Wednesday, November 28, 2012

Jangan Lukai Hati Pasangan (Stop Hurting People) (English-Indonesia)


Translated from thebrokenheart.multiply.com
(versi bahasa Indonesia di bawah)

Many things happened in my life these past two years. A lot of things I witnessed made me learn a lesson. Well, it's about gay romance.
I watched one of my best friends in a struggle to maintain the relationship. I personally witnessed how the egos of two gays played there and led to conflict. My friend finally decided to give up and break his relationship with his boyfriend after nearly two years. All of these happened because of one factor: having an affair! It happened not just once, but many times. At first my friend just felt suspicious but he neglected it. Furthermore, he secretly investigated. Surprisingly he found that his boyfriend was very good in acting. He played innocence and pretended to be the most sacred creature. But unfortunately the reasons he put forward were often unreasonable and even made my friend became more suspicious.
The worst incident happened last July, when his beloved and my friend travelled to Singapore and Malaysia separately. Firstly my friends went to Malaysia a few hours before his beloved, for Malaysia permit tourists to carry cigarettes freely (my friend was a smoker). Meanwhile his boyfriend went there later via Singapore. Why did not they come together? Well, they didn’t want my friend’s parent know they go on vacation together (his boyfriend was an employee of my friend’s mother and he took a leave to visit his grandmother in Solo).

In Malaysia my friend waited for his boyfriend at bus station (I forget the name of the area) because he has not enough time to book a hotel. Didn’t want to miss the arrival of his boyfriend, my friend was willing to sleep in the terminal. Until the next morning his boyfriend has not arrived in Malaysia! Almost noon, his boyfriend at last appeared by reason of stray on the border between Singapore and Malaysia and has no transportation to Kuala Lumpur. 6 months later, my friend uncovered the real reason his boyfriend did not appear that night in Kuala Lumpur. The real reason was not no buses, but his boyfriend made love with another person at a hotel in Singapore. The person then commented in his boyfriend status at Tagged.com. He said something like :
"I remembered the night when you came to Singapore and we made love. I like the way you made love..." That exposed his boyfriend’s lie. Surprisingly, his boyfriend has a lot of friends in Indonesia and foreigners (including western people!). He is really an asshole. From incidents such as those experienced by my friend, make me feel so sad and think whether loyalty never exists in gay world. Does gay just look for sex alone? Certainly a lot of gay will oppose this idea. Yes, indeed I have seen a relationship of two gay men who love each other with no cheating. But the case is rare. Most often occurred and I saw even I experienced myself is the lack of loyalty in the gay world (perhaps this is felt also in the straight. But this time I only discussed the gay group). Most of our group tend to shout loudly boasted loyalty and trying to look convincing in front of others that we are a worshiper of loyalty. But in fact, in practice, the result is ZERO. ZERO!

So I think again and ask, “What the heck is in the minds of people who like the boyfriend in the above story?” If they could not love and be tied with their spouse, why would they want to bind to a relationship? If the reason is the need for sex, I think without having committed to one partner they can get sexual satisfaction. And they can even have very wild sexual adventure without causing others felt hurt, betrayed, and complicated by quarrels. After all, they can find one-night-stand or making no-status-relations if they need a little attention. Since what-called gay relationships were considered somewhat sacred, even many gays assume that courtship is like a husband wife relationship.

Another reason a gay man betrays his partner is revenge. Because he feels betrayed and hurt by a previous partner. So he pours his feelings of disappointment to the next partner, with the aim that other will feel the same. This gay has narrow mind and below average intelligence. They tend to be more egoistic than use common sense!
Open up your mind! Try to imagine, if you take revenge on your new spouse and make your partner feel slumped even more severe than whatever you feel about your ex. Perhaps you feel proud, but are you satisfied? Is there any advantage to you? The answer is no. Why? The reason is you will never get satisfied. That sort of thing will only bring negative impact on you and your self-image. Why? Maybe your partner feels the same way you feel and he becomes like you. He will find another victim to fulfill his resentment. Even maybe he does worse. So it will roll endlessly, from one gay to another.

And when one day you think to live well and start from scratch and throw away your revenge. At that moment you start trying to build a serious relationship, but it turns out that your spouse is the victim of treason who is looking for other victims. And then he hurts you and betrays you. So you go back in the same deep hole. Maybe that way you will say, "No one in gay world is really loyal." I will say that you are wrong. It was not loyalty that does not exist, but you who make no loyalty. So the effect back to yourself too, right? If you want to take revenge, do it to the gay who hurt you not to an innocent person.
I also find gays who manipulate circumstances and feelings for a particular purpose. They bring you love to quench their sexual desire or get even money (have a luxurious life).
Please gays, stop hurting people. We are the marginal group. The slightest mistake we make the rumors that we get from a group calling itself STRAIGHT getting worse. Change your mindset, and begin to scatter the good and stop hurting people!
__________________________________________________

Banyak hal terjadi dalam kehidupanku dua tahun belakangan ini. Dan banyak hal pula yang aku saksikan di depanku dan membuat aku mendapat satu pembelajaran sekaligus bertanya-tanya. Well, ini mengenai hungan asmara para GAY.
Aku menyaksikan perjuangan salah satu sahabatku dalam mempertahankan hubungannya. Mungkin lebay-nya aku akan berkata, "memperjuangkan hingga titik darah penghabisan." Lebay sekali bukan? Aku menyaksikan bagaimana ego dua pribadi bermain di sana dan membuahkan konflik demi konflik. Hingga akhirnya sahabatku memutuskan untuk menyerah dan memilih berpisah, setelah nyaris dua tahun mempertahankan hubungannya dengan si kekasih tercintanya. Tepatnya kemaren siang tanggal 7 November 2010.
Semua itu terjadi karena satu faktor: SELINGKUH! Hal itu terjadi bukan hanya sekali. Akan tetapi berulang kali.

Awalnya sahabatku hanya menaruh curiga yang tak beralasan. Dan dari satu kecurigaan pertama masih dapat ditampik oleh si Kekasihnya. Selanjutnya, dia menyelidiki diam-diam.
Mengenai si Kekasih, sungguh pemuda itu sangat pandai sekali berakting. Memasang muka innoncent di depan kami, berpura-pura menjadi mahluk yang paling suci. Tapi sayang alasan-alasan yang dia kemukakan sering kali tidak masuk akal dan malah membuat sahabatku semakin terpancing untuk curiga.
Yang terparah adalah kejadian sekitar bulan Juli lalu, saat itu dia (si Kekasih) dan sahabatku bepergian ke Singapur dan Malaysia. Sahabatku berangkat terlebih dahulu ke Malaysia beberapa jam sebelum si Kekasinya, sebab Malaysia membebaskan turis membawa rokok. Maklum sahabatku itu perokok. Sementara si Kekasihnya berangkat kemudian(beberapa jam setelah sahabatku) dengan tujuan Singapur. Kenapa mereka tidak memilih untuk berangkat bersama dalam satu pesawat yang sama? Well, alasannya adalah supaya tidak ketahuan orangtua dari sahabatku bahwa mereka pergi berlibur berdua(Maklum si Kekasih adalah karyawan dari ibu sahabatku, dan dia mengambil cuti dengan alasan ingin menjenguk neneknya di Solo).
Sampai di Malaysia sahabatku menunggu kekasihnya di terminal bus (aku lupa nama daerahnya) karena belum sempat memesan hotel. Sangking setianya menunggu, sahabatku itu sampai rela tidur di terminal. Sampai pagi harinya pun si Kekasih belum juga sampai ke Malaysia.
Mendekati siang, barulah si Kekasih muncul. Dengan alasan nyasar di perbatasan antara Singapur-Malaysia dan tidak ada lagi kendaraan yang menuju ke Kualalumpur.
Dan ternyata, kemaren pagi baru terbongkar alasan sesungguhnya si Kekasih tidak muncul malam itu di Kualalumpur. Alasan sesungguhnya bukan tidak ada bus, melainkan si Kekasih tidur dengan orang lain di sebuah Hotel di Singapur. Orang tersebut adalah kenalan si Kekasih dari Tagged.com. Dan kebohongan ini pun terungkap berdasarkan sebuah Message di akun tegged.com milik si Kekasihnya. Kira-kira seperti ini bunyinya:
"Aku jadi teringat pada malam saat kamu datang ke Singapur dan kita bercinta. Aku suka cara bercintamu."
Kira-kira seperti itulah jika di terjemahkan bahasanya.
Masih banyak sebenarnya isi dari pesan-pesan di Tagged.com yang menjadi pemicu terbongkarnya kebohongan demi kebohongan. Dan bukan cuma pada satu orang Singapur itu saja, masih banyak yang lainnya. Dari orang Indonesia sampai orang Bule. Bahkan sejak delapan bulan yang lalu. (Waw benar-bena 'Ass Hole')
Dari kejadian-kejadian seperti yang di alami oleh sahabatku, sempat membuat aku merasa miris. Dan berfikir 'apakah kesetian dalam dunia gay itu memang tidak ada?' 'Apakah gay itu cuma mencari sex semata?'
Mmm, well, pasti banyak gay yang akan menentang jika di bilang mereka hanya mencari sex(termasuk saya sendiri). Sementara mengenai kesetiaan, jujur sampai saat ini pun saya masih berjalan untuk menemukan jawabannya.

Ya, memang saya pernah menyaksikan suatu hubungan asmara dua gay yang saling mencintai dengan tidak selingkuh. Dalam melewati tahun-tahun panjang mereka. Tapi hal demikian terbilang sangat jarang.
Paling sering tejadi dan aku saksikan bahkan aku alami sendiri adalah minimnya kesetiaan di dalam dunia Gay (mungkin hal semacam ini dirasakan juga dalam dunia Straight. Tapi kali ini aku hanya membahas mengenai kelompok gay). Kebanyakan dari kelompok kita cenderung berkoar lantang meneriakkan kesetiaan dan berusaha tampil meyakinkan di depan orang lain bahwa kita adalah penjunjung kesetiaan. Tapi pada kenyataannya, pada prakteknya, hasilnya adalah NOL. ZERO!
Lantas aku berpikir lagi dan bertanya; Apa sih yang ada dalam pikiran orang-orang yang seperti si Kekasih pada kisah di atas tadi? Kalau mereka tidak bisa mencintai dan terikat dengan satu pasangan saja, kenapa mereka mau mengikat dan terikat dengan suatu hubungan? Jika alasannya adalah kebutuhan akan Sex, aku rasa tanpa harus terikat pada satu pasangan pun mereka bisa mendapatkan kepuasan sex. Dan bahkan bisa melakukan petualangan sex seliar-liarnya tanpa menyebabkan orang lain merasa disakiti dan dikhianati. Dan tanpa ribet dengan pertengkaran. Toh, mereka bisa mencari One Night Stand atau jika mereka butuh sedikit perhatian jalinlah dalam bentuk HTS (Hubungan tanpa Status). Mengingat dalam dunia Gay hubungan yang disebut Pacaran itu dianggap agak sakral, bahkan sebangian menganggap pacaran itu adalah hubungan laiknya suami istri.
Alasan lain seorang gay yang menghianati pasangannya adalah balas dendam. Karena sebelumnya dia pernah merasa dikhianati dan disakiti oleh pasangan sebelumnya. Sehingga dia melampiaskan perasaan kecewanya tersebut pada pasangannya yang selanjutnya, dengan tujuan agar orang lain turut merasakan apa yang dirasakannya sebelunya. Orang atau pribadi yang seperti ini adalah pribadi berpemikiran sempit dengan kecerdasan emosional dibawah rata-rata, sebab mereka cenderung lebih memeperdulikan ego dari pada akal sehat!
Bukalah pikiran anda. Coba anda bayangkan, jika anda melampiaskan dendam anda pada pasangan anda yang baru, menghianatinya sedemikian rupa hingga pasangan anda merasa terpuruk bahkan lebih parah dari apa yang pernah anda rasakan terhadap mantan anda. Mungkin satu sisi anda merasa bangga. Tetapi apakah anda puas? Adakah keuntungannya bagi anda? Jawabannya adalah tidak. Kenapa? Karena anda tidak akan pernah puas, dan hal semacam itu hanya akan membawa dampak negatif pada diri anda dan image diri anda.
Kenapa begitu? Karena, belum tentu orang yang anda jadikan tumbal pelampiasan sakit hati anda tersebut, menyimpan lukanya sendiri dan berdiam diri. Bagai mana jika dia merasa sakit hati dan jadi pendendam seperti anda? Kemudian dia menyakiti orang lain lagi seperti anda menyakitinya atau bahkan lebih parah, kemudian yang tersakiti itu pun dendam lagi dan menyakiti yang lain dari yang lainnya lagi. Dan selanjutnya terus begitu.
Dan ketika suatu saat anda berpikir untuk hidup baik-baik dan memulai dari awal serta membuang dendam anda. Pada saat itu anda mulai mencoba untuk membina satu hubungan serius, tapi ternya pasangan anda adalah si Korban penghianatan yang sedang mencari korban pelampiasannya. Dan dia menyakiti anda dan menghianati anda. Dan anda kembali terpuruk dalam lubang yang sama. Mungkin saat seperti itu anda akan bilang, "dunia gay tidak ada yang benar-benar setia."
Aku akan bilang, anda salah besar. Bukan kesetian yang tidak ada, melainkan anda yang membuat kesetian itu menjadi tidak ada. Imbas atau dampaknya kena ke diri anda juga, kan? Jika anda ingin membalas rasa sakit hati anda, balaslah pada orang yang telah menyakiti anda. Bukan orang baru yang tidak berdosa namun turut menanggung kekecewaan anda.
Hal lain lagi, banyak juga aku menemukan para Gay yang memanipulasi keadaan dan perasaan untuk tujuan tertentu. Mengatasnamakan Cinta demi mendapatkan tempat pelam piasan hasrat sexualnya atau bahkan uang(kehidupan yang WAH).
Mmmm, Please Guys, Stop hurting people. Kita adalah golongan kelompok Marginal. Sedikit saja kesalahan yang kita buat maka gunjingan yang kita peroleh dari kelompok yang menamakan dirinya STRAIGHT semakin parah. Ubahlah pola pikir anda, dan mulailah tebarkan kebaikan and stop hurting people!


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home