam rumah, sementara mereka berdua menghadapi orang banyak.
Melihat Angelos dan Farrel, Sodom dan Gomora memberi aba-aba serentak untuk menangkap keduanya. Namun Angelos dan Farrel melakukan gerakan aneh. Mereka mengepalkan kedua tangannya dalam posisi orang berdoa setelah itu mereka menengadah ke langit dan membuka kedua tangan mereka.
Tiba-tiba terjadi gempa bumi dahysat yang menggocang seluruh pulau itu. Kekuatan gempanya sangat dahsyat. Di sana-sini rumah-rumah dan berbagai bangunan beruntuhan. Tanah yang ada terasa bergetar keras, ada yang mulai terpecah-pecah dan bahkan terbelah. Tidak ada manusia yang bisa berdiri normal. Semuanya berjalan sempoyongan. Penduduk pulau itu terkejut dan sudah tidak lagi memikirkan kedua tamu Paul. Mereka berlarian dan berusaha menyelamatkan diri. Mereka kembali ke rumah masing-masing dan mendapatkan rumah mereka porak poranda!

Sementara itu laut di sekeliling pulau itu mengalami kejadian aneh. Tiba-tiba air laut seperti terusir pergi dari pinggir pantai. Air laut yang biasa menerjang masuk membasahi pasir di pantai seperti terhisap oleh kekuatan yang dahsyat. Dasar laut yang biasanya hanya bisa dilihat dari atas, dengan jelas dapat dilangkahi. Ikan-ikan besar yang biasanya berenang bebas, seketika menggelepar-gelepar kehilangan media hidupnya. Penduduk yang tinggal di pinggir pantai melihat kejadian aneh ini, mereka tidak mengetahui penyebabnya. Mereka hanya melihat inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu. Pucuk dicinta ulam tiba. Tanpa memancing mereka mendapat banyak ikan-ikan. Mereka tinggal memungutnya saja! Mereka pun berhamburan menuju laut bebas. Berita tentang kondisi laut yang aneh ini pun segera menyebar. Dengan cepat seluruh penduduk pulau yang baru saja dilanda gempa dan banyak yang rumahnya hancur, segera menuju pantai untuk “memungut” ikan-ikan di laut sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan esok hari. Mereka berebutan dan seperti histeris memunguti ikan-ikan yang sangat banyak itu. Ikan yang biasanya harus didapat dengan susah payah.

Paul beserta istri dan Febe serta Gary juga sudah mendengar fenomena aneh di laut itu. Namun mereka sudah diperingati oleh Angelos dan Farrel. Mereka tidak boleh berayal mengemasi barang yang akan dibawa. Yang paling menderita adalah istri Paul. Ia bingung mau membawa perhiasan yang mana? Begitu banyak perhiasannya. Namun Paul meminta untuk meninggalkan perhiasan-perhiasan itu dan membawa bekal makanan secukupnya. Angelos dan Farrel dengan tidak sabar mendesak agar Paul sekeluarga untuk segera meninggalkan rumah. Mereka menarik lengan Paul, istrinya, Febe dan Gary agar berjalan dengan cepat menuju helikopter yang dipakai mengantar mereka saat datang. Perjalanan masih cukup jauh ketika tiba-tiba di laut terdengar suara bergemuruh dahsyat.

Di pantai terjadi kepanikan hebat. Para penduduk yang penuh ikan di tangannya terkejut luar biasa. Di kejauhan terlihat gelombang laut yang sangat tinggi mendatangani tempat di mana mereka berada dengan sangat cepat. Mereka pun sadar akan bahaya yang mengancam. Mereka melempar seluruh ikan yang ada di tangan mereka dan berlari sekuat tenaga. Namun terlambat. Kecepatan gelombang air laut mencapai pinggir pantai jauh melampaui kecepatan para penduduk berlari. Banyak sudah penduduk yang tergulung ombak dan hilang. Sementara kecepatan gelombang air semakin dahsyat, menelan apa pun yang dilaluinya. Gelombang yang sangat tinggi dan mengerikan. TIdak ada yang tidak dilandanya. Semua penduduk yang ada di pantai sudah tersapu bersih, hilang tak berbekas! Sekarang dengan kecepatan yang tidak kalah mengerikan, gelombang air laut menyerbu perumahan penduduk dan memusnahkan bangunan-bangunan yang berdiri di atasnya dan meluluhlantakkan seluruh area di pulau ini. Tidak ada mahluk dan benda yang mungkin selamat setelah diterpa gelombang laut itu.

Paul sekeluarga sudah mencapai helikopter yang dibawa kedua tamunya. Angelos pun sudah menyalakan mesinnya. Tiba-tiba, istri Paul menyadari ada perhiasan yang sangat besar yang sangat disayanginya yang tertinggal. Ia ingin segera kembali ke rumah mengambilnya. Paul pun mencegah dan menyeretnya. Namun istrinya berkeras hati ingin mengambilnya walau apa pun yang terjadi. Selama ini, ia sudah terbiasa hidup mewah dan sekarang tanpa satu harta yang sempat dibawa, akan jadi apa hidupnya nanti. Ia pun melompat keluar helikopter dan berlari kencang menuju rumahnya. Gary yang melihatnya segera menyusulnya. Namun istri Paul yang berlari seperti kesetanan jauh mendahului di depan. Sepertinya ada kekuatan raksasa yang membantunya berlari. Namun alangkah kagetnya ia sewaktu melihat gelombang air laut pasang yang sangat tinggi dan sedang mengalir dengan derasnya menuju tempatnya. Ia terpana melihatnya. Ia merasa keinginannya untuk menyelamatkan hartanya sangat besar, namun ia tidak dapat menyangkal adanya ancaman maut. Ia pun menjadi bimbang untuk berbalik. Sewaktu ia masih termenung, air laut pun melandanya dan dengan cepat menelannya! Gary yang memang tertinggal jauh melihat apa yang terjadi. Karena sadar tidak dapat melawan derasnya gelombang air laut, ia pun segera berbalik arah kembali menuju helikopter.

Meskipun Gary telah berusaha berlari , namun kecepatan gelombang air laut sangat mengerikan. Air sekarang sudah hampir mencapainya. Angelos yang menyadari bahaya yang mengancam helikopter mau tidak mau segera siaga penuh. Saat air laut hampir mencapainya, ia pun terpaksa menerbangkannya di atas ketinggian yang aman dari terpaan gelombang laut. Gary yang sudah dilanda gelombang laut setinggi dadanya merasa pasrah. Tiba-tiba  kepalanya terlanda tali. Rupanya Farrel melemparkan tali untuk menyelamatkannya. Gary memegang tali itu dan Farrel berusaha mengangkat tubuhnya . Usahanya hampir berhasil saat tubuh Gary dilanda potongan balok kayu tebal yang menghantamnya bagaikan godam. Gary merasa mual dan tubuhnya kesakitan. Angelos cepat-cepat menaikkan helikopter dan Farrel dengan kekuatan tangan yang menakjutnya sedikit demi sedikit menarik tubuh Gary ke dalam helikopter. Gary menggunakan tenaganya habis-habisan untuk memegang tali sampai akhirnya ia pun berhasil masuk pesawat.

Febe yang baru saja melihat kengerian dan kedahyatan gelombang air laut serta kehilangan mamanya, menangis histeris. Ia dengan cepat menyerbu Gary. Gary sendiri baru saja dibaringkan oleh Farrel dan Paul. Tampak dari bibir Gary mengalir darah segar. Hal ini menunjukkan pendarahan hebat di dalam tubuh Gary. Gary yang baru saja mengerahkan seluruh tenaganya seperti seonggok benda tanpa daya. Mukanya pucat seakan tanpa darah. Matanya berkunang-kunang. Namun ia masih bisa mendengar suara tangisan Febe di sampingnya.
“Gary, jangan tinggalkan aku.” Febe berulang-ulang mengatakan hal yang sama.
“Febe, jikalau saya pergi mendahuluimu, janganlah kamu sedih. Carilah pemuda lain untuk menggantikan tempat saya.” Gary berkata perlahan.
“Tidak Gary, kamu jangan mati.” Febe menangis tersedu-sedu.
“Maafkan saya, Febe. Saya gagal mempertahankan kekudusan hidup saya. Saya terjerumus dalam kehidupan yang tidak pantas” Gary berkata semakin lemah.
Tiba-tiba mata Gary terbelalak. Ia sepertinya mencari sesuatu atau seseorang. “Pak Paul….” Panggilnya lirih.
“Iya, Gary.  Tenangkan hatimu , nak.” Paul memegang tangannya
“Bapak, apakah saya bisa diselamatkan?” Gary bertanya.
Paul tahu arah pertanyaannya. Bukan diselamatkan dalam pengertian sembuh dari sakit penyakitnya atau sakit fisiknya melainkan keselamatan jiwanya.
“Nak, bukankah kamu memang sudah percaya dalam hatimu dan mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan?” Paul bertanya.
“Saya percaya sepenuh hati saya dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Raja dan Juruselamat saya satu-satunya.” Gary berkata sambil mengangguk lemah.
“Kalau kamu percaya kepada Tuhan Yesus, maka akuilah kesalahan dan dosamu. Mintalah ampun kepadaNya, maka Dia adalah setia dan adil. Dia akan mengampuni segala dosa kita.” Paul kembali melanjutkan.
“Iya, bapak. Saya sudah berdoa meminta pengampunan kepada Tuhan Yesus atas segala dosa dan pelanggaran saya.” Kembali Gary berkata lemah. “Saya juga mengaku bersalah kepada Febe telah menghianati cinta kami berdua.”
“Asal kamu percaya sungguh-sungguh dan lahir baru, maka kamu akan diselamatkan.”Paul terus menjelaskan keselamatan yang dari Allah.
Paul kemudian mengajak Gary dan Febe berdoa, “Bapa di dalam Sorga, saat ini kami mengucapkan syukur kepadaMu yang telah memilih kami untuk diselamatkan. Terima kasih Engkau telah mengutus putraMu yang tunggal Tuhan Yesus Kristus untuk menebus dosa kami. Terima kasih Engkau juga telah mengutus Angelos dan Farrel untuk melepaskan kami dari marabahaya di tempat ini. Tuhan saat ini kami juga menyerahkan Gary dan istri hamba, ke dalam tanganMu. Bapa, kami tidak tahu apakah istri hamba masih hidup. Namun kami percaya, Engkau Allah yang memberikan hal yang terbaik buat hamba dan setiap orang percaya. Saat ini kami mau serahkan Gary ke dalam tanganMu. Ia telah menjadi anakMu dan telah mengaku seluruh dosa-dosanya. Kiranya Engkau mau mengampuni untuk seluruh kesalahannya. Bapa ampuni juga dosa hamba sekeluarga. Karena secara tidak sadar kami pun tidak lepas dari kesalahan-kesalahan yang kami buat. Bapa, kami mau serahkan juga Gary ke dalam tangan belas kasihMu. Sekarang ia sedang menghadapi kesakitan yang luar biasa, kiranya Tuhan mau menyembuhkan penderitaannya. Namun apabila Tuhan berkehendak lain, kiranya Tuhan berikan ia kemudahan agar ia dapat mengakhiri hidupnya dengan baik dan tetap memelihara imannya. Tuhan, kami juga mau menyerahkan perjalanan kami dengan helikopter ini ke dalam tanganMu. Kiranya Angelos dan Farrel dapat membawa kami ke tempat yang aman dari amukan gelombang air laut ini. Terima kasih Tuhan kau telah mau mendengar doa kami. Dalam nama Tuhan Yesus, Juruselamat kami yang hidup, kami telah berdoa dan mengucap syukur. Amin.” Paul mengakhiri doanya dan membuka matanya.
Kemudian ia melihat muka Gary. Matanya tertutup namun wajahnya tersenyum. Tampak ia telah mendapatkan kedamaian. Pada waktu Paul meraba nadinya, sudah tidak dirasakan adanya denyutnya lagi. Ia pun memaklumi bahwa Gary sudah dipanggil kembali kepada Penciptanya.
Febe yang melihat tingkah laku papanya, dapat menduga apa yang terjadi. Ia menangis sedih sekaligus bahagia. Walaupun ia kehilangan calon suaminya, namun ia bersyukur bahwa suatu kali ia akan bertemu kembali dengannya , dalam Kerajaan Surga!

Heli dibawa berputar mengelilingi pulau. Dari atas tampak bahwa seluruh pulau sudah diamuk gelombang air laut. Tidak tampak sedikit pun tempat yang aman di pulau itu. Dalam kondisi seperti itu dapat dipastikan, tidak akan ada mahluk di darat yang mampu hidup. Paul menyadari bahwa ia telah kehilangan istrinya dan hartanya. Hatinya sedih ditinggal oleh dua orang yang dikasihinya : istri dan calon menantunya. Baginya harta dunia masih bisa dicari. Namun di atas semuanya itu, ia tetap percaya Tuhan akan terus memimpin jalan hidupnya. Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini. Cepat atau lambat semuanya akan berlalu. Hanya satu yang dapat bertahan yaitu keselamatan yang dari Tuhan. Angelos dan Farrel pun membawa helikopter menjauhi pulau ini menuju tempat yang aman.

Jakarta, 15 Januari 2013 - OPH
.

----THE END-----


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home