Jangan Lukai Hati Pasangan (Stop Hurting People) (English-Indonesia)
Translated from thebrokenheart.multiply.com
(versi bahasa Indonesia di bawah)
Many things happened in my life these past two years.
A lot of things I witnessed made me learn a lesson. Well, it's about gay
romance.
I watched one of my best friends in a struggle to
maintain the relationship. I personally witnessed how the egos of two gays
played there and led to conflict. My friend finally decided to give up and
break his relationship with his boyfriend after nearly two years. All of these
happened because of one factor: having an affair! It happened not just once,
but many times. At first my friend just felt suspicious but he neglected it.
Furthermore, he secretly investigated. Surprisingly he found that his boyfriend
was very good in acting. He played innocence and pretended to be the most
sacred creature. But unfortunately the reasons he put forward were often
unreasonable and even made my friend became more suspicious.
The worst incident happened last July, when his
beloved and my friend travelled to Singapore and Malaysia separately. Firstly
my friends went to Malaysia a few hours before his beloved, for Malaysia permit
tourists to carry cigarettes freely (my friend was a smoker). Meanwhile his
boyfriend went there later via Singapore. Why did not they come together? Well,
they didn’t want my friend’s parent know they go on vacation together (his
boyfriend was an employee of my friend’s mother and he took a leave to visit
his grandmother in Solo).
In Malaysia my friend waited for his boyfriend at bus
station (I forget the name of the area) because he has not enough time to book
a hotel. Didn’t want to miss the arrival of his boyfriend, my friend was
willing to sleep in the terminal. Until the next morning his boyfriend has not
arrived in Malaysia! Almost noon, his boyfriend at last appeared by reason of
stray on the border between Singapore and Malaysia and has no transportation to
Kuala Lumpur. 6 months later, my friend uncovered the real reason his boyfriend
did not appear that night in Kuala Lumpur. The real reason was not no buses,
but his boyfriend made love with another person at a hotel in Singapore. The
person then commented in his boyfriend status at Tagged.com. He said something
like :
"I remembered the night when you came to
Singapore and we made love. I like the way you made love..." That exposed
his boyfriend’s lie. Surprisingly, his boyfriend has a lot of friends in
Indonesia and foreigners (including western people!). He is really an asshole.
From incidents such as those experienced by my friend, make me feel so sad and
think whether loyalty never exists in gay world. Does gay just look for sex
alone? Certainly a lot of gay will oppose this idea. Yes, indeed I have seen a
relationship of two gay men who love each other with no cheating. But the case
is rare. Most often occurred and I saw even I experienced myself is the lack of
loyalty in the gay world (perhaps this is felt also in the straight. But this
time I only discussed the gay group). Most of our group tend to shout loudly
boasted loyalty and trying to look convincing in front of others that we are a
worshiper of loyalty. But in fact, in practice, the result is ZERO. ZERO!
So I think again and ask, “What the heck is in the
minds of people who like the boyfriend in the above story?” If they could not
love and be tied with their spouse, why would they want to bind to a
relationship? If the reason is the need for sex, I think without having
committed to one partner they can get sexual satisfaction. And they can even
have very wild sexual adventure without causing others felt hurt, betrayed, and
complicated by quarrels. After all, they can find one-night-stand or making
no-status-relations if they need a little attention. Since what-called gay
relationships were considered somewhat sacred, even many gays assume that
courtship is like a husband wife relationship.
Another reason a gay man betrays his partner is
revenge. Because he feels betrayed and hurt by a previous partner. So he pours
his feelings of disappointment to the next partner, with the aim that other
will feel the same. This gay has narrow mind and below average intelligence.
They tend to be more egoistic than use common sense!
Open up your mind! Try to imagine, if you take revenge
on your new spouse and make your partner feel slumped even more severe than
whatever you feel about your ex. Perhaps you feel proud, but are you satisfied?
Is there any advantage to you? The answer is no. Why? The reason is you will
never get satisfied. That sort of thing will only bring negative impact on you
and your self-image. Why? Maybe your partner feels the same way you feel and he
becomes like you. He will find another victim to fulfill his resentment. Even
maybe he does worse. So it will roll endlessly, from one gay to another.
And when one day you think to live well and start from
scratch and throw away your revenge. At that moment you start trying to build a
serious relationship, but it turns out that your spouse is the victim of
treason who is looking for other victims. And then he hurts you and betrays
you. So you go back in the same deep hole. Maybe that way you will say,
"No one in gay world is really loyal." I will say that you are wrong.
It was not loyalty that does not exist, but you who make no loyalty. So the
effect back to yourself too, right? If you want to take revenge, do it to the
gay who hurt you not to an innocent person.
I also find gays who manipulate circumstances and
feelings for a particular purpose. They bring you love to quench their sexual
desire or get even money (have a luxurious life).
Please gays, stop hurting people. We are the marginal
group. The slightest mistake we make the rumors that we get from a group
calling itself STRAIGHT getting worse. Change your mindset, and begin to
scatter the good and stop hurting people!
__________________________________________________
Banyak hal terjadi dalam kehidupanku dua tahun
belakangan ini. Dan banyak hal pula yang aku saksikan di depanku dan membuat
aku mendapat satu pembelajaran sekaligus bertanya-tanya. Well, ini mengenai
hungan asmara para GAY.
Aku menyaksikan perjuangan salah satu sahabatku dalam
mempertahankan hubungannya. Mungkin lebay-nya aku akan berkata,
"memperjuangkan hingga titik darah penghabisan." Lebay sekali bukan?
Aku menyaksikan bagaimana ego dua pribadi bermain di sana dan membuahkan
konflik demi konflik. Hingga akhirnya sahabatku memutuskan untuk menyerah dan
memilih berpisah, setelah nyaris dua tahun mempertahankan hubungannya dengan si
kekasih tercintanya. Tepatnya kemaren siang tanggal 7 November 2010.
Semua itu terjadi karena satu faktor: SELINGKUH! Hal
itu terjadi bukan hanya sekali. Akan tetapi berulang kali.
Awalnya sahabatku hanya menaruh curiga yang tak
beralasan. Dan dari satu kecurigaan pertama masih dapat ditampik oleh si
Kekasihnya. Selanjutnya, dia menyelidiki diam-diam.
Mengenai si Kekasih, sungguh pemuda itu sangat pandai
sekali berakting. Memasang muka innoncent di depan kami, berpura-pura menjadi
mahluk yang paling suci. Tapi sayang alasan-alasan yang dia kemukakan sering
kali tidak masuk akal dan malah membuat sahabatku semakin terpancing untuk
curiga.
Yang terparah adalah kejadian sekitar bulan Juli lalu,
saat itu dia (si Kekasih) dan sahabatku bepergian ke Singapur dan Malaysia.
Sahabatku berangkat terlebih dahulu ke Malaysia beberapa jam sebelum si
Kekasinya, sebab Malaysia membebaskan turis membawa rokok. Maklum sahabatku itu
perokok. Sementara si Kekasihnya berangkat kemudian(beberapa jam setelah
sahabatku) dengan tujuan Singapur. Kenapa mereka tidak memilih untuk berangkat
bersama dalam satu pesawat yang sama? Well, alasannya adalah supaya tidak ketahuan
orangtua dari sahabatku bahwa mereka pergi berlibur berdua(Maklum si Kekasih
adalah karyawan dari ibu sahabatku, dan dia mengambil cuti dengan alasan ingin
menjenguk neneknya di Solo).
Sampai di Malaysia sahabatku menunggu kekasihnya di
terminal bus (aku lupa nama daerahnya) karena belum sempat memesan hotel.
Sangking setianya menunggu, sahabatku itu sampai rela tidur di terminal. Sampai
pagi harinya pun si Kekasih belum juga sampai ke Malaysia.
Mendekati siang, barulah si Kekasih muncul. Dengan
alasan nyasar di perbatasan antara Singapur-Malaysia dan tidak ada lagi
kendaraan yang menuju ke Kualalumpur.
Dan ternyata, kemaren pagi baru terbongkar alasan
sesungguhnya si Kekasih tidak muncul malam itu di Kualalumpur. Alasan
sesungguhnya bukan tidak ada bus, melainkan si Kekasih tidur dengan orang lain
di sebuah Hotel di Singapur. Orang tersebut adalah kenalan si Kekasih dari
Tagged.com. Dan kebohongan ini pun terungkap berdasarkan sebuah Message di akun
tegged.com milik si Kekasihnya. Kira-kira seperti ini bunyinya:
"Aku jadi teringat pada malam saat kamu datang ke
Singapur dan kita bercinta. Aku suka cara bercintamu."
Kira-kira seperti itulah jika di terjemahkan
bahasanya.
Masih banyak sebenarnya isi dari pesan-pesan di
Tagged.com yang menjadi pemicu terbongkarnya kebohongan demi kebohongan. Dan
bukan cuma pada satu orang Singapur itu saja, masih banyak yang lainnya. Dari
orang Indonesia sampai orang Bule. Bahkan sejak delapan bulan yang lalu. (Waw
benar-bena 'Ass Hole')
Dari kejadian-kejadian seperti yang di alami oleh
sahabatku, sempat membuat aku merasa miris. Dan berfikir 'apakah kesetian dalam
dunia gay itu memang tidak ada?' 'Apakah gay itu cuma mencari sex semata?'
Mmm, well, pasti banyak gay yang akan menentang jika
di bilang mereka hanya mencari sex(termasuk saya sendiri). Sementara mengenai
kesetiaan, jujur sampai saat ini pun saya masih berjalan untuk menemukan
jawabannya.
Ya, memang saya pernah menyaksikan suatu hubungan
asmara dua gay yang saling mencintai dengan tidak selingkuh. Dalam melewati
tahun-tahun panjang mereka. Tapi hal demikian terbilang sangat jarang.
Paling sering tejadi dan aku saksikan bahkan aku alami
sendiri adalah minimnya kesetiaan di dalam dunia Gay (mungkin hal semacam ini
dirasakan juga dalam dunia Straight. Tapi kali ini aku hanya membahas mengenai
kelompok gay). Kebanyakan dari kelompok kita cenderung berkoar lantang
meneriakkan kesetiaan dan berusaha tampil meyakinkan di depan orang lain bahwa
kita adalah penjunjung kesetiaan. Tapi pada kenyataannya, pada prakteknya,
hasilnya adalah NOL. ZERO!
Lantas aku berpikir lagi dan bertanya; Apa sih yang
ada dalam pikiran orang-orang yang seperti si Kekasih pada kisah di atas tadi?
Kalau mereka tidak bisa mencintai dan terikat dengan satu pasangan saja, kenapa
mereka mau mengikat dan terikat dengan suatu hubungan? Jika alasannya adalah
kebutuhan akan Sex, aku rasa tanpa harus terikat pada satu pasangan pun mereka
bisa mendapatkan kepuasan sex. Dan bahkan bisa melakukan petualangan sex
seliar-liarnya tanpa menyebabkan orang lain merasa disakiti dan dikhianati. Dan
tanpa ribet dengan pertengkaran. Toh, mereka bisa mencari One Night Stand atau
jika mereka butuh sedikit perhatian jalinlah dalam bentuk HTS (Hubungan tanpa
Status). Mengingat dalam dunia Gay hubungan yang disebut Pacaran itu dianggap
agak sakral, bahkan sebangian menganggap pacaran itu adalah hubungan laiknya
suami istri.
Alasan lain seorang gay yang menghianati pasangannya adalah
balas dendam. Karena sebelumnya dia pernah merasa dikhianati dan disakiti oleh
pasangan sebelumnya. Sehingga dia melampiaskan perasaan kecewanya tersebut pada
pasangannya yang selanjutnya, dengan tujuan agar orang lain turut merasakan apa
yang dirasakannya sebelunya. Orang atau pribadi yang seperti ini adalah pribadi
berpemikiran sempit dengan kecerdasan emosional dibawah rata-rata, sebab mereka
cenderung lebih memeperdulikan ego dari pada akal sehat!
Bukalah pikiran anda. Coba anda bayangkan, jika anda
melampiaskan dendam anda pada pasangan anda yang baru, menghianatinya
sedemikian rupa hingga pasangan anda merasa terpuruk bahkan lebih parah dari
apa yang pernah anda rasakan terhadap mantan anda. Mungkin satu sisi anda
merasa bangga. Tetapi apakah anda puas? Adakah keuntungannya bagi anda?
Jawabannya adalah tidak. Kenapa? Karena anda tidak akan pernah puas, dan hal
semacam itu hanya akan membawa dampak negatif pada diri anda dan image diri
anda.
Kenapa begitu? Karena, belum tentu orang yang anda
jadikan tumbal pelampiasan sakit hati anda tersebut, menyimpan lukanya sendiri
dan berdiam diri. Bagai mana jika dia merasa sakit hati dan jadi pendendam
seperti anda? Kemudian dia menyakiti orang lain lagi seperti anda menyakitinya
atau bahkan lebih parah, kemudian yang tersakiti itu pun dendam lagi dan
menyakiti yang lain dari yang lainnya lagi. Dan selanjutnya terus begitu.
Dan ketika suatu saat anda berpikir untuk hidup
baik-baik dan memulai dari awal serta membuang dendam anda. Pada saat itu anda
mulai mencoba untuk membina satu hubungan serius, tapi ternya pasangan anda
adalah si Korban penghianatan yang sedang mencari korban pelampiasannya. Dan
dia menyakiti anda dan menghianati anda. Dan anda kembali terpuruk dalam lubang
yang sama. Mungkin saat seperti itu anda akan bilang, "dunia gay tidak ada
yang benar-benar setia."
Aku akan bilang, anda salah besar. Bukan kesetian yang
tidak ada, melainkan anda yang membuat kesetian itu menjadi tidak ada. Imbas
atau dampaknya kena ke diri anda juga, kan? Jika anda ingin membalas rasa sakit
hati anda, balaslah pada orang yang telah menyakiti anda. Bukan orang baru yang
tidak berdosa namun turut menanggung kekecewaan anda.
Hal lain lagi, banyak juga aku menemukan para Gay yang
memanipulasi keadaan dan perasaan untuk tujuan tertentu. Mengatasnamakan Cinta
demi mendapatkan tempat pelam piasan hasrat sexualnya atau bahkan uang(kehidupan
yang WAH).
Mmmm, Please Guys, Stop hurting people. Kita adalah
golongan kelompok Marginal. Sedikit saja kesalahan yang kita buat maka
gunjingan yang kita peroleh dari kelompok yang menamakan dirinya STRAIGHT
semakin parah. Ubahlah pola pikir anda, dan mulailah tebarkan kebaikan and stop
hurting people!
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home